E I T H E R D E A T H O R L I F E
•
•
•
d o u b l e A"Bagaimana kondisi vitalnya?"
"Stabil."
"Bagus, kita lanjutkan ke stage berikutnya."
"Baik."
Beberapa orang berpakaian jas dokter tengah melakukan eksperimen kepada seorang gadis yang terbaring di atas brankar besi yang kini ternodai darah segar miliknya. Mata gadis itu dengan sayu menatap langit-langit ruangan serba putih tersebut dengan berbagai macam alat di dalamnya.
Deruan napasnya sungguh tidak teratur, bahkan bibirnya yang pucat sesekali meraup oksigen. Tubuhnya penuh dengan luka serta bekas jarum suntik di mana-mana. Perutnya memiliki luka lebar di sana menampilkan organ dalamnya. Darah kini merembes turun membasahi lantai. Tak satupun orang yang berada di sana kasihan dengan kondisi gadis tersebut.
Gadis itu berasal dari panti asuhan Kirin. Ia mengira jika ia berada di panti asuhan, dirinya akan mendapatkan kasih sayang, tetapi sayang sekali keinginannya itu harus terkubur rapat-rapat. Sebab, panti asuhan itu berfungsi sebagai penampung anak-anak yang akan menjadi bahan eksperimen.
Saat itu, ia dibawa pergi oleh pemilik panti menemui seseorang, awalnya gadis itu berpikir bahwa ia akan di adopsi. Tetapi ekspektasi miliknya meleset sangat jauh dengan kenyataan yang ia alami saat ini. Penyiksaan yang ia alami ini sungguh menyiksa fisik maupun batinnya. Eksperimen yang terjadi pada tubuhnya sudah berlangsung lama dan entah kenapa selalu berjalan baik tetapi rasa sakit yang ia terima sungguh menyakitkan.
Dari kecil, ia tidak pernah tau wajah orang yang melahirkannya. Ia sangat ingin merasakan bagaimana rasanya kasih sayang itu. Yang ia tahu hanyalah rasa sakit dan hampa. Matanya yang sayu saat ini melirik sekitar. Rasa sakit terus saja menghantam tubuhnya.
Sakit.
Rasanya sakit.
Aku ingin mati.
Lebih baik mati.
Kumohon!
Rasanya menyakitkan.
Setetes air mata kini turun membasahi pipinya. Sungguh ia berharap lebih baik mati daripada tersiksa begini. Di siksa hingga ambang batas itu sungguh menyakitkan. Ia berharap percobaan kali ini akan membunuhnya. Matanya melirik seseorang yang mengendalikan eksperimen ini. Beberapa orang mulai membawakan berbagai serum dan uji coba yang siap di jalankan untuk hari ini.
"Bawakan serum terbaru itu."
"Apa anda yakin, Tuan?" Tanya sang bawahan.
"Ya, kurasa ia akan bertahan."
"Baik."
Bawahan itu membawakan sebuah kotak kecil dan membukanya. Di sana terlihat satu jarum suntik dengan satu botol berisi cairan berwarna ungu pekat. Bawahan itu segera memberikannya pada tuan yang sedang bereksperimen pada gadis itu.
"Ini serumnya, Tuan."
"Persiapkan alat lainnya, lalu kalian tetap pantau tanda vitalnya. Aku tidak ingin objek berhargaku mati di tengah eksperimen."
"Baik, Tuan."
Bawahan itu kini menyuntikkan serum tersebut ke tubuh gadis tadi. Awalnya tidak terjadi apa-apa, sekarang gadis itu menggeliat tidak nyaman. Mengerang dengan keras beberapa kali sambil memuntahkan darah segar.
ARRGHHH!
"Kondisi subjek vital masih stabil."
"Bagus."
KAMU SEDANG MEMBACA
Either Death or Life (reverse harem); Kimetsu no Yaiba
أدب الهواةTamura Miki adalah seorang anak yang dijadikan kelinci percobaan oleh Panti Asuhan yang merawatnya sejak kecil. Tubuhnya yang ringkih dimasuki beberapa jenis obat-obatan olen para pria berjas putih. Hidupnya hampa, bagaikan langit malam tanpa Bulan...