44. Mirror Mirror on the Wall

360 48 15
                                    

Warn, typos in everywhere
Jangan lupa untuk vote

Kimetsu no Yaiba masih hype ga sih?? aku ngerasa karena udah dianimasiin jadi ga se-hype dulu lagi deh :(

d o u b l e A
E I T H E R D E A T H O R L I F E




Pertarungan masih berlanjut dengan sengit. Miki beberapa kali mengelak serangan sabit Gyuutaro. Iblis bulan atas nomor enam melemparkan sabitnya secara membabi buta. Ia menyerang Miki bersamaan dengan Uzui. Di samping mereka, trio Kamaboko sendiri berhadapan dengan Daki. Berkat bantuan Inosuke, pertarungan mereka sedikit lebih ringan.

Tanjiro mengerut bingung. Padahal sedari tadi hanya ada satu iblis yaitu si iblis wanita. Tapi, kenapa sekarang iblisnya bertambah satu. Tanjiro benar-benar tidak habis pikir. Uzui Tengen berada di belakang pemuda bersurai merah dengan cepat. Melindungi bocah tersebut dari serangan yang ada. Sedangkan Inosuke mencecar Daki dengan nafsu yang tinggi. Ia tertawa saat kaki serta tangan Daki terpotong oleh bilah pedang milik Zenitsu.

Tanjiro berlari ke arah Gyuutaro sembari menodongkan pedang yang berlapis warna hitam. Uzui telat menyadari pergerakan pemuda tersebut dan membiarkan jatuh pada kubangan ular. Uzui mendecih lalu menghadang pergerakan Tanjiro. Sayangnya, hal tersebut tak berlaku pada pemuda bermanik merah gelap. Ia berteriak kencang lalu menghunuskan pedang ke arah sang iblis.

Sialan.

Jantung Uzui dibuat berdentum keras tatkala kedua bola matanya menangkap sabit runcing yang mengarah ke arah dagu Tanjiro. Beruntung gadis bersurai musim panas datang tepat waktu dengan memangkal sabit Gyuutaro menggunakan pedangnya. Miki memeluk Tanjiro lalu melompat ke belakang. Napas sang gadis tidak karuan. Ia memeriksa wajah sang adik. Wajah gadis itu dipenuhi guratan cemas. Miki mendesah lega saat tidak mendapati luka apapun. Gadis itu berhasil mencegah tertusuknya Tanjiro dengan sabit beracun.

Salah satu istri Uzui bernama Hinatsuru datang dengan selusin kunai yang diluncurkan secara bersamaan. Namun, racun yang terkandung pada kunai tersebut hanya berefek sementara di tubuh Gyuutaro. Iblis itu melompat guna menjadikan Hina sebagai sandera. Miki tentu tidak tinggal diam. Ia memasang kuda-kuda dan melancarkan serangan.

"Ketsueki no Kokyu, ni no kata: Bakuhatsu Ketsuryuu." (Pernapasan Darah, teknik kedua: Peledak Aliran Darah)

Setiap sayatan yang ia berikan kepada Gyuutaro membuat syarafnya meledak. Iblis itu terguling lalu tertimpa reruntuhan bangunan. Miki tidak boleh menjadi lemah hanya karena satu serangan pernapasan darah yang ia lepaskan. Dirinya harus bertahan hingga akhir yang mana pertarungan ini lebih menyusahkan. Gadis itu bahkan belum ke tempat para pelayan juga adik angkatnya. Gundah melanda diri sang gadis. Pikirannya saat ini tengah berkecamuk dahsyat.

Gyuutaro menggeram tidak suka. Tubuhnya kembali beregenerasi. "Wanita sialan. Kau sangat mengganggu."

Iblis itu memberingsut lalu melayangkan serangan secara beruntun. Uzui tidak diam saja. Ia mendorong Miki cukup keras dan menghantam Gyuutaro. Dentingan pedang dan sabit terdengar keras di telinga mereka. Mata gadis itu melebar tatkala tubuh sang Pilar Suara terkena racun iblis tersebut. Sebelum Gyuutaro melancarkan serangan berputar, jubah layaknya api menjadi penengah di antara mereka.

"Yomoya, yomoya. Aku baru tahu jika ada iblis buruk rupa di kota yang indah ini."

Seorang pria dengan pedang bagai kobaran api terlihat hebat di antara pertarungan sesak. Uzui melebarkan mata tatkala obsidian ruby bersitatap dengan obsidian emas di hadapannya. Kyojuro berhasil memotong kedua lengan iblis itu hingga membuatnya mundur.

"Rengoku-san?! Bagaimana kau bisa ada di sini?" Uzui bertanya dengan kaget. Bahkan ia sulit mengontrol keterkejutannya.

Kyojuro tertawa mendengar pertanyaan yang keluar dari kedua belah bibir Uzui. Sang Pilar pun mengangkat tangan lalu saling menepuk pada tangan Uzui. "Insting seorang teman selalu bekerja."

Either Death or Life (reverse harem); Kimetsu no YaibaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang