28. Two white butler

1.4K 236 32
                                    

Warn, typo in everywhere
Jangan lupa untuk vote

d o u b l e A
E I T H E R D E A T H O R L I F E



Eh kebablasan sampe malem. Yodah yuk lanjut baca bestie~


Miki yang sedang memakan dango bersama kedua pelayannya hanya menatap langit siang hari dengan bosan. Sudah seminggu berlalu saat mengenalkan kedua pelayannya pada Kagaya dan tentu saja kedua iblisnya. Ia benci mengatakan bahwa Sanemi tidak marah ataupun mengamuk, mungkin karena faktor rasa bersalah akan ucapannya tempo minggu yang lalu. Ya, Miki tidak pernah menganggapnya serius. Toh, jika ucapan orang itu masuk telinga kanan akan keluar dengan sendirinya ke telinga kiri. Bahkan, ia pun sudah lupa pria bersurai putih itu berbicara apa.

Omong-omong Sabito. Ia menyesal karena telah menyelamatkannya. Bagaimana bisa ketampanannya saat menjadi Pilar begitu terekspos. Ia rasa Sabito melampaui ketampanan seorang Uzui Tengen. Untung saja waktu itu tidak ada Giyuu dan hanya ada Makomo. Bisa-bisa pria itu akan merengek manja karena dirinya terlalu menempel pada Sabito. Tapi, ketampanan orang itu benar-benar melampaui semesta.

Tanpa sadar pipi Miki bersemu merah. Konharu yang melihat pun bertanya-tanya, apa yang terlintas di pikiran Nonanya. Sedangkan Kyuzaki masih setia memandang wajah Nonanya yang tengah bersemu sembari menangkup wajahnya. Sesekali pria putih itu tersenyum girang hanya karena wajah Miki yang semakin bersemu merah.

"Ojou-sama?" Konharu memanggil Miki sembari menghabiskan tiga tusuk dango.

Kyuzaki yang baru memakan satu tusuk dan melihat bahwa sebentar lagi makanannya akan habis, menjitak kepala pria bersurai abu-abu panjang tersebut. "Konharu-san, jangan habiskan makanannya. Ojou-sama bahkan belum selesai menghabiskan satu tusuknya."

Konharu yang membenarkan perkataan Kyuzaki menaruh kembali tusuk dango yang baru ingin dia makan kembali. Ia melambaikan tangan di depan wajah Miki. Gadis itu tetap termenung dengan wajah memerah. "Ojou~"

Pria bersurai putih salju yang tidak tahan dengan ketidakfokusan Miki maju mendekat. Meniup telinganya pelan. "Fuuuuh~ Ojou-sama.."

Bulu kuduk sang gadis meremang. Ia secara reflek menampar Konharu yang notabene sedang memakan kembali dangonya. Menyebabkan satu buah dango lolos dari dalam mulutnya dan terjatuh ke bawah. Wajah Miki yang datar seperti tanpa dosa membuat pria kuat yang merangkap sebagai pelayan putihnya menggeram rendah.

Konharu berdeham pelan. "Apa yang ada di dalam pikiran Ojou-sama? Kenapa Ojou-sama terlihat sangat terkejut?"

Pertanyaan Konharu yang belum terjawab oleh Miki ditimbun dengan pertanyaan milik Kyuzaki.

"Ojou-sama sedang berpikir hal yang kotor ya?" Tanya Kyuzaki tiba-tiba.

Konharu yang sudah syok karena tertampar oleh Miki, dibuat syok lagi dengan ulah dari pelayan kedua milik Nonanya itu. Pria itu memberi syarat untuk menutup mulutnya dengan menyilangkan kedua jemari telunjuknya di depan bibir. Konharu kembali keringat dingin melihat hawa yang dipancarkan oleh Miki. Semua ini benar-benar salah Kyuzaki.

Pelayan putih milik Miki yang kedua sangat tidak paham akan situasi. Ia memiringkan kepala guna melihat wajah Miki dari bawah. Kyuzaki mengedip beberapa kali hingga perkataan keluar lagi dari bibirnya. "Sudah sampai tahap mana? Apakah nikmat?"

Konharu sangat ingin menjual anak tersebut pada pedagang gelap. Pria tersebut ingin merasakan bagaimana rasanya menonton seseorang yang dekat dengan kita dicincang hidup-hidup. Pasti akan terasa sesak sebelum tertawa keras. Tapi itu tidak mungkin terjadi. Jika hal tersebut ia lakukan. Saat kembali ke Kediaman Tamura, Miki akan lebih dulu membunuh Konharu dengan mengeluarkan segala isi perut dan dadanya.

Either Death or Life (reverse harem); Kimetsu no YaibaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang