Warn, typos in everywhere
Jangan lupa untuk vote⭐Hola, fellas! Sekian purnama tidak update. Akhirnya aku update! Aku keseringan cosplay sampai lupa projek satu ini. Selamat membaca~
d o u b l e A
E I T H E R D E A T H O R L I F E
•
•
•"Suma! Berhenti berlagak menjadi orang yang lemah!" Wanita itu terus melesatkan kunainya pada selendang sialan yang terus saja menyerang mereka.
Sedangkan yang dimarahi hanya menangis dan mengeluarkan rengekan sembari memotong selendang. "T-tapi Makio-san, aku hanyalah pecundang tidak berguna. Bahkan aku yang tertangkap lebih dulu."
Iblis selendang tertawa mendengar pernyataan dari wanita bersurai hitam dengan nama Suma. Ia berkata bahwa semua itu adalah kebenaran yang tak dapat disembunyikan lagi. Bahwasanya Makio yang kelewat kesal pun melemparkan empat kunai ke bibir selendang. Ia menampar pipi wanita yang sudah ia anggap sebagai adik sendiri. "Kau ini bodoh ya! Tengen-sama selalu memuji kita bertiga dan sekarang tunjukkan kemampuanmu agar dapat pujian yang melimpah."
Setelah dimarahi, Suma menghentikan tangisan dan fokus pada iblis itu. Inosuke berusaha menebas selendang tersebut dengan susah payah. Bagaimana dengan Miki dan para pelayannya? Mereka hanya diam. Awalnya, Kyuzaki ingin membabat habis selendang itu, namun, tangan sang gadis menahan dadanya agar tidak pergi dan memperhatikan apa yang terjadi selanjutnya. Inosuke menyadari satu hal janggal. Bahwa itu bukanlah tubuh asli sang iblis.
"Keparat itu... ini bukan tubuh aslinya. Oi, wanita berambut aneh, jangan hanya berdiam—" Niat awal Inosuke hanyalah ingin memberitahu Miki untuk segera melakukan serangan pada iblis selendang. Namun, sudut matanya tidak bisa teralihkan dari pemuda bersurai pirang yang melesat cepat. Ia mengeluarkan nichirin dengan ukiran petir lalu memotong selendang hanya dalam sekali kedipan mata.
"Aku harap kau tidur selamanya, Monitsu."
Konharu bersiul saat melihat hal tersebut. "Wow, siluman boneka kokeshi itu sangat kuat. Siapa dia?"
Kyuzaki mengerutkan kening berusaha mengingat kembali siapa yang memiliki surai kuning di antara anggota pemburu iblis. "Aku rasa dia adalah Agatsuma Zenitsu."
"Ah Zenits— HAH APA? JELMAAN KOKESHI ITU ZENITSU?! Oujo-san, apakah itu benar?"
Konharu menatap tidak percaya. Bagaimana bisa seorang bocah ingusan seperti Zenitsu mempunyai bakat yang sangat hebat. Pria bersurai kelabu itu ingat saat terakhir kali bertemu dengan pemuda pirang adalah saat Zenitsu tengah menggoda seorang gadis di kediaman kupu-kupu dan berakhir mendapat hadiah bogeman.
Miki menjawab keterkejutan Konharu dengan mengangguk pelan. Hal itu sontak saja membuat pria bermanik hijau daun hampir limbung. Sebuah dentuman keras terdengar di seluruh penjuru gua. Seorang pria berotot dengan dua pedang miliknya datang guna menyelamatkan semua orang yang ada di sana. Makio dan Suma tertegun saat melihat orang itu. Uzui Tengen datang.
Saat ini ia tidak terlalu dibutuhkan. Justru pikirannya melambung pada Tanjiro yang akan mendapatkan luka di tubuhnya akibat jalang sialan itu. Miki menyuruh kedua pelayannya untuk memegang bahu. Selanjutnya ia menggunakan teleportasi agar cepat sampai pada medan arena milik Tanjiro. Pikirannya berkecamuk. Pasalnya, banyak rumah yang ada di daerah tersebut telah hancur.
Kedua elemennya menangkap pergerakan di atap. Ia melihat Tanjiro yang berlumur darah. Dengan segera melompat dan mengabaikan teriakan Kyuzaki memanggil namanya. Iblis wanit itu terkejut begitu melihat Miki. Seluruh tubuhnya bergetar bukan main.
"Tanjiro, kau tidak apa-apa?" Tanya Miki kepada pemuda bersurai merah di sampingnya.
Ia terlihat tidak baik-baik saja mengingat darah yang merembes ke matanya. "Aku masih bisa melanjutkannya, nee-san."
KAMU SEDANG MEMBACA
Either Death or Life (reverse harem); Kimetsu no Yaiba
FanfictionTamura Miki adalah seorang anak yang dijadikan kelinci percobaan oleh Panti Asuhan yang merawatnya sejak kecil. Tubuhnya yang ringkih dimasuki beberapa jenis obat-obatan olen para pria berjas putih. Hidupnya hampa, bagaikan langit malam tanpa Bulan...