Warn, typo in everywhere
Jangan lupa untuk vote⭐d o u b l e A
E I T H E R D E A T H O R L I F E
•
•
•Kelopak sang gadis terbuka menampilkan sebuah mutiara biru dengan elemen yin dan yang tepat di bola matanya. Bibirnya meringis tatkala merasakan pening yang melanda kepalanya. Ia mendudukan dirinya dan bersandar pada sisi ranjang. Sinar mentari yang menyorot matanya sedikit mengganggu. Pakaiannya tidak berganti sama sekali. Tongkat nichirin beserta tas kecil yang selalu ia bawa kemana pun berada di pojok ruangan. Di mana dirinya sekarang? Bukankah seharusnya Miki saat ini berada di ruang perawatan bersama dengan Inosuke dan Zenitsu. Jemarinya mengusap pelipis dan merematnya pelan. Kepalanya benar-benar pening.
Pintu ruangan tersebut bergeser, memperlihatkan seorang gadis dengan gaya rambut twintail. Raut wajah Miki tetap datar layaknya papan tulis dan enggan merubah mimiknya menjadi tersenyum. Gadis itu membawa nampan berisi segelas air putih dengan gelas lain berisi cairan berwarna hijau. Miki tahu itu adalah musuh terbesar Zenitsu; Obat.
"Ternyata kau sadar dalam waktu yang cepat." Gadis dengan raut wajah tegas namun lembut itu menaruh nampan pada nakas yang ada di samping ranjang Miki.
"Ini di mana?" Tanya Miki pelan. Matanya masih menatap ke arah obat. Indera pengecapnya tiba-tiba merasakan rasa pahit. Dengan segera ia menggelengkan kepala dan merubah sugestinya pada obat tersebut.
Gadis itu mengambil tangan Miki dan mengecek nadinya. "Kau berada di ruanganmu sendiri. Nadimu sangat normal. Jangan lupa minum obat ini. Kalau pahit kau bisa langsung meminum air putih."
Miki mengambil gelas yang berisi cairan hijau kental. Ia bergidik ngeri saat membayangkan obat tersebut melewati tenggorokannya. Apa akan berjalan lancar? Dengan berat, ia meneguk cepat obat tersebut. Rasa pahitnya keterlaluan pantas saja Zenitsu meraung-raung saat disuruh minum obat. Ia menenggak air putih sampai habis. Pahit yang berada di tenggorokannya berangsur mereda.
Gadis berkuncir dua yang melihat Miki meminum obatnya dengan benar, merubah ekspresinya menjadi senang. Senyum lebarnya mengembang tidak karuan pada wajah manis sang gadis. "Hebat! Kau berbeda dari bocah kuning itu."
Ia mengambil nampan lalu berbalik hendak pergi dari ruangan yang Miki tempati.
"Tunggu." Sergah Miki. Orang itu berbalik, melemparkan pertanyaan melalui tatapan. Miki berdeham guna menghilangkan canggung. Ia harus pandai berbasa-basi walau sudah tahu faktanya. "Si-siapa namamu?"
Gadis itu tersenyum senang. "Kanzaki Aoi. Semoga kedepannya kita dapat berteman. Istirahatlah!"
Pintu tertutup. Meninggalkan Miki sendiri di dalam ruangan. Ia berada di kediaman Kupu-Kupu. Kediaman yang ditempati Kanae juga adiknya, Shinobu. Miki baru tersadar jika Pilar sudah berganti. Berarti yang meneruskan sang kakak adalah Shinobu. Gadis itu tersenyum kecil karena menyelamatkan Kanae sehingga sifat Shinobu tidak berubah drastis.
Bagai petir menyambar, gadis itu baru ingat jika Nezuko akan ditusuk oleh pria gila ubanan. Miki berlari keluar menuju kediaman Ubuyashiki. Gadis itu ingin menggunakan kekuatan teleportasi, namun, dirinya masih terlalu lemah. Peluh bercucuran membasahi kimono miliknya. Walaupun sempat tersandung karena akar pohon yang mencuat keluar ia tidak menghentikan langkahnya.
Obsidian sang gadis menangkap seorang pria yang menenteng sebuah kotak kayu di tangan kanannya. Miki menggeram saat melihat orang tersebut. Dengan buru-buru ia mencengkram lengan pria tersebut di hadapan semua orang. Miki menatapnya tajam.
Tanjiro yang berada di bawah kungkungan Obanai melebarkan matanya tidak percaya. Ada buncahan rasa senang di dalam dirinya. Tanjiro mulai memberontak lagi. "Onee-san!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Either Death or Life (reverse harem); Kimetsu no Yaiba
Fiksi PenggemarTamura Miki adalah seorang anak yang dijadikan kelinci percobaan oleh Panti Asuhan yang merawatnya sejak kecil. Tubuhnya yang ringkih dimasuki beberapa jenis obat-obatan olen para pria berjas putih. Hidupnya hampa, bagaikan langit malam tanpa Bulan...