5 - Sama Aja

853 216 28
                                    

Awalnya, Asahi memang nggak pernah sekalipun kepikiran buat pindah kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awalnya, Asahi memang nggak pernah sekalipun kepikiran buat pindah kelas. Tapi, sejak awal juga dia merasa passion-nya lebih cenderung IPA dibanding IPS. Dan kalau bukan kecerobohannya salah masuk kelas saat hari pertama, mungkin urusannya nggak bakal seribet ini. Lagi pula, Kepala Sekolahnya juga teledor, padahal Asahi sudah jelas-jelas mengatakan kalau ia ingin masuk IPA. Tapi karena pendengaran Bapak Jiyong yang sudah minim, berakhirlah Asahi tergusur di kelas IPS.

Dan bodohnya lagi, Asahi nggak sadar kalau salah kelas dan berakhir ketempelan. Iya, ketempelan sama makhluk yang lebih aneh dari alien bernama Ryujin.

Di kelas IPA, lagi-lagi Asahi harus menelan bulat-bulat pemikiran kalau para penghuninya bakal lebih 'kalem'. Karena nyatanya sama aja. Asahi nggak tahu harus bersyukur atau mengumpat, pas tahu kalau ada yang satu spesies dengan Ryujin. Ia senang berpisah dengan Ryujin, tapi harus mengumpat dalam hati kala dirinya ketempelan untuk kedua kali karena ulah cewek cantik, Winter.

"Argas, kamu ganteng. Jadi pacarku, yuk? Hihihi," ajak Winter dengan kikikan yang membuat Asahi berpikir kalau cewek ini titisan Mbak Kun.

Asahi melirik sinis, sebelum kemudian cowok itu mendesis. "Gendheng."

Karena jujur, Asahi risih banget karena Winter nggak jauh beda dengan Ryujin, tapi dengan versi lebih agresif. Cewek itu bahkan secara terang-terangan merapatkan tubuhnya sendiri sampai hampir menempel pada Asahi kalau aja cowok itu nggak sigap memberi jarak. Tindakan itu nggak memungkiri Asahi kalau ternyata sukses membuatnya panas-dingin. Asahi heran, mau sampai kapan dia dikelilingi cewek-cewek modelan begini? Asahi nggak benci Ryujin ataupun Winter, dia cuma risih sama cewek bawel, itu aja.

"Kamu jutek, dingin, galak lagi." Winter cemberut, memajukan bibir bawahnya dengan harapan Asahi akan luluh setelah melihat wajah imutnya, meski gagal. "Tapi aku sayang, soalnya kamu tipeku banget! Hehehe."

Kalau dibolehkan, mungkin Asahi bakal teriak begini sekencang mungkin di depan wajah Winter saat itu juga. "Sabodo teuing atuhlah, nggak ada yang nanya juga, urusannya sama gue apaan, anjrit?!"

Tapi nyatanya, Asahi cuma diam dengan telinga tersumpal earphone. Sementara di samping bangku tempatnya duduk, Winter masih mengoceh panjang-lebar dikali tinggi. Sekali lagi, Winter berusaha mengalihkan perhatian Asahi agar tertumpu padanya, dan sekali lagi ia gagal. Asahi cuma mau tenang dan nggak ada gangguan, ternyata masih ada aja hama pengganggu padahal Asahi yakin dirinya bukan padi.

Diluar dugaan, Winter dengan cekatan menarik sebelah earphone Asahi cukup keras sampai rasanya telinga Asahi ikut tertarik. Cewek itu memberengut, tampaknya kesal karena merasa nggak ada respon dari Asahi. Winter nggak tahu aja, kalau sekarang Asahi sedang mengumpat dalam hati dengan seribu satu macam bahasa. Lihat aja mukanya, sudah sepet banget kayak sawo belum masak, ditambah dengan warnanya yang merah padam. Memberi kesan bagi siapapun yang melihatnya, Asahi seolah kayak orang lagi nahan kentut.

Support System ; AsaRyu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang