PECIT Squad, alias PEcinta Cogan BerduIT sekarang lagi ketawa-ketiwi di kantin sekolah. Berisik banget, tapi nggak ada yang berani mengomeli karena kalau sampai menegur sedikit, langsung disumpal tisu bekas lap meja sama Yeji. Mereka cuma bertiga aja, kali ini sama sekali tanpa Jaehyuk, Hyunjin, Yeonjun, ataupun Asahi. Katanya, lagi mau girls time.
Halah.
Mau berbentuk kayak gimanapun, kalau cewek ngumpul tapi nggak ngegosip itu rasanya kurang mantap. Apa lagi modelan rusuh kayak Somi dan Yeji, Ryujin hafal diluar kepala apa yang bakal mereka lakuin. Tinggal tunggu waktu, dan mereka-
"Eh, eh, tahu nggak?"
-nah, apa baru dibilang?
Pertanyaan Yeji disambut antusias sama Somi. "Apa? Apa? Lo kalo ngomong jangan setengah-setengah, dong! Bikin orang penasaran itu dosa, nanti pantat lo kelap-kelip."
"Pantat gue ngedisko gitu?" sarkas Yeji.
"Lo tadi mau ngomong apaan? Malah ngelantur," sergah Ryujin sambil menyuap potongan bakso.
Yeji mengerjap, lalu mengangguk antusias. "Nih, lo pada udah denger belom kalo si Wina pindah? Katanya sih, karena bokapnya bangkrut dan dia malu. Lo berdua tahu sendiri, 'kan, gimana kelakuan dia waktu bokapnya masih jadi salah satu investor saham di sekolah ini?"
Ryujin ngangguk, "Ya jelas tahulah. Gue yang jadi korban. Asem banget itu cewek."
Belum selesai pergosipan mereka, suara nyaring khas Hyunjin memenuhi seisi kantin. Bikin si kembaran mendengus malas, sedangkan penghuni kantin yang lain melempari cowok itu pakai kacang polong, sukro, atau apapun sejenisnya. Hyunjin sendiri cuma menghindar sambil julurin lidah, bikin tiga orang yang ada di belakangnya menggeleng maklum.
"Hai sayang-sayangku!" sapanya begitu sampai di meja cewek-cewek, berhasil memancing hasrat ingin muntah dari tiga konco kentel-nya itu.
Somi menyambar, "Hai juga babuku."
Dibanding harus menonton Hyunjin yang ngedrama, kayaknya Ryujin lebih tertarik buat nyamperin Asahi yang kelihatan hectic banget. Ryujin pengin ketawa aja rasanya sewaktu lihat muka yang biasanya datar itu sekarang memberengut lucu. Ditepuknya pelan kepala dengan rambut mengembang itu, bikin si empu langsung menengadah.
"Susah banget tadi soal-soalnya?" tanya Ryujin.
Asahi mengangguk, menarik diri agar bisa bersebelahan dengan si pacar. Lalu merengek sambil menyandarkan kepalanya di bahu lebar Ryujin. Sukses menumbuhkan bibit-bibit iri dengki dari kaum jomblo di meja mereka itu.
"Jangan menebar kemesraan di depan gue, aduh." keluh Somi sambil menepuk dahi.
Yeji mengangguk menyetujui. "Gue sama Nathan juga masih tahu tempat, deh. Dasar pasangan baru."
Hyunjin bergidik sebal. "Bau apa ini kawan?" tanyanya pada Yeonjun.
"Bau bucin." jawab Yeonjun mantap, setelahnya bertos-ria dengan Hyunjin.
Jaehyuk menggeleng dramatis sambil mengaduk nasi gorengnya. "Dulu, gue yang nyender di bahu Ry. Sekarang, posisi gue tergeser, aaaaaaa!"
"Berisik!"
Asahi ngakak, beban pikirannya sehabis ujian akhir tadi serasa langsung menguap begitu aja. Ryujin dan teman-temannya memang definisi dari moodbooster berjalan, lihat aja kelakuan-kelakuan ajaibnya itu.
"Ya abis gimana, gue baru mau deketin cewek, eh dianya keburu pindah." keluh Jaehyuk sambil menyuap nasinya.
Semuanya diam, buffering dulu buat loading. Maklum, mereka itu bukan geng anak ambisius dengan otak encer. Sampai Somi yang duluan nyadar langsung berceletuk.
"Anjir, lo suka Wina?!" pekiknya heboh.
Jaehyuk nyengir. "Hehehe, iya. Nggak tahu, bisa langsung suka aja waktu dia ada slek sama Ry, gue pengin lihat dia berubah. Tapi berubahnya harus sama gue, gitu."
"Motivasi pedekate macam apa itu." julid Hyunjin sambil merotasi bola matanya nggak habis pikir.
"Yah, padahal gue suka sama lo, met." celetuk Somi lagi.
"WEH SORAYA LO SERIUSAN?!"
Ya sudah, rempong pula kisah cinta ini sepasang.
***
Catatan Moy: gimana? Random kan? Cie, siapa yang masih nyimpen cerita ini di perpus? Ketahuan kamu sayang. Yaudah ini terakhir deh, wkwk. Bye bye!
Psst psst muminnyainjun request kamu nih, bep.
KAMU SEDANG MEMBACA
Support System ; AsaRyu ✔
RomanceAsahi X Ryujin Fanfiction | Romantis | School Life | Non-Baku | Lokal | AU Tentang Asahi, yang tanpa disadari membutuhkan seseorang. Dan Ryujin, dengan tanpa syarat mengajukan diri demi menjadi support system untuk pemuda itu. Tapi, nggak ada yang m...