18 - Skors

720 161 5
                                    

Ryujin kena skors

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ryujin kena skors. Asahi juga baru tahu tadi setelah dikabari Jaehyuk yang baru keluar rumah sakit. Cowok itu heran, tawurannya sudah seminggu yang lalu, tapi kenapa baru usai diusut sekarang? Ada yang aneh, tapi dia tetap nggak bisa gegabah begitu aja.

"Sampe kapan?" tanya Asahi pada teman SMP-nya itu.

Jaehyuk menggigit bibir, tampak gelisah. "Kira-kira dua minggu. Abis itu, dia mungkin bakal dikeluarin kalo sampe ketahuan lagi."

Sukses, Jaehyuk. Kamu sukses membuat Asahi melotot nggak percaya. "Hah?!" Dan sekarang, cosplay jadi tukang keong.

"Iya, jadi kayak semacam masa percobaan gitu. Sebulan doang, mudah-mudahan dia nggak bikin masalah lagi." tandas Jaehyuk.

Nah, karena atas dasar percakapan siang tadi itu, disinilah Asahi. Di depan jendela kamar Ryujin yang tirainya terbuka. Nggak ngintip kok, jaraknya masih ada sekitar satu meter dari tempatnya berdiri. Samar-samar, cowok itu dengar alunan musik yang kayaknya sengaja disetel keras.

Tok! Tok! Tok!

Dapat Asahi lihat, Ryujin berjengit kaget. Cewek itu buru-buru membuka jendelanya, menampilkan raut wajah kusut yang kayaknya belum mandi. Selama kurang-lebih lima menit, keduanya cuma diam, nggak ada yang inisiatif buka percakapan.

"Kenapa bisa?" tanya Asahi akhirnya, menatap Ryujin lama-lama ternyata efeknya heboh juga.

Ryujin tampak kikuk, menyempatkan diri mengusap tengkuk canggung sebelum menyengir. "Hehehe, biasalah."

"Ya apa? Gue bukan cenayang yang bisa tahu kalo nggak dijelasin." sewot Asahi.

"Gimana, ya? Susah," ujar Ryujin lagi, masih tampak canggung dan takut, padahal Asahi nggak bawa pentungan atau apa.

"Tawuran lagi?" terka Asahi, kali ini sedikit meninggikan nada suaranya.

"Jangan kenceng-kenceng, pekok! Ada Mami di rumah! Gue belom bilang kalo gue di-skors," panik Ryujin yang dengan reflek menoyor kepala tetangganya itu.

Asahi menyeringai. "Oh, lo takut?"

Ryujin gelagapan. "Nggak gitu! Ngapain juga takut?"

"Oke." Asahi beranjak dari jendela kamar Ryujin, memutari halaman sampai akhirnya sampai di depan pintu.

Ryujin nggak tahu dan nggak mau tahu sih, kepala dia lagi pusing banget. Dan nggak mau nambah-nambah beban pikiran lagi. Biar aja Asahi mau ngapain, untuk sekarang Ryujin nggak peduli.

Yakin?

"RYANA!" Nah, baru dibilang. Teriakan Mami Sandara sudah menggelegar sampai ujung penjuru rumah. Nggak lama kemudian, langkah kaki terburu mulai bersahutan mendekat. Ryujin was-was, pasti.

"Buka!" seru Mami Sandara dari luar pintu.

"Iya, Ma, sebentar." jawab Ryujin sekenanya, jiwanya kayak hilang sewaktu sadar bakal kena omel.

Support System ; AsaRyu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang