20 - Masalah Gosip

659 158 28
                                    

Ryujin nggak percaya lagi sama apa yang dia dengar pagi ini. Ditambah-tambah bukti konkret yang terpampang di mading, bikin lutut dia tambah kayak agar-agar. Masalahnya, dia nggak pernah cerita tentang pekerjaannya atau lebih singkatnya, nggak merasa melakukan apapun kayak isu yang lagi heboh ini. Dan seingat dia, anak mading mana yang diizinkan mengirim berita kayak gini?!

"Ryana Fahrujin, dicurigai bekerja di salah satu kelab malam. Informasi selengkapnya bisa dibaca sendiri."

"Watdepak?"

Disana, tertempel foto saat pulang kerja dengan keadaan baju robek. Tapi, 'kan, itu karena dia berantem sama preman?! Ini yang bikin berita kayaknya punya niat menjatuhkan nama Ryujin, sengaja betul.

Terlebih lagi, kerumunan siswa yang menyaksikan langsung, makin lama semakin ramai. Ryujin sendiri sampai sesak. Sudah begitu, mereka percaya dan bikin situasi tambah runyam dengan tatapan menghakimi. Padahal mereka nggak tahu apa-apa.

"Naon sih anjing, niat banget nyari ribut?" Ryujin ngomel sebelum mencabut poster-poster berita hoax itu kasar, merobeknya lalu membuang ke tempat sampah terdekat.

"Apa?! Bubar, bubar!" seru Ryujin sampai kerumunan benar-benar bubar.

"Gimana? Suka hadiahnya?"

Ryujin yang masih mengoceh kayak emak-emak langsung menoleh. Moodnya yang memang sedang buruk semakin turun sewaktu tahu siapa yang baru bersuara.

"Ngapain lo, nggak ada kerjaan? Musnah aja lo sana, anying." tukas Ryujin, kayaknya makin emosi.

"Kerjaan gue? Ya elo."

"Wah, lo kerja buat gue? Anjay gue dianggep majikan. Makasih ya, babu baruku."

Winter, yang tadi menyapa--menantang--mendengus sebal. "Poinnya nggak begitu, ya ampun lo bego banget."

Ryujin memutar bola mata, malas. Kemudian menyahut cepat sambil menyelipkan nada yang digunakan Winter tadi. "Ya udah nggak usah bertele-tele, ya ampun lo buang waktu banget."

"Jadi gini, lo inget apa yang pernah gue bilang? 'Siap-siap dikucilin'. Seenggaknya, sekarang lo tahu apa yang gue maksud waktu itu." Winter menyeringai. "Hahaha, selamat menikmati hujatan, Sayang!"

Winter baru ingin beranjak pergi, sebelum tangannya ditahan lagi. Ryujin yang melakukannya, membuat seringai Winter makin lebar kayak joker. Nggak tahu kenapa, tapi hari ini, cewek selebgram itu berubah creepy kalau kata Ryujin.

"Lo..., nyebar fitnah?"

"Menurut lo aja, Ryana."

"Lo tahu, Win? Menyebar fitnah itu lebih buruk dari pada nggak fitnah."

Merotasi bola mata malas, Winter menyentak tangan Ryujin yang masih menahannya. "Sebenernya gue males berurusan sama bocah nggak ada otak kayak lo. Tapi, kayak yang gue bilang, ini hadiah buat lo karena tetep nggak peduli sama peringatan gue waktu itu."

"Masalah Argas?" tebak Ryujin, dan kayaknya langsung tepat sasaran.

"Yup! Bagus kalo lo cepet tanggap."

"Lo..., bener-bener nggak bisa dimaafin, Wina."

Winter menyeringai sewaktu sadar raut nggak percaya Ryujin. Jadi makin semangat meruntuhkan semangat cewek itu, apa lagi setelah membayangkan reaksi ibunya. Winter rasa, ia siap nonton 'drama'.

"Gue juga nggak butuh maaf lo. Yang gue butuhin, lo harus ngaku kalah." ujar Winter. "Dan biarin Argas buat gue."

Ryujin menatap nyalang, nggak sadar menjambak rambut pendeknya sendiri sampai kusut. "Lo ngelakuin kayak gini cuma buat dia? Lo gila?!"

"Hooh, gila karena dia."

Belum sempat Ryujin menyahut, Chaeryeong datang. Bersama Somi dan Yeji. Juga Hyunjin yang masih diperban akibat ketimpuk bata. Yeonjun yang pincang karena terlindas motor sewaktu tawuran terakhir kemarin. Jaehyuk yang masih lecet sana-sini. Dan terakhir, Asahi yang masih kinclong atas bawah.

"Jadi, ini kerjaan lo?" tanya Yeji, rautnya kecewa.

Ryujin gelagapan, kayak maling kecebur empang. Siapa, sih, yang nggak gugup dituduh begitu? Kalau Ryujin, sih, iya.

"Nggak gitu, Ji...," tanpa sadar cewek itu ngerengek.

Somi menyahut kencang. "Terus apa?! Gue nggak nyangka, Ry. Sumpah gue nggak nyangka."

"Gue kecewa sama lo, Ry, maaf." timpal Yeji lagi. "Ayo, Sor. Ke kelas, bentar lagi guru masuk."

Padahal mereka berdua tahu kalau hari itu gurunya nggak masuk, sakit. Mereka cuma mau menghindari Ryujin, dan Ryujin paham. Makanya dia nggak mau nanya lebih jauh atau nahan.

"Kalian juga?" tanya Ryujin, suaranya lirih putus asa.

Jaehyuk melirik Winter yang masih menyeringai. Mengedikkan bahu acuh, cowok itu menuding telunjuknya tepat di depan wajah anak pejabat yang satu ini.

"Pergi."

Selintas kata yang nggak langsung dituruti. Jaehyuk mengalihkan atensinya lagi. Menatap Ryujin yang kayaknya benar-benar pasrah nggak mau tahu apa-apa lagi.

Winter berucap. "Gue tahu kalian semua licik dengan 'menyekap' gue buat dapet informasi kemaren. Tapi, nggak ada yang nggak mungkin, 'kan? Gue bisa lebih licik, kalian semua juga nggak bakal antisipasi hal kayak gini. Terutama lo, Chintya, lo cuma cewek sok tahu." lalu setelahnya pergi.

"Gue dukung. Gue juga nggak percaya berita bohong kayak gitu, kok." Jaehyuk menepuk bahu Ryujin sekilas.

"Gue tim netral." sahut Yeonjun.

"Gue dukung lo, Ry." timpal Hyunjin dan Chaeryeong.

Tinggal satu lagi, sementara dengan bodohnya Ryujin menatap penuh harap. Padahal bisa aja jawabannya justru malah bikin dia terperosok lagi. Dan terbukti.

Asahi menjawab ragu. "Maaf, tapi kayaknya gue lebih percaya bukti. Gue nggak bisa terus-terusan ngandelin kepercayaan." cowok itu benar-benar realistis ternyata.

Setelahnya, cowok itu pergi begitu aja. Ninggalin Ryujin yang langsung terduduk nangis dengan tangan terlipat menyembunyikan kepala. Jaehyuk aja sampai kelimpungan, masalahnya Ryujin nggak pernah nangis sebelumnya. Kalau sampai begini, berarti sudah benar-benar parah. Temannya yang satu itu benar-benar kelihatan rapuh, Jaehyuk juga bingung harus apa.

"Ry?"

Disela isakannya, Ryujin menyempatkan diri menjawab. "Nggak, Mal. Gue nggak kayak yang dibilang. Percaya sama gue, please."

"Iya, gue percaya sama lo. Kita semua percaya sama lo. Tinggal tunggu waktu yang bakal ngebantah rumor nggak jelas ini." ucap Jaehyuk panik, mengusap lembut kepala Ryujin yang masih tertunduk. "Ssshh! Udah ih, lo jangan nangis."

"T-tapi, Argas...."

***

Moy's Note : hehe. Ges ak mo nanya.

Selain RyuSahi, couple anak treasure favorit kalian apa?

Aku ada ide cerita tapi bingung nentuin tokohnya. Ada saran?

Ps. Jaringanku lemot, jadi gausa pake gambar juga gapapa lah ya.

Support System ; AsaRyu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang