Paginya, Ryujin harus menanggung akibat sebab perkelahiannya kemarin dengan jalannya yang sekarang pincang. Karena secara nggak sadar, cewek itu melukai kakinya sendiri sampai keseleo dan berakhir susah jalan.
"Lo kenapa jalannya begitu? Abis sunat?" tanya Jaehyuk dengan mulut besarnya yang sudah berteriak macam tarzan.
Ryujin mendengus lelah. "Lama-lama gue darah tinggi ngadepin manusia kurang otak macam lo. Mana ada cewek sunat pas udah gede, sih?"
Jaehyuk nyengir, sedetik kemudian tangannya melingkari pundak kokoh Ryujin. Cewek itu spontan memekik kencang sewaktu tangan Jaehyuk mendarat tepat di atas lukanya yang belum kering sepenuhnya, membuat cowok itu ikutan kaget sampai terjengit.
"Eh, eh? Kenapa? Gue rangkulnya kekencengan?" tanya Jaehyuk sambil memutar badan Ryujin agar bahunya sejajar dengan pandangannya. "Terkilir? Lo salah bantal apa gimana, hah?"
"Mana ada salah bantal ngefeknya ke bahu, panjul?" Ryujin mengomel, kemudian meringis waktu Jaehyuk dengan sengaja menekan bahunya dengan alibi pengin tahu. "Mau lo apa, sih, jamet?"
"Gue anggota medis kalo lo lupa, mau gue periksa nggak? Kalo gue raba, sih, lukanya kayak orang yang habis berantem gitu. Gue bener, nggak? Ya ampun, Ry, nggak bosen-bosen lo gelut mulu? Siapa lagi sekarang?" cerocos Jaehyuk yang hanya ditanggapi delikan jengah Ryujin. Karena terkadang, Jaehyuk kalau sudah cemas, bawelnya melebihi emak-emak berghibah.
"Iya, iya. Gue berantem, sama preman. Udah, ah, nggak usah banyak omong. Mulut lo bau azab."
"Sialan, Ryana Fakhrujin!"
Ryujin ngakak, lebih memilih lari saat Jaehyuk mengeluarkan ancang-ancang mau mengejar. Bahkan keduanya sekarang lebih mirip bocah yang main lari-larian sepanjang koridor. Cewek mungil itu sekarang ketawa lepas, bikin Yeji yang lihat dari depan kelas cuma bisa geleng-geleng.
"Lo berdua makin hari gue lihat makin ampas banget, ya? Nggak lihat itu koridor baru di-pel? Seenak udel aja pada lari-lari, gue pites sini!"
"Ampun, Nyai!"
Keduanya ngakak, lagi. Yeji yang jadi saksi aja sampai mengernyit heran, kenapa bisa-bisanya dia berteman dengan spesies manusia dengan kadar kepintaran sebiji apel doang.
"Udah receh, kurang otak pula. Dosa apa coba gue?"
Tapi, ketawa Ryujin nggak berlangsung lama. Ketiganya–Jaehyuk, Ryujin, Yeji–diam spontan waktu menangkap presensi cewek cantik yang sedang berjalan bak model. Nggak sendirian, karena ada dua orang lagi di belakangnya yang diketahui Ryujin sebagai anggota geng-nya.
"Eh, Win? Ada apa, nih?" tanya Yeji, berbasa-basi meski dia sendiri nggak peduli apa alasan Winter.
Winter, sama sekali nggak jawab, cewek itu justru memfokuskan pandang ke arah Ryujin yang masih diam. Winter mengangkat sebelah alisnya dan menaikkan ujung dagu, seolah membuat pose menantang yang sukses membuat Ryujin emosi sendiri. Sementara dua orang di belakangnya, Lia dan Karina, tampak biasa aja dengan wajah yang dibikin sangar. Meski begitu, Ryujin nggak yakin mereka berdua paham alasan Winter bawa mereka kesini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Support System ; AsaRyu ✔
RomanceAsahi X Ryujin Fanfiction | Romantis | School Life | Non-Baku | Lokal | AU Tentang Asahi, yang tanpa disadari membutuhkan seseorang. Dan Ryujin, dengan tanpa syarat mengajukan diri demi menjadi support system untuk pemuda itu. Tapi, nggak ada yang m...