Minatnya menurun yh bundz. Sad ending mantep kali?
"Jawab pertanyaan gue coba, Win. Lo masih punya mulut, 'kan? Lebih pilih jujur sama gue atau gue bongkar kelakuan lo di depan bokap pejabat lo itu."
Winter berdecih. "Idih, mau coba ngancem? Heh, gue juga bisa kalo cuma sekedar ngancem."
Gigi Chaeryeong bergemeletuk menahan kesal, sebelah tangannya terangkat menarik dagu musuh dari temannya itu. Menilik sesuatu dari balik manik cokelat gelap itu, kemudian menyeringai.
"Lo sebenernya nggak bisa ngancem. Tapi, lo cuma bisa berlindung dibalik jabatan bokap lo." tukas Chaeryeong, kemudian menghempaskan dagu Winter lagi. "Justru gue yang kasihan sama lo. Bisa-bisanya anak pejabat, ngelakuin hal rendah kayak gini. Oh! Gue paham, atau jangan-jangan lo kesepian? Makanya caper sana-sini."
Rahang Winter mengeras, cewek itu lalu bangkit. Menatap nyalang ke arah Chaeryeong yang masih tahan sama seringainya. Nggak lama setelahnya, Winter berjalan menuju pintu kelas Chaeryeong tempatnya diinterogasi barusan. Tapi setelahnya panik waktu sadar kalau dia lagi dikunci.
"Chintya bangsat! Buka, atau gue sumpel mulut lo pake kaos kaki si jamet, ya!" pekik Winter.
Chaeryeong ngakak, beneran ngakak sampai susah berdiri. "Aduh, anjir. Ini suasana lagi pengin serius, sama lo dibercandain mulu. Aduh, perut gue."
Winter makin kelabakan, padahal Chaeryeong masih ngakak. Muka paniknya makin menjadi dan gelak tawa Chaeryeong makin cetar seruangan. Cewek yang sebelas-dua belas sama Ryujin itu baru berhenti ketawa waktu lihat Winter yang hampir nangis.
"Udah, cengeng banget najis. Lagak doang sok paling ditakutin, baru ditaro di ruangan aja nangis. Ini lo masih bareng gue, Wina!" sungut Chaeryeong nggak pakai basa-basi, padahal masih ada sisa-sisa ketawa di mukanya. "Lo belom gue sekap padahal. Makanya jangan macem-macem! Lo tahu nggak, tindakan lo itu udah termasuk kriminalitas remaja dan penyimpangan norma. Lo beruntung aja, Ryana nggak ada niatan laporin lo. Padahal gue udah greget pengin ngelihat lo nangis dibalik jeruji."
Wow, fantastic. Chaeryeong diam-diam mantep juga.
Winter mengangguk, tapi nggak lama kemudian dia teriak. "Cepetan bukain, gue tempeleng pala lo, mental sampe ke Dubai. Mau?"
Chaeryeong dengan santainya cuma pasang wajah kayak:
Cewek itu menyeringai. "Tapi tetep nggak bakal bisa semudah itu, Sumanto. Enak aja, lo harus jujur dulu sama gue."
Winter merengut, tanpa pikir panjang teriak di depan wajah Chaeryeong. "Iya, gue ngaku kalo gue yang nyuruh Haidar celakain Jamal! Gue emosi waktu itu. Udah kan?! Puas?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Support System ; AsaRyu ✔
RomanceAsahi X Ryujin Fanfiction | Romantis | School Life | Non-Baku | Lokal | AU Tentang Asahi, yang tanpa disadari membutuhkan seseorang. Dan Ryujin, dengan tanpa syarat mengajukan diri demi menjadi support system untuk pemuda itu. Tapi, nggak ada yang m...