17 - Nggak Suka!

741 194 41
                                    

Warning: chapter lebih gaje dibanding biasanya. Duh jadi pengen cepet-cepet tamatin.

Kalau Ryujin sedang tawuran, beda lagi dengan Asahi yang lagi kerja kelompok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau Ryujin sedang tawuran, beda lagi dengan Asahi yang lagi kerja kelompok. Terpaksa sih sebenarnya, tapi mau gimana lagi? Padahal kalau bisa, dia mau ngerjain sendiri aja dibanding harus diskusi-diskusi kayak gini. Karena demi apapun, dia pengin rebahan!

"Lo bisa ngelukis, 'kan, Gas?" tanya teman sekelas Asahi, Mashiho namanya.

Asahi mengangguk, mengambil alih kuas dan palet yang sebelumnya ada di tangan Mashiho. "Udah sini gue aja."

Sebenarnya, kerja kelompok nggak seburuk itu. Kalau aja nggak ada makhluk menyebalkan yang sialnya jadi puan rumah, Winter. Karena sejak tadi, bukannya kerja malah nempel mulu ke Asahi kayak perangko. Sekali lagi ditekankan, Asahi risih. Contohnya, kayak sekarang.

"Argas, mau minum apa? Teh atau cokelat? Atau mau apa?" tanya Winter.

Asahi melirik sekilas, kemudian menggeleng. Cowok itu memutuskan fokus pada lukisannya aja, biar cepat selesai dan pulang. Berada di rumah Winter meski luas--mencerminkan orang berada banget--Asahi tetap nggak nyaman. Seolah dia punya radar pendeteksi bahaya kayak robot.

"Nggak usah."

"Ih! Jangan malu-malu, Argas!"

Asahi membatin. "Ya wajar, gue 'kan punya malu. Emang elo?!"

Mashiho dan Hitomi yang justru menyahut kemudian. "Argas doang, nih, yang ditawarin? Kita nggak?"

Winter beralih, kemudian mendengus. "Bikin sendiri sana!"

Baik Mashiho ataupun Hitomi merengut sebal. Sementara Winter sudah mulai mendekati Asahi lagi. Padahal Asahi sudah terang-terangan menjauhi, tapi cewek itu memang bebal.

"Gue udah selesai. Pulang, ya?" pamit Asahi, membiarkan lukisannya tergeletak nggak bernyawa di atas meja. Cowok itu cepat-cepat merapikan palet dan alat lukis lainnya, sebelum menyerahkan ke sang pemilik asli, Hitomi.

"Ih, mau kemana sih? Buru-buru banget? Ayo sini temenin aku dulu!" rengek Winter yang mampu membuat Mashiho eneg dan berakhir mengeluarkan jurus julidnya.

Asahi tersenyum tipis, yang benar-benar nggak niat dan cuma sekedar formalitas. "Gue ada urusan, lebih penting."

Winter terdiam, ngerasa malu..., sedikit. Sementara Mashiho dan Hitomi sudah mulai bisik-bisik manja.

"Ketawain jangan, nih?" bisik Mashiho, menahan senyumnya yang kalau dilepas pasti berisik.

Hitomi mengedikkan bahu. "Ketawain lah. Ya kali nggak, hiburan nih."

"Tapi jangan kenceng-kenceng ketawanya, ya?"

"Iya, dalem hati aja, biar nggak kedengeran."

Support System ; AsaRyu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang