Pulang sekolah, Ryujin nggak langsung pulang seperti biasa. Melainkan pergi ke arah berlawanan dari rumahnya karena hari ini adalah jadwalnya. Cewek itu langsung ngacir setelah membatalkan acara pulang bareng dengan teman-temannya, urusannya kali ini nggak mau dipublikasi. Jadi, sebelum ada yang melihat arah larinya dan berkemungkinan menguntit, Ryujin buru-buru pergi.
"Mudah-mudahan nggak telat, deh." gumamnya setelah melirik sekilas arloji dan mempercepat laju lari. Harusnya dia bersyukur, karena jarak antar tujuan nggak begitu jauh dan cukup ditempuh pakai angkot.
Sampai di persimpangan jalan, dia berhenti. Cewek berambut sebahu itu harus nunggu lagi sampai jemputannya menjemput. Nunggu angkot, bukan nunggu kepastian yang bahkan nggak tahu kapan pastinya.
Untungnya nggak terlalu lama, karena sepuluh menit kemudian ada juga angkot berpenumpang cukup padat yang lewat di sisi jalan tempatnya berdiri. Tanpa pikir panjang lagi, Ryujin segera masuk dan memilih duduk di dekat pintu dengan alasan biar gampang turunnya. Panas memang, tapi bagi Ryujin yang sering ngebolang itu sudah biasa.
"Kafe depan kiri ya, Kang." ucapnya sambil merogoh saku dengan suara lantang, bikin ibu-ibu yang duduk dekat jendela kaget. Ryujin yang sadar langsung aja berucap sambil nyengir, lagi. "Hehe, hampura, Bu."
Ryujin turun, mengibaskan rambutnya yang basah karena keringat sebelum menyerahkan ongkos. Sambil menunggu kembalian, Ryujin mengedarkan pandangannya ke arah kafe tujuannya, lalu setelahnya menghela napas lega saat melihat keadaan yang masih sangat sepi.
"Nuhun, Kang." tandas Ryujin setelah menerima kembalian. Sesaat setelahnya, Ryujin berlari ke halaman parkir kafe yang terletak di depan, lagaknya benar-benar persis kayak orang kepepet waktu. Tapi memang benar, sih. Dan seingat Ryujin, harusnya jam segini kafe sudah siap buka dan paling-paling sudah ada satu atau dua pengunjung.
"Kak Je!" panggilnya sebelum berlari menghampiri ke arah seorang karyawan yang tengah mengepel. Membuat si empunya nama menoleh dan spontan memekik gemas lantaran Ryujin yang berlari kayak anak kecil. "Bos udah dateng, Kak? Aku nggak telat, 'kan?"
Yang dipanggil 'Kak Je' atau sebut saja Jennie, menggeleng sebelum tersenyum dan menjawil pipi Ryujin. "Belom dateng, kamu tenang aja. Kamu ganti baju dulu aja, ya? Ini juga baru mau buka."
Ryujin mengernyit. "Kok tumben, Kak? Biasanya jam segini udah buka."
"Waktu buka kafe, 'kan, diundur setengah jam. Masa lupa?"
Ryujin menepuk dahi waktu sadar sifat pelupanya itu kadang membawa sial. Kalau tahu begini, dia nggak perlu lari-lari dari lantai dua kelasnya dan disambung lari lagi dan lagi. Mulai besok, mungkin dia bakal lebih hati-hati sama waktu, capek!
"Ya udah, aku duluan deh, Kak!"
***
"Hartono, anterin gue sebentar, yuk!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Support System ; AsaRyu ✔
RomanceAsahi X Ryujin Fanfiction | Romantis | School Life | Non-Baku | Lokal | AU Tentang Asahi, yang tanpa disadari membutuhkan seseorang. Dan Ryujin, dengan tanpa syarat mengajukan diri demi menjadi support system untuk pemuda itu. Tapi, nggak ada yang m...