15 - Jamal

817 189 29
                                    

Senin, nggak ada yang spesial

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senin, nggak ada yang spesial. Asahi juga balik bertingkah biasa, yang galak dan sinis kayak anjing tetangga. Dan Ryujin untungnya nggak mempermasalahkan. Seolah apa yang ada di rumah Ryujin hari Sabtu itu nggak pernah ada.

Awalnya, Asahi juga sudah dikasih pesan sama Ryujin untuk nggak masuk sekolah dulu melalui telepon, lagi. Tapi cowok itu bebal. Jadilah Ryujin juga nggak bisa apa-apa, cuma berharap agar cowok itu nggak pingsan pas upacara.

Tapi dan tapi, Asahi jadi sedikit lebih terbuka. Cowok itu bahkan terang-terangan tersenyum menyapa Ryujin yang baru keluar dari gerbang. Tentu aja itu kemajuan, meski senyumnya terkesan nggak ikhlas saking tipisnya. Tapi tetap aja, bagi Ryujin, itu sudah lebih dari cukup dijadikan alasan kenapa sepagian ini dia sudah senyum-senyum sendiri.

"Woi, Ry! Kenapa? Kok tumben pagi-pagi belom ngebacot? Biasanya udah cosplay jadi toa." Itu Hyunjin yang menyapa, tapi kayaknya nggak bisa disebut sapaan. Setelahnya, Hyunjin menarik paksa kepala Ryujin sebelum kemudian disembunyikan di ketiaknya sampai cewek itu jerit-jerit.

"Lepas, woi! Sesek nih, anjrit, ketek lo bau bangkai cicak!" pekik Ryujin sambil berontak.

"Idih, itu mah lo kali, gue udah mandi kembang tujuh rupa, masa iya masih bau?" Hyunjin nyinyir, melepaskan Ryujin.

"Diem, Zhan! Gue lagi dugun-dugun ini," ucap Ryujin sambil memegang dadanya dramatis, masih dengan senyum terkembang.

"Macam tak betul je budak ni." sinis Hyunjin dengan mata menyipit sampai hampir segaris. "Oh ya, Ry. Lo udah denger kabar dari anak-anak?"

Ryujin mengernyit, merasakan sesuatu nggak beres sampai dia menegakkan badannya serius. "Kabar? Kabar apa?"

"Hari Minggu, anak sebelah nggak ada angin nggak ada badai tiba-tiba nyerang. Jamal diserempet sama yang namanya Haidar kalo nggak salah, kepalanya sampe bocor kebentur aspal. Sekarang lagi dirawat di RS persimpangan lima, lo nggak tahu?"

Detik berikutnya, Hyunjin langsung membeberkan rinci pokok permasalahan yang sebetulnya nggak begitu jelas, bikin Ryujin sukses mangap sepanjang penjelasan. Apa kata Hyunjin tadi? Jaehyuk serius diserempet? Sampai kepalanya bocor? Mereka benar-benar cari perkara agaknya. Karena demi apapun, Jaehyuk nggak pernah turun langsung. Cowok itu biasanya cuma memantau dan mengintruksi dari belakang. Beda banget sama Ryujin dan Hyunjin yang tanpa ba bi bu ambil posisi terdepan, jadi tameng teman-temannya. Jangan salah, meski kelihatan lebay dan rempong, Hyunjin nggak bisa dianggap remeh begitu aja.

"Terus? Hari ini kita mau nyerang balas gitu? Atau gimana maunya?" tanya Ryujin, sedikit berbisik sewaktu melihat siswa lain mulai berdatangan, nggak mau pembicaraan mereka bocor. Karena mereka berdua saat ini masih di depan jajaran kelas IPA, wilayahnya Hyunjin dan Yeonjun.

"Kata Nathan jangan dulu. Timing-nya belom pas, paling nunggu besok atau lusa dulu. Lo harus turun pokoknya. Abang harus turun, dedek nggak bisa kalo---"

Support System ; AsaRyu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang