15

899 52 0
                                    

4Tahun berlalu...

Sejak hari dimana pertemuannya dengan Rama, sejak saat itulah pertemuan terakhirnya. Rama kembali ke Magelang untuk menyiapkan semua untuk impiannya. Bahkan mereka tak pernah lagi menanyakan kabar satu sama lain.

Empat tahun lamanya mereka tak bersama-sama lagi. Rindu? Ya satu kata yang akan selalu mewakili perasaan Gebi. Dan empat tahun pula Gebi berada di sebuah tempat yang tak bisa semua orang bisa berada di sini. Empat tahun pula, Gebi di didik di bumi bhayangkara, bahagia, bangga dan tak pernah menyangka bisa berada di tempat ini.

Dan hari ini pula, hari yang sudah di tunggu-tunggu bagi para taruna taruni, baik Akpol, Akmil, Aal dan Aau. Semuanya telah berkumpul menjadi satu di Istana Negara, tampan dan cantik. Disana juga sudah ada keluarga para taruna taruni yang sebentar lagi akan di lantik menjadi perwira remaja.

Usahanya terbayar dengan senyum kebahagiaan. Air mata dan keringat nya kini terbayar dengan sebuah air mata kebahagiaan. Setelah drama skripsi yang menguras tenaga, kini akhirnya terbayar sudah. Senyum di bibir para calon perwira remaja kini begitu sangat menawan.

Ya, Kini perjuangan Gebi sudah berada di puncaknya. Inilah impiannya dulu, impiannya sejak kecil sudah tercapai. Perjalanan dan perjuangan yang tidak mudah kini sudah terbayar. Ada satu kebanggaan tersendiri dalam dirinya. Gebi yang dulu terkenal cengeng dan manja kini sudah menjadi Gebi yang mandiri.

Gebi tak berhenti bersyukur, rahasia Tuhan memanglah sangat indah. Gebi di gugurkan di tes SNMPTN agar mendapatkan hadiah terbesar yaitu menjadi Taruni Akpol. Semua itu juga berkat usaha dan kerja kerasnya, juga tak lupa doa dari ayah dan ibu tercintanya. Dari keluarga dan orang-orang terdekatnya.

Meskipun Gebi harus rela jika wajahnya yang putih bersih dulu kini sudah sedikit kering dan terkadang tumbuh beberapa jerawat. Tangannya yang mulus kini telah mengeras. Gebi juga harus rela meninggalkan masa remajanya untuk berlatih. Gebi juga harus rela untuk berjarak dengan sahabat yang sudah 3tahun menemani setiap jatuh bangunnya. Sejak Gebi menjadi taruni, Gebi tak lagi menjalin komunikasi dengan Rama. Entah dia dimana sekarang, apakah dirinya lolos atau gugur. Tapi jikalau Rama lolos harusnya dirinya bertemu dengannya saat acara wisjur dan pendidikan di Magelang. Entahlah, semuanya hanya tentang waktu, kalaupun dirinya di takdirkan untuk bertemu kembali pasti akan ada waktu yang tepat.

Semua itu sudah menjadi pilihan Gebi. Orang tuanya tidak pernah memaksanya. Hanya saja Gebi sempat bingung harus bagaimana, setelah keputusan bahwa dirinya di tolak di jalur SNMPTN Gebi menjadi teringat kata-kata Sarah, ibunya, saat dimana ibunya menyarankan untuk dirinya mendaftar akpol. Dan kini sebentar lagi dirinya akan benar-benar menjadi seorang perwira kepolisian.

Acara demi acara sudah terlewati, sumpah janji perwira juga sudah di ucapkan. Kini saatnya para orang tua menemui anaknya. Gebi masih berdiri tegap, masih dengan senyuman yang begitu merekah. Hingga akhirnya pelukan hangat dari ibunya meruntuhkan air matanya. Air mata kebahagiaan Gebi akhirnya lolos begitu saja.

Sarah memeluk putrinya erat, air mata kebahagiaan sudah lolos membasahi pipi wanita paruh baya itu. "Sayang, selamat ya. Selamat sudah menjadi ibu polwan ya sayang. Alhamdulillah cita-cita mu kini sudah tercapai, semuanya sudah menjadi nyata. Terus menjadi ibu polwan yang baik, ibu polwan yang bisa mengayomi masyarakat dengan baik ya, nak. Jangan tinggi hati, tetap rendah hati ya sayang. Ini awal dari perjuangan kamu, nak. Tetap semangat ya bukpolnya ibu." Sarah mencium kening putrinya, rasa haru begitu menyelimuti dirinya.

Gebi tak bisa berkata-kata lagi. Dirinya hanya menunjukkan senyumnya kepada ayah, ibu dan abangnya. Pelukan berganti. "Selamat ya anak ayah. Selamat ya sudah menjadi ibu polwan. Tetap menjadi perwira kebanggaan keluarga ya, sayang." Bagas mencium pipi dan kening putri tercintanya.

Friendzone (Open PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang