52

463 27 1
                                    

Saat ini Raka tengah bersama Rama, di suatu tempat yang juga menjadi favorit Rama juga Gebi. Hamparan pasir putih dengan langit yang sudah gelap namun terlihat sangat terang dengan cahaya bulan dan bintang.

Kedua sahabat itu saling menatap bulan di atas langit sana. Diam dengan pikirannya masing-masing.

Desiran ombak laut bergemuruh, menenangkan jiwa yang tengah merasakan lelah dengan peliknya kehidupan.

Rama tersenyum, lantas menoleh pada Raka yang masih menatap lurus kedepan.

Perasaannya masih tak sejalan dengan hati dan pikirannya. Mengunci setiap kalimat yang hendak tersampaikan pada seseorang yang kini tak lagi bisa ia miliki.

Menyakitkan memang, ketika mencintai dua orang dengan satu hati. Tak ingin melepas salah satunya.

Terdengar egois mungkin, namun perasaan tak bisa di bohongi.

"Ka, ternyata semenyakitkan ini ya, mencintai dua orang dalam satu hati."

Raka menoleh menatap wajah Rama dari samping kanan, "Ram, gue tahu perasaan lo masih utuh untuk Gebi sepenuhnya. Tapi coba lo lihat Nindy sebentar. Dia perempuan baik yang gue harap lo nggak akan melukai hati dia. Gue mohon sama lo, belajar sebentar mencintai Nindy seperti Gebi belajar mencintai bang Naufal."

Rama menggeleng, "kalaupun gue bisa, sudah gue lakukan sejak awal gue bertemu Nindy. Gue tahu dia perempuan baik-baik, tapi gue juga nggak bisa bohong sama perasaan gue sendiri."

"Gue tahu, Ram. Tapi apa lo nggak mau liat Gebi bahagia? Ingat, sebentar lagi dia pengajuan, lo tega ngerusak hubungan mereka yang sebentar lagi melangkah menuju jenjang yang lebih serius?"

"Jujur gue sakit ketika gue tahu Gebi dan Naufal sudah tunangan. Ternyata selama ini gue sangat tidak di butuhkan oleh Gebi. Kalau gue tahu, mending gue nggak balik lagi, mending gue ikut rekan-rekan gue yang tenang dalam keabadian sana."

Raka memegang salah satu bahu Rama, "bukan seperti itu, Ram. Gebi selalu menunggu keajaiban ini datang dan sekarang doa-doa gue, keluarga lo, Gebi dan orang-orang yang sayang sama lo telah di kabulkan oleh Tuhan, lo kembali tanpa satu kurang apapun. Tapi satu hal yang harus kalian berdua sadari, saat ini lo maupun Gebi sudah memiliki orang spesial masing-masing, ada hati yang harus kalian jaga masing-masing, bukan hanya sekedar menjaga, tapi ada sebuah komitmen yang harus kalian berdua tepati. Bukan malah menjadi pecundang yang mengkhianati komitmen yang telah di buat sendiri!" ucap Raka tegas.

Setelah dari resto dan di lanjut karaoke, kedua sahabat itu tak memutuskan untuk pulang, namun mereka masih setia duduk di pinggiran laut yang sangat menenangkan.

Tempat yang hampir saja menghilangkan Rama dari muka bumi ini. Namun Tuhan sangat baik memberikan mukjizat yang tidak pernah di sangka oleh manusia dan tak masuk akal.

Rama masih mencerna setiap ucapan dari Raka, sudah lama ia belajar mencintai Nindy layaknya ia mencintai Gebi. Namun tetap saja ia tak bisa.

Semakin ia paksakan, semakin ia merasakan sakit dan sangat bersalah. Rama terkesan jahat sekali pada perempuan itu yang terus memberikan harapan pada Nindy.

Sedangkan hatinya masih utuh untuk Gebi. Perempuan cengeng juga manja yang ia kenal. Perempuan dengan sejuta keunikannya.

***
Nindy berjalan gontai masuk kedalam kamarnya dengan secangkir teh hangat dan kacang polong.

Membuka pintu balkon, lalu perempuan itu duduk di kursi dengan menatap bulan dan bintang yang menghiasi langit malam ini.

Saat ini Nindy di tugaskan di sebuah rumah sakit swasta di kota Surabaya.

Sudah enam bulan Nindy di tugaskan disini, namun baru kali ini dirinya memberi tahu Gebi.

Nindy tak pernah memberikan kabar apapun tentang dirinya pada perempuan itu. Setiap kali melihat Gebi, Nindy selalu merasa iri.

Bagaimana tidak, perempuan itulah yang selalu membuat Rama jatuh cinta pada pesonanya. Mereka yang telah bersahabat lama dengan perasaan yang masih terjebak didalamnya.

"Ketika aku memilih kamu, disaat itulah aku menerima semua konsekuensinya. Dari mulai menerima pekerjaan kamu juga tentang masa lalu kamu. Namun yang harus kamu tahu, aku tak akan pernah mundur sebelum kamu sendiri yang meminta aku mundur lalu pergi," ucap Nindy bermonolog.

Meskipun terasa menyakitkan, namun Nindy sudah jatuh hati pada Rama. Padahal ia sendiri yang dulu pernah mengucapkan selesai dengan lelaki itu, namun sekarang lihatlah, dirinya tak bisa lagi jika Rama pergi darinya.

Kalau boleh egois, Nindy selalu berdoa agar Tuhan menjauhkan Rama dan Gebi. Meminta Tuhan untuk terus membuat Rama jatuh hati padanya.

***
"Hati-hati, ayang," ucap Gebi sedikit teriak lalu melambaikan tangannya pada Naufal yang kini telah melajukan mobilnya.

Naufal yang melihat tingkah Gebi di buat gemas sendiri. Lelaki itu kembali memundurkan mobilnya. Mensejajarkan mobilnya dengan Gebi yang masih berdiri di tempat.

"Kok balik lagi?" Naufal tertawa kecil, "habis kamu gemesin banget, jadi nggak pengen pulang deh," ujar Naufal.

Gebi tertawa, "sudah ih malu, sayang,"

"Kenapa harus malu, sama calon istri sendiri ini," canda Naufal dengan senyum menggoda.

Gebi hanya terdiam, ia sudah di buat mati kutu oleh Naufal dirinya hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Padahal awalnya Gebi yang ingin menggoda lelaki itu, tapi ternyata dia sendiri yang mati kutu di buatnya.

"Yasudah, Abang pamit dulu, bersih-bersih terus langsung istirahat ya," Gebi mengangguk.

"Sini sebentar," panggil Naufal memerintah Gebi untuk mendekat ke arah jendela mobil.

Cuppp...

Satu kecupan mendarat di kening Gebi, kecupan yang sangat singkat namun penuh perasaan.

Naufal sangat menyayangi perempuan itu. Sampai kapanpun ia tak akan melepaskan Gebi.

"Good night, sayang," ucapnya setelah itu.

Gebi yang sudah salah tingkah hanya menunjukkan gigi ratanya. Hatinya bergetar hebat, entah Naufal mendengarnya atau tidak.

"Sial, jantung gue!!" gerutu Gebi dalam hati.

"Abang pamit, assalamualaikum."

"Wa'alaikumsallam," jawab Gebi.

Setelah itu mobil Pajero sport berwarna putih pergi meninggalkan pekarangan rumah dinas Gebi.

"Maaf," ucap Gebi lirih, setelah kepergian Naufal.

🌲🌲🌲

Happy reading semua 🤗❤️

Friendzone (Open PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang