04

1.3K 80 0
                                    

Acara demi acara kini terlewati, tiba saatnya di penghujung acara. Acara di tutup dengan doa. Masih ada sesi foto dengan teman kelas dan organisasi, setelah tadi ada sesi foto dengan wali murid. Terdengar lagu yang membuat siapa saja akan berat melepas masa SMA.

Hey sampai jumpa di lain hari, untuk kita bertemu lagi.

Gebi langsung memeluk Airin, teman satu bangkunya, yang selalu memahami semua yang Gebi inginkan. Tak lupa Gebi mengucapkan terimakasih kepada Airin yang sudah sabar dengan tingkah dan kelakuan Gebi.

"Makasih ya, Rin. Lo udah sabar banget sama sifat dan kelakuan gue selama ini."

Airin membalas pelukan Gebi. "Sama-sama, Geb. Lo juga sama kok, lo emang temen terbaik gue. Semoga kita bisa bertemu kembali setelah ini."

Setelah acara sesi foto dengan teman kelas dan Pramuka, Gebi mencari Sarah. Gebi keluar dari ruang aula sekolahnya. Mencari orang tuanya di hamparan banyaknya siswa siswi yang tengah berbahagia.

"Dek.!!"

Gebi menoleh, ketika mendengar suara yang tidak asing untuknya. Ada Reza, abangnya tercinta dengan menggunakan jas almamater Undip. Membawakan buket bunga dan boneka yang ukurannya lumayan besar.

"Selamat wisuda untuk Adek Abang. Semoga ilmunya bisa bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain ya, dek. Satu langkah lagi untuk jadi mahasiswa." Aku menerima buket dan boneka yang abang berikan untukku.

"Thank you bang. Repot-repot banget deh." Reza menggeleng.

"Tidak, apapun untuk adek abang yang sudah memberikan yang terbaik untuk kami."

Gebi melihat bunga mawar putih yang Reza berikan untuknya. Disana ada secarik kertu ucapan.

To Gebi calon adek ipar Mbak

Happy graduation dek, selamat udah lulus SMA, semoga ini menjadi awal yang baik untuk adek, maaf mba ga bisa dateng ke wisuda adek. Semangat memulai kehidupam baru yang penuh dengan misteri, heheh. Semangat calon MABA, semoga sukses ya.

With love
Khulma Cantekkkk

Gebi tersenyum membaca ucapan dari calon kaka iparnya.

"Dek, foto bareng sama ayah ibu yuk." Gebi mengangguk, tersenyum ke arah kamera. Gebi dan Reza di tengah, di apit oleh kedua manusia kuat di balik suksesnya Gabriella Ollivia Bagaskara dan Reza Orlando Bagaskara.

Tak lupa Gebi mengucapkan terimakasih kepada dek Rafi yang sudah bersedia meladeni setiap request yang Gebi dan Reza minta.

Sekarang giliran Gebi dan dek Rafi. Gebi dan Rafi tersenyum lebar ke arah kamera. "Selamat ya Kak Gebi, semoga ilmunya bermanfaat, dan jangan lupa sering main kesini ya. Jangan sombong denganku kalau sudah jadi Maba." Canda Rafi seusai foto dengan Gebi.

"Siaplah dek, kau ini harus semangat juga. Semangat jadi calon pak polisi ya dek. Semoga niat baiknya terwujud."

"Aamiin, kak. Terimakasih. Oh iya ini mohon di terima." Rafi memberikan Gebi coklat Silverqueen, yang dihiasi pita berwarna pink.

"Ya ampun, makasih loh dek. Kamu ini repot-repot sekali. Allah yang balas ya dek." Rafi mengangguk. "Kalau begitu Rafi permisi dulu kak."

Gebi masih menunggu kehadiran Rama di tengah-tengah hari bahagianya. Senyumnya perlahan mulai memudar. Entah kemana Rama hari ini.

"Gebi.!!" Dirinya menengok, kala namanya merasa terpanggil. Alih-alih dia berharap jika itu Rama, tapi lagi-lagi Gebi kecewa. Bukan Rama yang dia tunggu. Tapi kak Furqon, alumni tahun kemarin.

"Selamat wisuda ya Geb. Selamat juga untuk SNMPTN nya. So proud of you dek Gebi." Kak Furqon memberikan Gebi buket jilbab yang sangat cantik. Melihatnya saja membuat Gebi tak rela jika harus membongkarnya.

"Terimakasih,kak Pung. Semoga Allah yang balas kebaikan kaka ya. Terimakasih juga sudah repot-repot datang kemari." Gebi merasa tidak enak sekali. Walaupun jarak Semarang ke Jakarta tidak terlalu jauh, tapi tetap saja dia merasa tidak enak.

"Santay aja dek, mumpung ada IB juga tiga hari. Lagian rumahku juga di Jakarta, ini juga mantan sekolahku dulu. Dan kamu juga adik kelasku dulu. Jadi tak masalah kan?"

"Hahah, iya deh iya yang sekarang sudah jadi taruna akpol. Selamat datang kembali ke Jakarta ku ucapkan kepada kaka terkece sejagat raya." Kak Furqon tertawa mendengar lelucon yang Gebi buat. "Oh iya kak, kenalin ini ayah dan ibu Gebi kak. Dan ini abang Gebi." Kak Furqon tersenyum, memberi hormat terlebih dahulu kepada Pak Bagas lalu mengulurkan tangan kepada Sarah dan Bagas. Tak lupa kepada Reza juga.

"Mohon izin, perkenalkan saya Brigadir Satu Taruna Furqon Saibatin. Asal Jakarta. Kaka kelas dek Gebi pada masanya." Bagas, Sarah, Reza juga Gebi tertawa mendengar ucapan Furqon. Pasalnya keluarga Gebi bukan dari kalangan komandan atau apalah itu. Tapi kak Furqon mengenalkan dirinya seperti sedang berhadapan dengan komandannya.

"Saya Antonio Bagaskara, panggil saja om Bagas. Kalau ini istri saya, namanya Natalie Sarah, panggil saja tante Sarah.

"Dan saya, Reza Orlando Bagaskara. Abangnya Gebi. Kalau kata dia si gue laki-laki paling tampan sedunia." Ucap Reza yang dihadiahi cubitan oleh Gebi.

"Jangan percaya, kak." sanggah Gebi tak terima.

"Siap, senang berkenalan dengan kalian." Kami semua mengangguk.

Lagi-lagi Gebi dibuat kecewa. Kemana Rama? kenapa dia belum datang. Apa dia sudah kembali ke Magelang? dia pergi disaat hari bahagianya. Rama yang sudah janji akan datang, tapi Rama sendiri yang mengingkari.

"Geb sudah jangan berharap lagi. Mungkin dia lagi sibuk. Jangan mikiri yang aneh-aneh." Gebi berusaha tenang.

Furqon mendekati Gebi yang tampak sangat gelisah. Entah apa yang sedang gadis itu pikirkan. "Dek, foto yuk."

Gebi tersentak kaget, "Oh iya boleh kak, mari."

Gebi meminta tolong Reza untuk memfotokan dirinya dan Furqon. Senyumnya tak lupa dia tunjukkan sebaik mungkin.

Dan perlu kalian ketahui, jika saat ini, detik ini, di tempat ini. Gebi menjadi pusat perhatian. Bagaimana tidak, Furqon yang notabenya adalah alumni Pelita Jaya kini hadir di acara wisuda Gebi, di tambah dia menggunakan seragam taruna Akpol. Dan abangnya yang menggunakan jas almamater universitas yang banyak di impikan oleh banyak siswa siswi.

Semuanya tengah duduk di bangku taman sekolah. Namun, mata Gebi tidak fokus dengan topik pembicaraan kali ini. Bahagianya masih kurang, bahagianya belum lengkap kali ini. Beberapa kali Gebi membuka ponselnya, mengecek apakah ada notif yang masuk atau tidak. Namun, nyatanya tidak ada.

Gebi menunduk, berusaha menyembunyikan rasa kecewanya kepada Rama.

"Gebi Ollivia Bagaskara." Panggilan itu terdengar jelas di telinga Gebi.

🌲🌲🌲

Hayu siapa yg datang? coba tebak.

Apaan si thor, gaje amat, wkwk.

Happy reading semua🤗 masih di tunggu yups vote dan coment dari kalian. Semoga suka.🤗 Salam manis dari author yg masih terus berproses menjadi lebih baik lagi.

Friendzone (Open PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang