16

903 44 0
                                    

Setelah menempuh perjalanan Jakarta-Tegal, akhirnya Gebi dan keluarganya tiba di kampung halaman Sarah, ibunya. Gebi masuk ke kamar yang sudah lama tak dia tempati. Hampir 12tahun Gebi jarang menempati kamar ini. Kamar yang begitu banyak kenangan bersama sahabatnya dulu. Sahabat kecilnya, yang kini sudah pergi untuk selamanya. Dan yang membuat hati Gebi sakit adalah ketika Adel pergi, Gebi tak bisa bertemu untuk terakhir kalinya. Rencananya esok Gebi akan berkunjung ke rumah Adel dan ke tempat peristirahatan terakhirnya.

Berhubung Gebi mendapatkan cuti sebelum dirinya berkutat dengan pekerjaan menjaga dan membela negara, Gebi meminta Sarah dan Bagas untuk berkunjung ke rumah mbah uti dan kakungnya. Sudah lama mereka tak berkunjung. Hitung-hitung menepi sebentar dari keramaian hiruk pikuk kota Jakarta.

Gebi melepaskan kemeja abunya, lalu menggantinya dengan kaos hitam pendek. Setelah menggantinya, Gebi merebahkan tubuhnya di atas kasur kapuk yang juga tak kalah empuknya.

Gebi membuka ponselnya. Disana sudah banyak pesan yang masuk, ia membuka pesan dari Kak Naufal yang suka menanyakan kabar dirinya.

Memang sekarang Gebi dan Naufal sudah menjadi sepasang kekasih. Tak banyak yang tahu jika mereka kini menjalin kedekatan, hanya orang-orang terdekat saja yang tahu.

Kedekatan mereka berawal ketika pertemuan mereka di bandara. Saat dimana Gebi baru saja pulang dari Magelang, saat dia baru saja menghadiri acara Rama. Dan sejak saat itulah semuanya berjalan hingga detik ini.

Abang Loreng♥️
Hai buk pol. Sudah sampai kah? jangan lupa makan ya!!
Jangan lupa hubungi aku kalau sudah sampai.
Salam buat mbah uti sama akungmu ya, dari orang tampan. Aku mau piket dulu, nanti kalau sudah selesai aku telpon ya. Miss you buk pol😍♥️

Gebi merasa geli sendiri ketika membaca pesan dari Naufal. Bagaimana bisa, dia seperti ini. Sifatnya yang tegas dan sok bijak seketika hilang ketika sedang bersama Gebi.

Tak berfikir lama, Gebi langsung membalas pesan dari Naufal.

Wa'alaikumsallam, pak tentara. Mohon izin melaporkan jika saya sudah sampai di tempat tujuan dengan selamat sentosa. Siap izin, saya sudah makan kok pak tenang saja. Bapak juga jangan lupa makan ya, semangat piketnya pak, heheh.

Gebi cekikikan sendiri ketika membalas pesan Naufal. Dirinya sengaja menggunakan kata Bapak agar dia kesal. Tapi percuma saja Gebi berusaha membuat lelaki itu marah, karna Naufal tak pernah bisa marah dengan Gebi.

Hubungannya dengan Naufal sudah di ketahui oleh keluarganya. Bahkan Naufal sempat diam-diam datang ke rumah untuk bertemu dengan orang tua Gebi tanpa sepengetahuannya. Reza juga di buat kaget ketika mendengar kalau adiknya kini tengah menjalin kedekatan dengan sahabatnya dulu. Sungguh ini gila, tapi ya mau gimana lagi. Selagi Naufal bisa membuat Gebi bahagia, pasti Reza akan ikut bahagia.

Saat Gebi hendak memejamkan matanya, dering ponselnya berbunyi. Disana tertera nama seseorang yang kini tengah mengisi hati Gebi. "Abang Loreng ♥️"

"Assalamualaikum, pak tentara." Sapa Gebi dengan ledekan khasnya.

"Wa'alaikumsallam, ibu polwan. Baru nyampe ya, dek.?" Terdengar suara ramai disana.

"Iya nih, bang. Abang lagi ngapain si ko kayanya rame banget? lagi di pos kan" Tanya Gebi berusaha mengecilkan volume suaranya, tak ingin mengganggu orang rumah.

"Iya ini, dek. Ya kamu tahu sendiri kalo di pos itu gimana." Gebi hanya ber oh ria. "Mau liat wajah kamu dong, baru di tinggal sebentar tapi kok rasanya udah kangen banget ya, dek."

"Alah abang ini sukanya gombal banget."

"Serius ini, dek. Abang gak pernah gombal sama kamu loh."

Friendzone (Open PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang