Extra part

867 27 0
                                    

Di tepi pantai dengan nuansa outdoor, telah terpasang dengan mewah bunga dan lampion yang menggantung dan beberapa foto perempuan dan laki-laki dengan seragam putih biru yang tengah tersenyum.

Dekorasi dengan tema Rustic, membuat sore hari ini tampak begitu cantik. Sederhana namun masih terlihat mewah dan elegan.

Beberapa foto pada masanya itu terpasang rapih di sebuah pintu masuk.

Perempuan dengan balutan kebaya berwarna putih yang menjuntai kini tengah tersenyum lebar.

Tangannya mengapit lengan lelaki dengan tubuh tegapnya. Mata elang itu terus menatap lurus kedepan.

Lantunan lagu Beautiful in white Mengalun merdu mengiringi setiap langkah demi langkah keduanya.

Di depan sana sudah berbaris para rekan dari lelaki di sampingnya. Dengan pedang di tangan kanannya sudah siap menyambut kami.

Dibawah hunusan pedang, perempuan itu menoleh pada lelaki di sampingnya. Lelaki tampan yang akhirnya kini menjadi miliknya seutuhnya.

Lelaki yang kini telah kembali pada pelukannya, setelah drama panjang yang menghampiri keduanya.

Ramdhan Diki Alvaro, lelaki itu kini benar-benar kembali. Setelah hari itu dinyatakan hilang dan habis masanya, kini lelaki itu datang dan menjelma menjadi sosok yang akan melengkapi kehidupan seorang Gabriella Olivia Bagaskara.

"Jangan di liatin terus," bisik Rama yang membuat Gebi menahan tawanya.

Sebelum hari H, Rama sudah mengatakan jika Gebi tak boleh memandangnya ketika acara prosesi pedang pora berlangsung.

Katanya, "nanti jangan liatin saya ketika pedang pora tengah berlangsung, saya tidak ingin jika saya tersandung hanya karena gerogi di liatin perempuan cantik seperti kamu."

Gebi ingin tertawa saat ini juga, tapi ia tak ingin merusak momen sakral di acaranya sendiri.

Kini kedua mempelai ada di bawah hunusan pedang yang melingkar.

Rama menatap lekat mata Gebi, "Kita tandai dengan pedang ini, pedang sakti wisaka wira samudra. Berarti sejak saat ini, hidupku adalah hidupmu juga. Tugasku adalah tugasmu juga. Di pundakku, di pikul suatu tugas sakti prajurit samudra. Berarti semua ini milikmu juga."

Gebi mengangguk, menatap lekat mata elang milik Rama, "Ya Tuhan limpahkanlah pada kami kekuatan iman. Tunjukkanlah pada kami jalan yang benar. Jadikanlah pada kami kehidupan yang berguna. Kiranya berbahagialah hidup kami,"

"Aamiin... Aamiin... Ya rabbal alamin," ucap keduanya secara bersamaan dengan warna langit yang sangat cantik.

Ucapan mereka bersamaan dengan tenggelamnya matahari di sisi barat. Warna jingga yang sejak tadi mengiringi setiap langkah keduanya, menambah kesan romantis.

Suasana senja di pantai membawa keduanya sampai di titik yang sangat dinantikan.

Menjadi sepasang dan sahabat hidup selamanya tak pernah terbayang sebelumnya. Dan kini keduanya benar-benar menjadi sahabat untuk selamanya. Menemani setiap masa sulit maupun bahagia bersama, menemani setiap detak jantung dan nafas yang berhembus sampai Tuhan memisahkannya.

***

Dari kejauhan, wanita dengan dress berwarna navy tersenyum simpul. Mata perempuan itu terlihat sembab. Dadanya terasa sesak, namun dia harus terlihat kuat di hadapan mereka.

Di depan perempuan itu sudah ada Raka dan Melda. Bersiap untuk memberikan selamat pada sepasang makhluk Tuhan yang tengah berbahagia.

"Wih, selamat mas bro dan mbak bro. Akhirnya nggak sia-sia kalian menggalau di setiap malam. Dan nggak sia-sia juga gue selalu dengerin curhatan kalian berdua," ucap Raka ketika menyalami Rama dan Gebi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Friendzone (Open PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang