51

438 27 2
                                    

RAMA?

Kalimat itu terucap begitu saja dari seseorang yang baru saja datang. Dia terpaku dengan seseorang yang kini tengah duduk bersama Gebi dan Naufal.

Lelaki yang selama ini juga dia rindukan. Gebi dan Naufal menatap Raka dengan senyuman di bibirnya.

Lelaki yang masih sedikit jauh dari tempat ketiganya berada tampak sangat terkejut. Bukan hanya lelaki itu saja, tapi perempuan yang sekarang mengenakan blouse berwarna tosca dengan jilbab senada.

Raka dan Nindy!

Keduanya masih terpaku, sedangkan Rama hanya menunjukkan gigi ratanya.

Rama membentangkan tangannya, meminta untuk Raka dan Nindy memeluk dirinya.

"Lo nggak kangen?" tanya Rama pada Raka.

Raka berjalan mendekat pada sahabatnya, memeluk erat sahabatnya dengan perasaan yang masih tak percaya.

Tangis haru yang membuat dadanya terasa sesak, "ini beneran lo, kan?"

Rama mengangguk sembari melepaskan pelukan Raka, "yakali gue hantu!"

Raka menghapus air matanya, "sialan lo!"

Rama, Gebi dan Naufal tertawa melihat Raka yang terlihat gengsi untuk mengungkapkan kerinduannya.

Sedangkan Nindy masih terpaku di dekat pintu masuk cafe, perempuan itu terlihat meneteskan air matanya.

Rama tak meminta Nindy untuk datang menghampirinya, melainkan ia sendiri berjalan menghampiri Nindy.

Rama menghamburkan tubuhnya kedalam pelukan tubuh mungil Nindy. Tangis Nindy tak bisa lagi di bendung, perempuan itu masih tak membalas pelukan Rama.

"Ram!" panggil Nindy di sela-sela pelukannya.

"Gue kangen sama lo," jawab Rama mengeratkan pelukannya pada tubuh Nindy.

"Gue lagi nggak mimpi kan?" Rama menggeleng lagi.

Akhirnya Nindy membalas pelukan Rama, perempuan itu terus memeluk tubuh Rama erat.

Sebuah kerinduan yang akhirnya terbalas dengan temu. Kerinduan pada seseorang yang sebelumnya telah di nyatakan habis masanya.

Seperti mimpi namun nyata adanya!

"Jangan pernah pergi lagi, ya," ujar Nindy pelan.

Rama menggeleng, "tidak akan."

***
Malam semakin larut, udara dingin semakin menusuk kulit. Namun kelima pemuda itu masih asik dengan obrolan yang semakin hangat.

Rama tersenyum melihat Gebi yang akhirnya bisa tertawa lepas. Melihat Nindy yang sudah bisa bercerita tanpa canggung dan Raka yang juga terlihat bahagia.

Rama tak menyangka jika akhirnya dia akan bisa melihat tawa orang-orang itu kembali. Bisa saling merangkul dan berbagi cerita satu sama lain.

Berada di tengah-tengah mereka membuat Rama semakin hangat. Meskipun harus menerima sebuah kenyataan jika sahabatnya kini telah dimiliki oleh seseorang.

Lagu milik Sindentosca mengalun merdu di ruang karaoke. Lagi-lagi Rama tersenyum, merasakan hangatnya kebersamaan ini.

Persahabatan bagai kepompong

Mengubah ulat menjadi kupu-kupu

Suara merdu Raka dan Gebi membuat Rama kembali teringat akan kisah persahabatannya dengan Gebi juga Raka.

Manusia yang sudah mewarnai hidupnya. Raka yang menjadi teman satu perjuangan semenjak masa putih abu-abu. Dan Gebi yang menjadi pelipur lara di masa putih biru.

Gebi yang sekaligus menjadi luka terdalamnya, sekaligus patah hati terbesar yang Rama rasakan kembali setelah beberapa tahun ia menutup hatinya untuk siapapun yang ingin masuk.

Bagaimana tidak, disaat perasaannya ingin tersampaikan, Rama harus menerima kenyataan jika sahabatnya itu telah menjadi kekasih orang.

Nindy merubah duduknya, perempuan itu menggeser lebih dekat pada Rama. Kepalanya menyandar pada dada bidang Rama, menyiratkan sebuah kerinduan pada sosok Rama.

"Terimakasih sudah kembali dan jangan pernah pergi lagi," ujar Nindy dengan suara lembut.

Rama mengangguk lalu mengelus puncak kepala Nindy, "saya tak bisa berjanji tapi saya akan berusaha untuk tidak pergi lagi."

Nindy tersenyum, sebuah senyum yang sangat sulit dirinya jelaskan. Ada perasaan bahagia sekaligus khawatir, perempuan itu takut jika perasaan Rama untuk dirinya belum sebesar ketika Rama memberikan rasa itu pada Gebi.

Dan detik selanjutnya, Gebi menoleh pada dua orang yang tengah saling merangkul. Seakan ingin melepas semua rasa rindu setelah satu tahun lebih tak jumpa.

Ada rasa tidak suka pada diri Gebi, harusnya dia yang ada di posisi Nindy saat ini. Merangkul Rama sepuasnya, namun Gebi sadar jika dia tidak bisa melakukan nya. Ada laki-laki yang harus ia jaga perasaannya.

Ada sebuah janji dan komitmen yang telah ia buat dengan Naufal. Dan Gebi tak bisa mengingkari janji itu.

Janji yang sangat sakral bagi Gebi dan Naufal. Sebuah ikatan yang sebentar lagi akan menjadi ikatan suci pernikahan, lantas bagaimana dengan perasaannya terhadap Rama?

Bagaimana jika nantinya Gebi semakin dalam mencintai lelaki itu. Padahal dia juga mencintai Naufal. Lelaki yang telah berjuang selama ini untuk mendapatkan dirinya.

"Sorry, Nin, gue memang jahat, gue memang brengsek. Bahkan disaat seperti ini saja, gue masih berharap dengan Gebi. Berharap gadis itu akan kembali menjadi milik gue seutuhnya," ucap Rama dalam hati.

Sejak tadi Rama sadar jika Gebi tengah memperhatikan dirinya dengan Nindy. Tapi Rama pura-pura tidak tahu saja, lelaki itu justru mempererat pelukan Nindy di tubuh Rama.

Tapi yang sebenarnya terjadi, hatinya membatin penuh rasa bersalah dengan Nindy.

"Menyimpan dua nama dalam satu hati, sekalipun itu sahabat sendiri, ternyata semenyakitkan ini," gumam Rama.

"Karena akan mustahil persahabatan antara perempuan dan laki-laki tak mempunyai perasaan lebih. Pasti akan ada masanya salah satu dari mereka yang akan mempunyai perasaan lebih dari sahabat."

Rama masih merangkul tubuh Nindy. Meskipun hati dan pikirannya masih untuk perempuan yang juga saat ini tengah berada di dalam rangkulan seorang lelaki yang sebentar lagi akan menjadi suaminya.

Rama mengecup puncak kepala Nindy, berharap perempuan itu tak merasakan semua kegelisahan dirinya saat ini.

Namun dari arah lain, Raka menyadari tingkah yang tengah di buat Rama.

Raka tahu jika saat ini Rama masih gelisah dengan hati dan pikirannya. Tentang perasaannya pada dua perempuan yang tak ingin ia lepas salah satunya.

"Dasar egois!" gumam Raka lirih.

🌲🌲🌲

Happy reading semua 🤗❤️

Happy weekend, semoga kalian sehat selalu. Terimakasih yg sudah bersedia membaca cerita fiksi yg masih banyak kurangnya ini. Jangan lupa kasih saran di kolom komen ya 😊😊

Oh iya, author lg ada event bikin Quotes tema Kehilangan loh, buat kalian yg suka bikin Quotes bs banget kepoin yuk, lgsg cek Ig author aja ya @sofii8199





Friendzone (Open PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang