19

876 41 0
                                    

"Ayah, aku sama bang Naufal ya. Kasian dia masa nyetir sendiri, hihi" Bagas mengangguk, menuruti keinginan putrinya.

Hari ini Gebi dan keluarganya akan kembali ke Jakarta. Liburannya sudah cukup. Dan saatnya untuk kembali beraktivitas seperti biasanya.

"Yang lagi bucin mah beda." Kata Reza menyindir Naufal dan Gebi.

"Apaan si, bang, sirik aja." Jawab Gebi tak terima.

Sementara Reza hanya mengerucutkan bibirnya, melihat adiknya kini tengah memadu cinta dengan sahabatnya membuat Reza cemburu. Pasalnya dulu adiknya tidak pernah bisa jauh darinya, tapi lihatlah sekarang. Adiknya kini lebih berpihak kepada kekasihnya.

Reza sangat menyayangi adiknya itu, bahkan ketika Naufal meminta izin untuk mendekati Gebi, Reza sempat tidak setuju. Bukan tanpa alasan Reza melakukan itu. Dirinya tahu jika Naufal dulu mempunyai banyak cewek. Sikapnya yang selalu friendly ke siapapun kadang membuat seseorang itu salah mengartikannya.

Namun Naufal bisa meyakinkan Reza, jika dia sudah menyayangi satu wanita, selamanya akan tetap jadi miliknya. Reza tahu itu, bahkan dulu Naufal sempat menjalin kedekatan dengan seseorang sampai akhirnya semuanya harus kandas begitu saja, wanita itu meninggalkannya di saat lelaki itu tengah berjuang mendapatkan mimpinya.

Semuanya sudah siap di depan rumah Putri, mbah Utinya. Lebih tepatnya Ibu dari Sarah. Semua barang bawaan sudah masuk ke dalam bagasi mobil, kini giliran berpamitan.

"Bunda, Sarah pulang dulu ya. Bunda jangan capek-capek, jaga kesehatan ya." Putri mengangguk lalu mencium pipi anaknya.

"Hati-hati di jalan ya, ndo, sering-sering main ke rumah," ucap Putri.

Sarah mengangguk "Iya, bund, Sarah janji bulan depan Sarah main lagi kesini."

"Titip Sarah sama cucu-cucu mbah, ya nak Bagas." Bagas mengangguk lalu memeluk ibu mertuanya.

"Iya, bunda. Bagas janji akan terus jagain Sarah dan anak-anak."

"Gebi pamit dulu ya, mbah. Jaga kesehatan ya, Gebi sayang sama mbah." Gebi memeluknya erat. "Iya, sayang doain mbah terus ya biar bisa lihat kamu nikah nanti." Gebi mengangguk.

"Reza pulang, ya mbah. Jaga kesehatan, kalau ada apa-apa hubungi Reza ya, Reza janji bakal ngobatin mbah nanti." Putri tersenyum bahagia, kini cucu-cucunya sudah menjadi orang hebat.

"Jaga Gebi ya, nak Naufal. Kalau dia nakal marahin aja, heheh."

Naufal tertawa "Siap, mbah. Terimakasih sudah menerima Naufal disini, Naufal janji bakal jaga Gebi dengan segenap raga dan jiwa Naufal." Putri mengangguk.

Setelah itu semuanya masuk ke dalam mobil. Gebi sudah duduk di kursi penumpang, di samping Naufal. Bisa Gebi yakini kalau sekarang abangnya pasti tengah mendumal, pasalnya sekarang dirinya tidak ikut dengan mobil Ayah nya.

"Bang, mampir dulu ke rumah sahabat aku, ya." Naufal mengangguk "Siap, tuan putri, tinggal tunjukkan arahnya saja." Gebi tersenyum, pipinya memerah ketika Naufal berskikap manis sekali.

Gebi membuka ponselnya, dia menekan aplikasi WhatsApp.

IbuNegara❤️
Bu, Gebi sama abang mau mampir ke rumah Adel dulu ya. Ibu duluan aja sama ayah.
Bilangin bang Reza juga, jangan ngedumel mulu, nanti cepet tua, heheh😂

Tinggg...

Ponsel Gebi berbunyi, menandakan ada pesan masuk.

Iya, sayang hati-hati ya.
Iya itu loh abangmu, kaya gak terima aja lihat kamu sama Naufal berdua.

Friendzone (Open PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang