33

735 41 0
                                    

Gebi baru saja selesai membereskan berkas-berkas pekerjaannya. Dirinya tengah bersiap untuk pulang, tapi fokus matanya tertuju pada sebuah benda pipih yang tergeletak di atas meja. Dering ponsel Gebi yang menunjukkan sebuah panggilan masuk, namun hanya tertera nomor yang tidak Gebi kenal.

Setelah berpikir panjang, Gebi mengambil ponselnya, lalu menggeser ikon telpon berwarna hijau.

"Hallo, selamat sore, ada yang bisa saya bantu?" Ucap Gebi mulai menyapa.

"Selamat sore, dengan IPDA Gebi?" Tanya seseorang dari sebrang telpon.

Gebi terdiam sejenak, rasanya Gebi kenal dengan suara lelaki yang kini tengah menyapanya di telepon. "Hai, Geboy.!" Sapanya kembali, yups Rama sengaja memanggilnya dengan sebutan geboy. Panggilan sayang Rama kepada Gebi sebelum semuanya memburuk.

Gebi tercengang, pasalnya seseorang yang memanggilnya geboy hanya Rama seorang. "Ah apaan si, ndak mungkin kalau ini Rama." Gumamnya dalam hati.

"Mohon maaf, dengan siapa sekarang saya bicara?" Tanya Gebi dengan sopan.

Rama terkikik geli, "anda sedang berbicara dengan Letda Ramadhan Diki Alvaro."

Gebi menutup mulutnya, betapa terkejutnya Gebi saat ini. "Gue nggak lagi mimpi kan?" Ucapnya tak sadarkan diri.

"Haha, coba aja lu cubit pipi Lo sendiri, kalau sakit berati lu lagi nggak mimpi."

Gebi mencubit pipinya sendiri, dan "arghhhh." Ringis Gebi. "Nah sakit kan?" Tanya Rama kembali.

Gebi terdiam, dirinya berusaha menetralkan perasaannya. "Oh sorry, Ram!"

"Santai aja." Rama terdiam sejenak, "emmhh, Bi, hari ini lo sibuk kaga?"

"Kaga si, ini gue juga udah kelar, bentar lagi mo balik, kenapa?" jawab Gebi dengan nada sesantai mungkin.

"Emmhh, gue bisa ketemu nggak sama lo, bentar aja kok.!"

Gebi menggaruk tengkuknya, berpikir sejenak. "Ya boleh aja si, mau ketemu dimana emangnya?" Tanya Gebi yang masih sedikit agak bingung dengan Rama yang tiba-tiba memintanya untuk bertemu.

"Nanti tempatnya gue sharelock."

"Oh yaudah, gue siap-siap balik dulu ya."

"Iya,. Bi. Makasih ya, see you."

"Hmmm." Jawab Gebi tanpa kata-kata lagi, lalu setelah itu panggilan terputus.

Gebi duduk terdiam di kursi kerjanya. Jujur saja, kini Gebi senang karena sebentar lagi dirinya akan bertemu dengan seseorang yang telah lama di nantikan. Tapi Gebi juga bingung, mengapa tiba-tiba Rama ingin bertemu dengan dirinya.

Lama Gebi melamun, sampai-sampai dirinya tak sadar jika sedari tadi ponselnya berdering. Gebi terlonjak kaget, lalu melihat siapa yang menelpon nya kembali.

Dirinya tersenyum, ketika nama Mas Loreng❤️ tertera di layar panggilannya.

Dengan secepat kilat Gebi mengangkat teleponnya, "Hallo, assalamualaikum, dek."

"Wa'alaikumsallam, mas." Jawab Gebi semangat.

"Lama amat ngangkatnya, dek."

"Hehe, maap, tadi Gebi habis naro berkas mas." Ucap Gebi bohong.

"Oalah, udah mau pulang ya?" Gebi mengangguk.

"Mas!" Naufal hanya mengangguk, sebagai jawabannya. "Adek mau minta ijin buat nemuin seseorang boleh?" Naufal tertawa, "loh ya boleh toh, dek. Kenapa juga harus minta ijin sama, mas?"

"Ya Gebi nggak mau kalau nantinya mas kecewa lagi sama, adek."

"Emang kamu mau ketemu sama siapa si, sampe minta ijin dulu segala."

Friendzone (Open PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang