Part 30

5.6K 427 41
                                    

Maap banget karena jarang up dan up nya lama banget. Beberapa hari kemarin aku Sama mamaku lagi pelatihan jadi ga sempet mau nulis trus pulang dari latihan sempat sakit beberapa hari. Jadi mikirin buat up malas banget. Maafkeun yang sebanyak-banyaknya ya.

___
Adzan sholat subuh berkumandang merdu. Fajar masih malu menampakkan jingganya. Cewek berambut sebahu itu membuka mata sambil menguap. Mendengar suara adzan, lekas dia melepas pelukan dari seseorang yang berada di belakangnya dengan pelan. Setelahnya, cewek itu menyibak selimut yang membungkus tubuh keduanya yang setengah bugil.

Dengan perlahan, dia mulai turun dari kasur tak lupa ringisan kecil dari bibir tipisnya terdengar lirih. Sungguh, Rena akan mogok bicara dengan suami mesumnya itu. Tak akan lagi dia berikan kesempatan pada pria yang dia sebut suami itu untuk menyentuh dirinya lagi. Sudah cukup kemarin dia  pasrah. Dosa? Tidak, asal dia tak tahu kode Deva. Bayangkan saja, dari kemarin siang cewek itu melayani sang suami hingga menjelang subuh. Bahkan kemarin, hanya sedikit makanan yang masuk ke dalam perut Deva. Entah kekuatan dari mana lelaki itu dapatkan hingga dapat bertahan, tak ada capek-capeknya.

Untung saja masih ada sisa makanan yang mereka pesan kemarin. Jika tidak, mungkin Rena sudah pingsan. Ditambah bagian bawahnya ngilu akibat itu. Dan bertambah perih lagi bila dia buang air.

"Gue kapok ya Allah, mudah mudahan nanti enggak lagi." Ya, salahnya menerima ajakan pria itu. Namun, apa boleh buat? Wajib baginya, dan dosa untuk menolak. Oh Rena ...

Lagipula rasanya sedikit ehm ... itu lah. Tak perlu dijelaskan, ya.

Lupakan kejadian kemarin, Rena telah bersiap dengan mukenah nya, setelah membersihkan seluruh badannya. Hendak mengucap kalimat untuk memulai ibadahnya, dia merasakannya Deva bangun mendekat padanya yang masih mengenakan celana pendeknya.

"Allahuakbar ..."

Sontak, Rena langsung berucap takbir setelah melafalkan niat dalam hati, agar suami laknatnya itu tak mengajaknya bicara.

"Sayaaaa... Nng?" Baru saja Deva ingin memeluk manja ceweknya, malah cewek itu seolah tak melihat dirinya dan tanpa menunda melaksanakan ibadah tanpanya.

"Ck. Liat aja nanti!"

Deva berdecak kesal. Lantas, dia berbalik membenahi dahulu tempat yang menjadi saksi penyatuan cinta mereka, eh? Ya itulah. Usai beres melepas semua kain yang membalut kasur dan bantal, Deva menyatukannya dan membawanya ke dalam kamar mandi. Setelah itu, baru dia mandi dan bersiap untuk sholat juga.

Mengakhiri sholatnya dengan salam, tak lupa Rena bersimpuh pada sang ilahi. Dia mendoakan agar semua baik-baik saja, baik masalahnya maupun masalah orang yang dia sayangi. Tak urung juga cewek itu mendoakan agar sang pencipta melindungi dirinya dan anaknya beserta ketiga orang tuanya. Suaminya? Tak perlu. Doa semoga suaminya menyetujui permintaan perceraiannya saja, jika bisa.

Hatinya mendadak tak enak saat membuat susu khusus untuk dirinya kemarin. Gelasnya pecah, perasaannya menjadi tak menentu saat gelas yang dia pegang jatuh, berserakan di lantai. Entahlah, pikirannya saat itu mengingat ibu tirinya, Citra. Semoga saja mereka baik-baik saja, batinnya mencoba tenang.

Ceklek

Deva keluar dengan handuk bertengger di pinggang kekarnya. Rena menoleh pada suaminya yang melihat dirinya dengan tampang mesumnya. Hal itu membuat Rena bergidik ngeri, membayangkan saja dia tak mampu.

"Oh cintaaa." Tubuh Rena seketika menegang saat Deva memeluknya dari belakang. Bermaksud akan lari dari makhluk aneh itu, malah tertangkap.

"Dev?" Rena berbalik menatap Deva memelaskan matanya.

IGNORANT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang