Part 8

10K 802 58
                                    

Di vote dulu ya teman-teman...


____

Berhari-hari keusilan Rena yang sempat membuat Reta geram, kali ini cewek itu heran sama kelakuan Rena yang baru.

Lihat lah. Sepupu Bismo itu berubah menjadi kalem tingkat dewa. Cara makannya sangat anggun. Caranya berjalan mesti angkat dagu. Wah, seperti model saja ya?

Huek hueekk huueeekk

Dan yang sangat membuat otak Reta semakin bercabang adalah, setiap pagi dia  mendengar suara orang muntah di dapur, tepatnya di westafel. Dan kalian tentu tahu siapa manusia itu. Ya, itu Rena, kawan-kawan.

Tetap menjaga image kalemnya, Rena mencuci mulutnya dengan pelan serta gerakan sempurnanya mengelap bibir.

Reta yang lihat sampe geleng-geleng kepala. Baru saja kemarin tingkahnya minta ampun, sekarang makin minta ampun, dah.

"Lo kek gitu ngapaiinnn? Dih, sok cool amat," cibir Reta sembari menyiapkan sarapan. Rencananya, pagi ini mereka akan pergi ke kampus.

"Emang gue kenapa?" tanya Rena tenang. Usai membersihkan wajah, dengan pelan dia berjalan mengitari meja makan sambil berputar seperti orang gila. Baru setelah itu menarik kursi dan duduk di sana.

Reta sampai hampir menyemburkan makanannya karena ingin tertawa.

"Lo jangan jadi orang kerasukan, Ren. Gue jadi merinding," kata Reta.

Lagi-lagi, Rena mengunyah makanannya dengan lambat.

"Astaga lo bener gila ternyata. Eh btw Lo tadi muntah?"

Rena mengangkat kedua alisnya naik turun. "Iya. Si asem bunglam lagi bereaksi."

"Tapi Lo gak lemes tuh?"

Rena cengengesan sambil menyuap dengan pelan dan berkharisma.

Bagaimana mau lemas? Rena tetap menjaga diri agar tidak terhuyung tadi. Sakit kepalanya dia tahan sekuat tenaga, bahkan cewek itu sampai bertanya pada diri sendiri. Kenapa perilakunya seperti orang gila?

"Muka Lo juga kek pucat gitu. Emang beneran ga ada yang sakit?" Reta duduk di samping Rena menatap temannya khawatir.

Sedang si sahabat masih saja menjaga penampilannya saat menggeleng.

"Siap-siap cepet. Jam 8 kita kudu siap."

Rena menanggapi dengan anggukan kecil.

___

Di sisi lain, Deva sedang ada di ruangan kerja miliknya. Dengar-dengar, Deva ini kerjanya sebagai supplier bahan makanan dan punya Kafe. Dan Kafe itu, dia membuatnya bersama Roni. Sahabat kecilnya.

Saat ini, cowok itu bimbang. Mau menghubungi Rena, tetapi untuk apa juga? Pasalnya, sudah 2 bulan lebih, masih tidak ada kabar apakah cewek yang sudah dia ambil selaput daranya itu sudah mengandung atau tidak.

Yah, perasaan Deva jadi terombang-ambing atas warta yang ditunggu. Hasilnya jadi penentu masa depan dia, itu masalahnya.

Dengan sekali hembusan napas, Deva menekan tombol hijau pada salah satu nomor yang telah dia tekan.

IGNORANT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang