Typo tandai please. Soalnya aku kalo nulis atau pun repisi ga baca ulang. Males.
___
Seminggu sudah Rena dan Deva menjalani hari baru sebagai pasangan suami istri. Tak ada yang istimewa atau kesan bagus dari 7 hari bersama. Sebab, tiada hari tanpa cekcok. Dan Rena pikir, semua karena Deva. Pasalnya, Deva ini suka menjahili sang istri. Rena, kan jadi ngambek. Dan satu lagi,
Usut punya usut, setiap malam Deva selalu dikirimi chat oleh Vonny jika bukan Surinah. Entah siapa yang satu itu pikir Rena, mungkin pembantu, sebab dari namanya ditulis Mbo Surinah. Tapi, mengapa isi pesannya di luar nalar Rena? Masa iya, kawan-kawan, pembantu kirim chat rindu sama suami orang notabene majikannya sendiri? Kan tidak mungkin.
Akhirnya, karena rasa penasaran ibu hamil itu tidak tertolong lagi, ia pun duduk di samping Deva bertanya sama suaminya yang lagi main laptop sambil menengkurapkan badan di atas kasur.
"Dev, ini pembantu Lo kok ngirim chat kek gini? Lo pacaran ya, sama pembantu?"
Deva refleks menoleh tak lupa tatapan herannya. Sungguh heran, darimana Rena berspekulasi aneh begitu?
"Hah? Gue pacaran sama pembantu? Aneh Lo." Deva menggelengkan kepalanya kembali menatap laptop di hadapannya.
"Terus ini apa? Masa dia bilang, 'Dev, plis kamu pulang, ya. Aku rindu, jangan gini, Dev'. Yakin bukan pacar?"
"Coba mari sini," pinta Deva mengulurkan tangannya mengambil ponselnya. Ketika membaca apa yang dilihatkan Rena, kontan ia melebarkan matanya.
Rena pun bertanya melihat reaksi suaminya yang begitu, "kenapa, Dev? Kan, pacar Lo rindu."
Deva mendengus, "bukan pacar, Ren. Gue single lho ini," katanya.
"Single?" Tanya Rena memastikan. Deva mengangguk santai.
"Oh single. Terus itu siapa dong? Ya kali pembantu Lo kirim chat gitu terus. Ga mungkin dia salah kirim."
"Dia mantan tunangan, doang."
"Katanya single. Kok ada tunangan?" Rena tak paham. Deva ini pelupa atau bagaimana?
"Ya kan bukan pacar. Tunangan juga gak gue akui," sahut Deva lagi dengan woles.
Lipatan di dahi Rena bertambah. "Baru tadi Lo bilang dia tunangan Lo, sekarang Lo bilang ga Lo akuin. Astaga, Dev. Yang jelas, dooongg." Rena gemes, hingga bayi-bayi di perutnya menyuruhnya untuk memukul kepala bapaknya.
Dan seharusnya di sini Deva yang gemes. Istrinya juga, seperti tak sampai-sampai itu kata-katanya ke dalam saraf otak istrinya.
"Aih!" Deva mendesis ketika kepalanya ditimpuk. "Subhanallah, Reeenn. Salah gue apa, sih?" gerutunya.
"Ya siapa suruh ngomong ga jelas. Bilang mantan tunangan, trus sudah itu bilang lagi ga diakuin. Yang jelas makanya," omel Rena tak mau kalah.
Deva mendesah kasar, lalu bangkit untuk duduk menghadap istrinya dengan kaki disila. "Oke oke. Jadi gini, pas gue lulus SMA, gue sama dia dijodohin. Otomatis dia tunangan gue di mata orang. Kan?"
Rena manggut-manggut.
"Nah, tapi bagi gue, gue sama Surinah itu gaada apa-apa. Paham?"
Rena mengangguk lagi. "Oke."
"Paham gak?"
"Iya paham. Jadi dia bukan tunangan Lo, tapi mantan tunangan Lo."
Bahu Deva melemas. "Iya gitu. Tapi bagi gue dia bukan tunangan, bukan mantan tunangan jadi gue single."
KAMU SEDANG MEMBACA
IGNORANT ✓
General Fiction[TAMAT] lagi repisi, jadi simpan ke perpus dulu aja, ya. Ini tentang RENATA ALEWIES dengan segala kecuekannya. Dia hamidun saja cuek dan tidak peduli. Deva, sebagai tersangka yang menghamilinya saja dibuat termangu, dia ingin bertanggung jawab atas...