Part 20

7.7K 574 17
                                    

Kuy vote dulu sebelum baca. Please *-*
Maap up nya lama bengethh. Huuuaa pocer eksel come to mamaniseee pleaaaseee. Mamaniseee dah kuyyuss sangat gegara pocer tak ke sini huhuhu

___

"Makasih," ucap Rena setelah Deva membantunya jalan ke kamar sampai tempat tidur mereka. Deva mengangguk sebagai jawaban. Bola matanya berkeliling menelisik setiap sudut kamar Rena. Pertama kalinya cowok itu memasuki kamar cewek yang sekarang menjadi istrinya. Kamar yang lumayan luas. Warna dinding tak begitu mencolok dan terkesan kalem.

"Gue mau mandi dulu. Dari tadi badan gue gerah banget. Lupa mandi," ucapnya setelah hening beberapa saat tadi.

Rena menampilkan raut wajah jijiknya, "jadi dari tadi Lo gak mandi?"

Deva mengangguk menyengir. Tak peduli pekikan keras dari Rena karena mencuri kecupan di bibir cewek itu, ia erjalan menuju kamar mandi untuk untuk membersihkan badannya.

Namun sebelum mengambil handuk di samping kamar mandi, cowok itu berbalik. "Ren, Kalo ada Roni atau Bismo datang bukain, ya."

Rena yang hendak mengambil Headphone-nya menoleh pada Deva menatap sebal cowok yang beruntungnya berstatus suaminya itu. "Buat apa? Ga mau ah. Orang udah ngantuk. Males."

"Bentar, doang. Ya?" kata Deva memelaskan mata.

"Buat apa, sih?"

"Tas baju gue ketinggalan tadi."

Rena berdecak. "Ya udah. Mandi sana," katanya membuat Deva terkekeh memberi ciuman jauh.

Rena bergidik ngeri melihatnya. "Iiish! Kayak om mesum, gilak. Jijik. Mana kaga mandi lagi. Duh, bibir gue jadi impeksi ini," gumamnya tiba-tiba merasa hawa dingin di lehernya.

Cewek itu kemudian mengambil Headphone, dan memakainya. Seolah lupa dengan apa yang baru saja diamanahkan Deva padanya, Rena memainkan ponselnya akan memutar lagu. Sudah lama dia tidak begini. Tidur sambil menggunakan headphone kesayangannya. Karena sudah ada orang yang menemaninya tidur, jadi cewek itu tak perlu cemas lagi jika dia ketiduran sementara benda penyalur suara itu masih di telinga.

Tok tok tok

"Devaa!"

Roni mengetuk pintu lagi. Masih tidak ada jawaban ataupun orang yang membuka pintu. Dalam benaknya, ini orang langsung tancap gas buat anak lagi atau sedang apa?

"Deva! Buka woi!" teriaknya jengkel sembari menggedor pintu lagi.

"Woi! Kalo mau malam pertama jangan sekarang! Tas Lo berat an*ing!" Salah sendiri, tidak bisa kah dia menaruh dulu tas itu. Sungguh tolo*nya gak ketolong.

Tok tok

Dari luar, Roni terus berteriak. Dia membawa tas milik Deva yang ketinggalan tadi.

Roni mendengus, mereka yang di dalam kamar ini tidak bisa menunda sebentar, kah.

Roni menarik nafas dalam-dalam, "WOI! BUKA! AELAH NGEBET BANGET! DEVA! DEVA ANJIM! GUE DOBRAK YE!" Roni menggedor heboh pintu kamar Rena dan Deva.

"WOI!"

Rena yang dalam kamar, malah tidur dengan tenang. Tak ada yang bisa mengganggu waktu tidurnya sekarang. Apalagi dengan headphone di kepala, Rena semakin nyenyak tidurnya.

Ceklek

Deva yang baru saja keluar dari kamar mandi, dikagetkan suara teriakan dari luar. Dia melihat Rena bergeming, menghela napasnya.

"WOII!" Roni berteriak lagi.

Dengan masih bertelanjang dada, Deva membuka pintu. "Oh elo. Tas gue mana?"

IGNORANT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang