Part 24

5.6K 601 27
                                    

Rena berkacak pinggang, menunjuk pria yang tadi dipeluk Reta. "Dia siapa?!"

"Dia siapa, honey?" Si pria tadi bertanya pada Reta. Reta memejamkan matanya dan merutuki pria yang dengan santainya bertanya seperti itu.

Deva hanya diam melihat drama di depannya. Padahal ini bukan urusan Rena, tapi yah jiwa kepo si bumil meningkat. Jadi biarkan saja.

"Reta?!" desak Rena, dengan tangan di pinggang.

"Em... baby. I'm home, okay?" pamit Reta pada pria yang dia panggil baby tadi. Lalu menarik tangan Rena menjauh dari tempat tadi, Deva diam saja mengikuti mereka.

"Ish! Lo itu bikes banget tau gak?!" Reta menggerutu sepanjang jalan menuju tempat parkiran.

Rena menarik menyentak tangannya, "Heh! Dia siapa Hah?!"

"Udah dong," ujar Deva lembut pada Rena sembari memegang bahu cewek itu.

Reta mendadak berhenti, oke sepertinya rahasia dia akan terbongkar hari ini. Padahal rencananya, dia ingin membuat surprise. Sebagai kejutan dan penghargaan, kalo dia selama ini tidak jones.

Reta menarik nafas dalam-dalam. "Nanti di rumah, deh! Janji," ucapnya meyakinkan.

Rena memicing. "Beneran?"

"Iya!"

Setelahnya mereka pulang. Mereka masuk ke dalam mobil, tepatnya hanya kedua pasutri tadi. Reta membawa mobil sendiri.

Di dalam mobil.

"Kita makan dulu," ucap Deva  yang dibalas anggukan kepala oleh Rena.

"Capek! Lapar! Lesu! Lemah! Gemeter!" Rena mengeluh mengusap perutnya yang buncit.

Deva melirik sekilas padanya. "Sukurin!" ejeknya pelan. Agar tidak didengar istrinya itu.

Rena kontan menegakkan badannya menghadap Deva, suaminya yang tengah menyetir. "Apa? Coba ulang?!" tekan nya.

Deva menciut. Haduh, padahal sudah pelan, masa bisa didengar, sih. "Apa?" tanya nya sok tak tahu.

"Jangan alasan! Lo bilang apa tadi?!"

"Ga bilang apa-apa. Salah denger Lo," kilah Deva menahan degupan kencang di jantungnya. Hell, aura marah dari cewek di sampingnya tidak main-main.

"Jangan bohong! Lo bilang sukurin, maksudnya apa, heh?!" Rena  berkacak pinggang menatap garang pada si Suami.

Deva tetap santai, menggelengkan kepalanya. Meski matanya tetap ke depan menatap jalanan. "Engga ada. Gue diam dari tadi," katanya dusta lagi.

Karena kesal sebab Suami tak mau mengaku, Rena menjitak samping kepala Deva dengan tak berperasaan.

Deva reflek mendesis memegang kepala dengan tangan satu. Ia melirik sebal sama istrinya. "Dosa Lo, Ren! Sama suami Lho ini."

Rena menyandar kembali sambil mencibir pelan. Kedua tangan cewek itu terlipat depan dada.

"Lo juga! Dosa ngatain istri."

"Gak ngatain, Lo nya aja yang salah denger."

Rena kini malas untuk menyahut. Lebih baik tidur sebentar. Dari pada berdebat sama suami sablengnya. Ish! Rena sebal sekali. Ia menghentakkan kakinya dengan keras, hingga tanpa sadar membuatnya merintih karena sakit.

"Aduhhh ..." Rena mengaduh sakit seraya memegang ujung kakinya.

Deva di sampingnya hanya menoleh dan menahan tawa melihatnya. "Makan, tuh. Karma pukul suami."

IGNORANT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang