Part 2

16.2K 1.1K 71
                                    

Jangan lupa vote!

*Happy Reading*


___

Pagi telah menyingsing malam. Rembulan malam yang tadinya menemani kedua insan itu di dalam perpaduan, sekarang berganti cahaya fajar yang masuk ke sela kaca jendela hotel hingga membuat si empu merasa terusik bagian matanya.

"Eh? Siapa, nih?" Seorang gadis yang baru saja telah menjadi wanita itu menoleh untuk melihat siapa yang tengah memeluknya dari belakang.

Rena, si gadis menjelma menjadi wanita tersebut tengah meloading otaknya. Mengingat dan merekam ulang apa yang terjadi semalam bersama laki-laki di belakangnya.

Mati gue! Rena menepuk jidatnya. Sedih sih tidak, cuma agak kecewa kenapa dia mau aja ikutin alur main cowok tadi malam. Padahal ... Mau bagaimana lagi, sudah terlanjur. Perlu tobat, ini.

Rena kemudian mengangkat tangan Deva hati-hati. Turun dari ranjang mencari bajunya.

Merasa terganggu, mata si cowok yang bersama Rena semalam perlahan terbuka. Pandangannya tertuju pada  seorang perempuan yang bugil itu turun dari ranjang.

Dan dengan penuh kehati-hatian, Rena memunguti bajunya dan memakainya cepat.

Deva si cowok yang baru melepas keperjakaan terbangun dari tidurnya, dia mendudukkan tubuhnya sejenak. Ia memegang kepalanya berusaha mengumpulkan memori apa yang terjadi semalam.

Oh shit!

"Udah bangun Lo?!" Cowok itu menoleh, melihat Rena berkacak pinggang sambil menatapnya emosi.

"Apa?" tanyanya sok bodoh.

Rena yang sudah kesal setengah mati menunjuk wajah cowok yang baru saja mengambil mahkotanya. "Gue udah bilang tadi malam, tapi Lo gak mau denger! Liat sekarang, Lo jadiiin gue gadis gak perawan! Isshh! Jengkel banget liat muka Lo itu!"

Karena tak dapat jawaban, akhirnya wanita itu melangkahkan kaki pelan, keluar dari kamar.

"Ya ampun ... Sakit banget lagi." Ia merintih sakit bagian selangkangannya, namun berusaha untuk dia tahan.

"Lo mau kemana?" Hanya mengenakan boxer, Deva meraih tangan Rena yang hendak keluar kamar.

"Ya pulang lah!" sahut Rena tadi dengan nada tidak santainya. Ia menajamkan pandangannya.

"Oiya. Satu kali pasti gak akan berhasil kok. Tenang aja! Lo ga perlu tanggung jawab!" lanjutnya ketus, menyentak tangannya dan pergi keluar dengan sedikit pincang, meninggalkan Deva mematung.

Satu kali ga akan berhasil katanya? Gak ingat kali, ya?

___

Drrt.....drrt....drrt...

Setelah keluar dari kamar tadi, Rena memasuki lift untuk turun ke lobi. Ia merogoh ponsel dan betapa terkejut nya dia melihat banyaknya panggilan tak terjawab di hanphonenya.

"Buset! Siapa nih?" gumamnya mengangkat telepon dari Mita.

"Halo?"

"Astaga, Ren! Lu dimana oncom?"

Rena menjauhkan telinganya dari ponsel, kemudian menempelkannya kembali. "Masih di hotel, Mit. Jemput Gue yah. Gue capek bat njir. Anu gue sakit banget," balasnya sambil meringis dan memelankan suaranya di akhir kalimat.

IGNORANT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang