Part 12

9.8K 710 45
                                    


Assalamualaikum readers!!!!
Mau lanjut? Vote dulu dong pastinya..

*Happy Reading*


____

Dengan langkah kasar Rena menarik tubuhnya menuju kamar Reta yang diyakininya bahwa cewek jutek nan sok tahu itu yang mengirimkan foto USG nya ke Bismo melalui ponselnya. Jika bukan dia siapa lagi.

Rena betul-betul marah sekarang. Sudah dia peringatkan pada sahabatnya itu jika jangan sampai ada orang lain tahu tentang kehamilannya ini. Huuhh! Rena mau cakar kaki Reta saat ini.

BRRAKK!

Reta yang tengah berpura-pura tidur itu, langsung terjengkang nyaris jatuh dari ranjang saking gugupnya ditambah terkejut karena dobrakan pintu dari Rena.

"Reta! Bangun Lo!" Cewek bumil itu menonjok-nonjok pelan lengan Reta yang masih setia dengan kepura-puraan nya.

"RETA! Bangun kalo engga gue gores kaki Lo pake jarum." Ancaman Rena masih belum mempengaruhi sahabatnya itu. Oke, kali ini harus diperjelas ya.

Rena sengaja menghentakkan kakinya menuju meja rias Reta lalu mengobrak-abriknya seakan mencari jarum. Reta takut ketika jarum mengenai kaki mulusnya. Katanya, perawatan kulit itu mahal. Ternyata Reta ini perhitungan juga ya, teman-teman.

"Nah dapat!" Seru Rena berlari kecil ke kasur sahabatnya itu. Lalu dengan pelan dia mengelus kaki Reta dengan ujung jarum tadi.

"Gimana ya, kalo ini gue tusuk semua. Pasti estetik banget, deh." Rena tak menyerah membuat Reta bangun.

Dan benar saja, Reta langsung menarik kakinya takut. Cewek itu mulai waspada dari Rena menuju meja riasnya tadi.

"Lo jangan gitu, lah Ren. K-kaki gue mahal," cicit Reta tak mau menatap Rena. Karena si cewek hamil itu pasti memandangnya penuh amarah.

"Bangun, kan, Lo!"

Rena yang melihat sahabatnya telah bangun, seketika memukulnya di bagian pundak. "Kenapa Lo kasi tau Bismo, hah?!"

Reta menunduk diam sembari mengelus pundak kanannya yang sedikit sakit akibat tinju dari Rena. Ia tak mau menjawab apapun, sebab takut dengan kemarahan cewek itu.

"Jawab, Ret!"

Lagi-lagi sahabatnya itu menunduk kaku. Rena menghela napas panjang.

"Reta?"

"I-iya."

Rena menaikkan dagunya menatap Reta yang sedang menunduk itu. "Jawab, Ret! Alasan Lo apa kasi tau Bismo? Lo kira Lo udah hebaaatt kasi tau mereka tentang guee? Ooohh ... atau? Lo juga kasi tau Bunda sama papah?"

Reta menggeleng memandang sahabatnya dengan ekspresi sedih. Bukan itu niatnya. Itu karena ia tidak menemukan foto USg Rena karena cewek bumil itu menyembunyikannya. Dan saat ia memakai ponsel sahabatnya itu, dia mendapat foto tersebut di galeri cewek itu. Saking semangatnya, ia sampai salah kirim foto lewat aplikasi chatting. Jarinya terpleset menekan nama Bismo sehingga foto yang dia share otomatis juga terkirim pada sepupu sahabatnya itu. Dan karena Bismo terlanjur bertanya soal foto itu, ia pun mengirimkan pesan bahwa perlihatkan pada Deva. Sebab dari maksud pesan Bismo, cowok itu tidak tahu apa maksud dari foto yang dikirimnya.

Lalu alasan Reta mengatakan untuk menyuruh Bismo memperlihatkan pada Deva karena ... Ia rasa cowok itu tahu apa maksud dari gambar tersebut dan tak mungkin mau memberitahukan pada teman-temannya. Tapi ...

"Gue emang salah, Ren. Tapi jujur, gue gak sengaja kirim ke Bismo, Ren. Sumpah, gak bohong."

"Tapi kenapa sampe bilang suruh liatin ke Deva, Ret? Lo kira gue gak takut entar dia ngancem gue? Entar kalo ada apa-apa Gimana? Nanti kalo dia kasi tau Bismo gimana? Gue mesti jawab apa?"

IGNORANT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang