4

6.4K 412 31
                                    

Seluruh siswa yang sedang berganti baju langsung menoleh ke arah sumber suara itu. Ara, gadis itu langsung menelan salivanya dan celingak-celinguk mencari seseorang yang dirinya cari.

"Ngapain lo," ucap seorang siswa yang baru saja ingin membuka celananya. Tetapi kegiatan itu langsung dirinya tahan karena Ara masuk dengan secara tiba-tiba. Seluruh siswa juga sudah sama terkejutnya.

Aryo yang berada di ujung sana juga melihat Ara yang sudah berdiri dengan paniknya. Aryo hanya diam menatap Ara dengan tatapan yang sulit di katakan.

"Maaf," cicit Ara dan langsung keluar dari ruangan sialan ini. Ara langsung berlari dan merutuki dirinya sendiri. Mengapa dirinya tidak melihat nama ruangan itu.

"Ara bego Ara bego Ara bego!" gerutunya sambil memukul kepalanya sendiri. Ara langsung berjalan ke arah dimana kantin berada. Dirinya haus karena sudah berdiri sangat lama.

Jam istirahat belum berbunyi dan masih sekitar 20 menit lagi, tetapi Ara sudah berada di kantin sambil duduk di bangku kantin untuk menunggu bel istirahat berbunyi.

Berbeda dengan Aryo yang sudah berganti baju dengan seragam sekolahnya. Aryo tahu bahwa Ara tadi masuk ke dalam ruangan berganti baju tetapi Aryo sengaja enggan untuk menolong gadis itu yang sedang panik tadi.

"Aryo pulangnya bareng ya!"

"Aryo..."

"Ar—— Aryo," panggilnya sambil menyentil lengan Aryo dengan pelan. Aryo masih saja diam tanpa menggubris ucapan gadis yang berada di sampingnya. Siapa lagi kalau bukan Tiara Velisha.

"Iya,"

"Aryo pelan-pelan jalannya," gerutu Ara dengan kesal. Ara langsung berjalan dengan langkah yang lebar agar bisa mengimbangi dengan langkah besar Aryo.

"Aryo percaya gak sih kalau suatu saat nanti, Ara bakalan bisa jalan beriringan sama Aryo?" Ara tepat berjalan dengan langkah yang besar. Gadis itu terus mengejar langkah Aryo agar mereka saling beriringan.

"Yaudah deh terserah Aryo, Ara capek!" Aryo terdiam merasa tidak peduli dengan ucapan gadis berisik itu. Ara yang sudah lelah dengan langkah besarnya langsung berhenti berjalan sambil menatap punggung kekar milik Aryo yang sudah menjauh. Banyak para murid yang sudah melihat mereka berdua tetapi mereka hanya bisa diam dan melihatnya saja enggan untuk menyapa.

Ara berjalan dan mengikuti Aryo ke parkiran. Hari ini mereka akan pulang bersama karena pemintaan Safira—— Mamah Aryo. Dengan senang hati Ara menerimanya dan bermain di rumah Aryo, lagi pula sudah lama juga Ara tidak berkunjung kerumah calon mertua.

Ptff..

Sepuluh menit mereka sudah sampai di kedai toko kue. Aryo berniat untuk membelikan Safira kue dengan toping keju di atasnya.

"Kenapa kesini?" Ara bertanya sambil mengikuti langkah Aryo yang sudah masuk ke dalam toko kue itu. Aryo masih saja tidak menjawab pertanyaan Ara membuat Ara kesal setengah mati.

"Cake biasanya satu!" Pelayan itu tersenyum karena sudah mengetahui bahwa Aryo yang membeli. Toko cake ini juga sudah mengetahui Aryo, karena Aryo adalah pelanggan tetap bersama kedua orang tuanya.

"Kejunya jangan lupa!" lanjut Aryo lagi saat pelayan itu ingin pergi. Pelayan itu tersenyum dan menganggukkan kepalanya sambil, namanya Bu Metta, umurnya sudah 30 tahun. Bu Metta juga salah satu teman Safira. Bu Metta hanya terkekeh geli karena melihat sikap Aryo, teman anaknya ini sangat dingin dan irit berbicara, untung saja Bu Metta paham dengan hal itu.

ICE BOY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang