extra part = baby G

3.5K 202 7
                                    

Ruangan putih dengan bacaan ruangan bersalin itu sudah dipenuhi oleh teriakan yang dahsyat. Ara sudah berteriak histeris sambil mencengkram erat lengan suaminya.

Aryo hanya pasrah saat lengannya memerah karena kuku istrinya yang panjang itu. Bukan hanya itu saja, Aryo juga sudah berkali-kali menenangkan istrinya agar tenang tidak berteriak kembali. Ya mau bagaimana lagi, ini juga salah Aryo yang menyemburkan benih-benih cinta mereka ke dalam rahim sang istri.

"Apa tidak ada cara lain agar istri saya tidak seperti ini Dok? Dia sangat kesakitan." Aryo muak karena situasinya mencekam. Dokter itu menoleh dengan raut wajah yang sulit di artikan.

Bagaimana tidak gugup mereka semua, para dokter disini serta suster yang membantu proses melahirkan dari Nona Ara sudah berada di dekat the king AXP.

"Tidak ada Pak. Ibu Ara bisa melahirkan secara normal,"

Aryo menolehkan kepalanya, "lakukan yang terbaik buat istri saya!"

Dokter itu mengangguk dan di ikuti oleh beberapa suster lainnya yang membantu proses melahirkan.

Ara sudah menangis sambil memegang lengan suaminya dengan erat. Sungguh, dirinya sangat sakit sekali seperti ini.

"Baik Ibu. Ikuti instruksi saya ya Bu, tarik nafas panjang-panjang lau keluarkan perlahan-lahan,"  Ara menganggukkan kepalanya lalu mengikuti instruksi dari sang Dokter.

"Tarik nafas dan langsung ngenjan yang kuat ya Bu!" ujar Dokter itu kembali kepada Ara. Ara langsung mengikuti instruksinya dan mengenjan dengan sekuat tenaga. Dokter itu memekik  histeris saat kepala bayi sudah menonggol.

Beberapa suster lainnya juga sudah menyeka keringat Ara yang terus banjir di wajahnya. Aryo berdiri sambil memegang erat tangan istrinya untuk menguatkan Ara dalam proses melahirkan anaknya.

"Kamu bisa sayang, demi anak kita.." sendu Aryo yang merasa tidak tega melihat istri tercintanya sudah banjir keringat serta nafas yang tersengal-sengal. Aryo tersenyum memejamkan matanya saat istrinya berteriak mengenjan dengan kuat.

"Ayo Ibu kepalanya sudah terlihat!" 

Aryo yang merasa penasaran pun ingin sekali melihat tetapi dirinya urungkan karena ia juga takut melihatnya. Apa lobang kecil itu bisa mengeluarkan bayi manusia? Itu pertanyaan bodoh Aryo di otak saat ini.

"Aaaa..."

Owek...owekk...

Semuanya menghela nafas leganya. Aryo  langsung mencium kening sang istri dengan singkat dan mengucapkan banyak terimakasih.

Sang dokter juga langsung mengangkat sang bayi laki-laki itu agar Ara bisa melihatnya dan di letakkan di dada sang Ibunda. Seketika itu semua tidak terjadi karena Ara merintih kesakitan kembali membuat mereka semua seisi ruangan terkejut.

"Agrh...s-sakith lagi...."

"Kamu kenapa sayang?" panik Aryo dengan wajah yang khawatir. Ara mencengkram erat lengan Aryo kembali sambil meringgis kesakitan.

Rasanya ingin mengeluarkan sesuatu kembali.

"Apa anak kalian kembar?" tanya dokter itu kepada Aryo.

Aryo menoleh dengan wajah yang bingung. Kembar? Tidak tahu karena Aryo serta Ara tidak pernah bertanya kepada dokter kandungan pribadinya. 

"Saya tidak pernah tahu karena kita berdua sepakat tidak pernah menanyakan jenis kelamin dan kembar atau tidaknya."

Dokter itu mengangguk dan melihat kembali. Benar, Ara mempunyai bayi kembar. Karena sudah terlatih sang Dokter langsung mengintruksikan kembali kepada Ara.

ICE BOY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang