40

4.2K 209 17
                                    

Jangan kaya gitu, Princes kasian :)

***

"Rencana itu tidak jadi."

"Kenapa?" sahut Hafid yang sedang duduk di tengah-tengah Rifki dan Satya.

Aryo menghela nafasnya, "gadis itu terkena gangguan jiwa."

"Jadi, gue dan yang lain tidak jadi menculik gadis itu lagi?" Pasalnya setelah mereka berhasil menculik Princes, tak lama, Reyhan dan Raka datang dengan wajah yang memerah padam menahan amarah. Kedua bapak-bapak itu langsung mengambil Princes begitu saja tanpa menjawab semua pertanyaan TIM RG.

Aryo mengangguk. "Tidak, karena dia terkena gangguan jiwa. Tapi, jika Princes melakukan hal ini kembali. Gue gak akan ampuni dia walau sekali pun dia berlutut sama gue, gue tetap akan bunuh dia di tempat!"

Semuanya menganggukkan kepalanya dan paham dengan situasi. Aryo sedang terkalut emosi. Ingin rasanya Aryo membunuh Princes sekarang juga.

"Lepas.."

"Aaa... lepasin!"

"Gue gak gila! Yang ada Lo yang gila!"

"Lepasin..." Berontaknya ingin pergi dari sini. Ya, gadis itu sudah dibawa ke dalam rumah sakit jiwa. Dokter mengatakan bahwa Princes mengalami sakit jiwa karena terus menerus merasa sendiri dan terlalu terobsesi dengan apa yang dirinya mau. Apalagi, gadis itu mengalami gangguan dua yaitu broken home serta broken heart. Sangat mengenaskan gadis malang yang cantik itu.

Jeruji besi yang berisi dengan tempat tidur kecil serta meja kecil membuat Princes menggelengkan kepalanya. Semua suster juga langsung membawa Princes ke dalam dan menyuntik Princes yang sudah mengamuk ingin keluar dari sini. Suster memberikan obat penenang agar gadis itu bisa tenang.

Setelah disuntik, akhirnya Princes diam dan duduk dengan tatapan yang sangat kosong. Ya, gadis itu melamun kembali sambil tersenyum  berkali-kali mengacak-acak rambutnya sendiri.

"Aryo sayang..."  Sambil tertawa terbahak-bahak ketika menyebut nama 'Aryo'. Papah Princes tersenyum kecut, dirinya prihatin dengan kondisi anaknya sendiri. Mungkin, ini juga salahnya, karena terlalu sibuk sampai lupa memanjakan dan mendidik anaknya yang kesepian.

"Princes sudah lama mengalami gangguan mental seperti ini. Awal mula, Princes menyakiti dirinya sendiri. Apa bapak pernah melihat Princes melakukan hal aneh?"

Pria paruhbaya itu mengangguk. "Saya pernah melihat anak saya menusuk tangannya dengan paku saat malam hari," Dokter itu mengangguk, karena Princes ingin sekali membunuh diri.

"Saya mohon, sembuhkan lah anak saya..."

"Kami dan para dokter lainnya akan berusaha menyembuhkan anak bapak." Lagi dan lagi, Papah Princes menganggukkan kepalanya sambil  menatap anaknya dengan tatapan yang nanar.

"Gue benci elo... Ara..."

Berita tentang Aryo adalah pemimpin AXP sudah menyebar di sosial media. Apalagi sekarang, seantero sekolah SMA Velix sudah ramai dengan perbicangan hot itu.

"Sumpah, gue gak nyangka!" Khanza histeris saat mereka sedang berada di dalam kelasnya.

"Gue juga sama..." cicit Dinda dengan menggelengkan kepalanya.

"Sanca!" panggil Lolipop kepada pria yang bernama Sanca. Sanca menolehkan kepalanya dan langsung berjalan ke arah meja ciwi-ciwi yang sedang bergosip tentang AXP.

"Elo kan terkenal di AXP juga, gue mau nanya dong. Elo psikopat juga?" Lolipop bertanya memicingkan matanya berharap Sanca jujur kepada semua teman-teman.

ICE BOY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang