Cp ini tentang Molan dan Ara.
"Ara jangan naik-naik dong. Lo berdua mau ngapain?" teriak Sanca dan Haris bersamaan. Ara sudah menaik di atas pohon Mangga bersama Molan.
"Gue takut kalo Mahesa sama Aryo datang. Bisa mati kita!" lesu Haris kepada Sanca. Sanca menganggukkan kepalanya pucat dan menghela nafasnya berkali-kali saat melihat kedua ibu hamil itu sudah berada di atas pohon Mangga yang Sanca tanam.
Ara tertawa geli. "Sore-sore duduk di atas pohon Mangga enak ya?"
Molan menoleh sambil memakan Mangga mudanya yang baru saja Sanca kupasi untuk kedua ibu hamil muda itu. "Iya enak apalagi ada anginnya. Oh iya, kamu udah berapa bulan?"
"Bukannya kita terpaut tiga bulan ya?" Molan mengangguk sambil menghitung dengan kedua tangannya.
"Aku udah 9 bulan berarti kamu udah 6 bulan, iya kan?" ujar Molan dengan antusias. Ara juga mengangguk semangat sambil memakan mangganya yang sudah terpotong.
"Tapi kenapa ya perut Ara sama Molan hampir sama?" selidik Ara dengan wajah yang bingung. Molan menganggukkan kepalanya lalu melihat perut Ara yang sangat besar sepertinya.
"Jangan-jangan bayi kamu kembar?" tebak Molan.
"Ah masa sih," Ara tidak percaya dengan ucapan Molan. Molan hanya diam lalu mengacuhkan bahunya tidak tahu.
Mereka berdua sudah berada di atas pohon sambil duduk dengan tenang. Sekali-kali mereka berdua tertawa terbahak-bahak. Entahlah, Sanca dan Haris bingung harus melakukan apa biar kedua ibu hamil itu turun. Ya, sepuluh menit yang lalu Mahesa serta Aryo menitipkan istri-istrinya kepada Sanca dan Haris untuk dijaga sebentar karena kedua pria itu sedang melakukan penelitian di SPX.
"Ara, Molan ayo turun dong, nanti kalian berdua jatuh gimana?" Sanca yang sudah kesal terus saja meminta kedua wanita itu segera turun dari atas pohon.
"Iya bener kata Sanca. Kalian turun yah," pinta Haris dengan nada yang sudah memohon. Bahkan, wajah Haris sudah memelas.
"Gak mau!" serempak kedua wanita itu bersamaan membuat Sanca dan Haris mendengus.
"Please, kalian turun berdua sekarang ya. Gue sama Haris gak mau di penggal kepalanya sama laki kalian berdua. Tau sendiri kan kalau laki kalian ganasnya gimana,"
"Sanca! Udah deh, kamu berisik terus! Kita berdua gak akan jatuh kok, kamu tenang aja!" emosi Ara dari atas kepada Sanca.
Sanca menjawab lagi. "Takut aja Ra, ini kan lumayan tinggi pohonnya." Tapi apa daya, ucapan dari Sanca tidak membuat kedua wanita itu turun dari atas pohon. Mereka berdua seakan tuli tidak mendengarkan apa yang Sanca dan Haris katakan.
"Sanca Haris!" panggil Mahesa dari belakang membuat Sanca dan Haris saling melirik satu sama lain dan segera menoleh ke belakang.
"Dimana istri gue?" Aryo langsung to the point membuat Sanca dan Haris saling melirik kembali. Bibirnya berkedut ingin rasanya menangis sekarang juga. Bahkan, wajah Sanca dan Haris sudah memerah tidak tenang.
"Jawab pertanyaan Aryo bukan malah cengengesan kaya bocah gila. Dimana istri gue?" Ini giliran Mahesa yang bertanya dengan wajah yang malas. Aryo hanya diam sambil memasangkan wajah datarnya seperti bias.
"Anu... Apa ya," gugup Sanca tidak karuan.
"Lo aja yang jawab Ris," senggol Sanca karena sudah panik. Haris yang juga panik pun langsung memberanikan dirinya untuk membuka suara menjawab pertanyaan dari kedua suami dari wanita yang berada di atas pohon.
"Istri kalian berdua ada di atas pohon. Tuh," tunjuknya kepada pohon mangga. Aryo dan Mahesa membulatkan matanya lalu berlari ke arah pohon dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ICE BOY (END)
Genç Kurgu(2) Sekuel verheiratet. #anak reyhan & safira. SERIES 1 (SATU) SMA Velix di hebohkan oleh seorang gadis cantik. Siapa lagi kalau bukan Ara, gadis itu sudah beraninya menembak seorang the most wanted di sekolahnya. Aryo, laki laki tampan yang sangat...