27

4.6K 238 17
                                    

Gedung AXP sudah ramai dengan semua para psikopat. Wildan, laki-laki itu sudah memakan kacangnya dan melemparkan sampah kulitnya ke sembarangan arah membuat Mahesa berdecak kesal.

"Woi elo yang bener dong. Udah bala nih, sapu sana." Mahesa kesal yang sedari tadi melihat kelakuan Wildan. Mahesa sudah berada di depan laptopnya untuk menonton film kesukaannya. Film psikopat, itu adalah film favorit Mahesa.

Wildan berdecak. "Elo dari tadi nonton gak kelar-kelar, suka banget sama film gituan!" cibir wildan dan melemparkan kulit kacangnya lagi.

"Suka-suka gue lah."

"Ada manusia begitu, dimana-mana manusia itu suka sama film yang lucu. Kaya Doraemon, Dora, Shaun the sheep, Marsha wah film Marsha lebih lucu sih. Coba tonton, kemarin kata temen gue ada episode terbaru si Marsha jadi gede. Coba coba cari," ujar Wildan dengan antusias. Bahkan laptop Mahesa sudah Wildan ambil ahli dan Wildan ganti dengan film Marsha.

"Wah gila... Cakep banget dong si Marsha!" girang Wildan sambil menunjuk film Marsha. Mahesa kesal dan langsung merampas laptopnya lalu meninggalkan Wildan sendiri.

"MAHESA KURANG AJAR! KACANG GUE JATOH SEMUA TAI."

Tuk.

Lemparan sepatu hitam membuat Wildan menoleh dan menatapnya dengan sinis. Rifki, laki-laki itu sudah berada di bangku sana sambil memainkan laptopnya.

"Apaan si."

Rifki menoleh. "Berisik bang gue lagi nonton gimana cara bunuh manusia dengan cepat!" ucap Rifki dan langsung serius di laptopnya kembali. Wildan menghela nafasnya gusar lama kelamaan berada disini menjadi gila dan stress karena kelakuan semua para orang psikopat.

"Apa ucapan Wildan benar? Apa Marsha menjadi tumbuh dewasa? Aku harus menonton si," gumam Mahesa sambil berjalan masuk ke dalam kamarnya.

"Gue bakal bunuh elo anjing!" jerit Satya dari ruangan sana. Wildan menghela nafasnya pasti Satya sedang meluapkan emosinya dan sedang membunuh kelinci yang tidak bersalah.

"Aneh semua.. aneh," gumam Wildan dan langsung keluar dari gedung AXP. Dirinya harus pergi dan mencari angin sejuk diluar.

"Cari cewek aja kali ya." Idenya dan langsung menyalakan motor ninjanya dengan kecepatan yang cukup tinggi. Walaupun Wildan bukan psikopat Wildan sangat handal dalam balap-membalap.

Motor ninja itu sudah berjalan mengelilingi ibu kotanya. Bahkan udara hari ini sejuk dan tidak panas membuat semua orang banyak berlalu lalang.

"Nasib jomblo gini amat." Wildan bergumam saat dirinya sudah berada di taman bermain. Wildan duduk sendiri sembari memejamkan matanya. Mau sampai kapan dirinya single dan tidak mempunyai perempuan untuk di jadikan sebagai istri.

Wildan memang sudah bercukupan, rumah pun dirinya sudah ada walaupun tidak mewah seperti gedung AXP. Mobil, motor bahkan caffe pun Wildan juga ada. Hanya satu yang belum ada, calon istri. Diumur 20 tahun ini, wildan ingin sekali menikah dan memilki keturunan.

"Meong... kamu dimana?" Seseorang gadis yang sedang celingak-celinguk mencari seekor kucing comelnya. Wildan menolehkan kepalanya karena suara itu lumayan dekat di sekitarnya.

"Meong.."

"Kamu dimana..."

"Pushh.."

"Cari kucing mbak?" tanya Wildan kepada gadis berkuncir kuda itu. Perempuan itu langsung menoleh dan menganggukkan kepalanya lucu.

"Warna apa mbak?" Wildan bertanya kembali berniat untuk membantu gadis itu.

"Jangan panggil mbak. Aku tuh masih kelas 12 SMA!" omelnya karena merasa sebal dipanggil mbak oleh Wildan. Wildan bangun dari duduknya dan menatap gadis itu dari atas hingga  bawah membuat gadis itu melipatkan kedua tangannya di dada.

ICE BOY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang