42

3.5K 188 8
                                    

Cp ini khusus cahyo dan Ara.

Semoga aja mengandung bawang... dengerin lagunya enak banget ygy!

***

Tepat hari weekend. Ara sudah rapih dengan pakaiannya. Hari ini, Ara akan di ajak-jalan oleh Cahyo. Entahlah, Ara juga bingung dengan pria itu. Kenapa pria itu memohon kepada dirinya untuk jalan-jalan sebentar. Ara juga sempat bingung kepada Aryo. Bahkan, pria itu juga mengijinkan dirinya dengan syarat, Ara tidak boleh bermacam-macam dengan Cahyo selama jalan.

Hari minggu ini, Aryo juga sedang sibuk dengan perusahaannya. Memang benar, Aryo mengijinkan gadisnya itu karena ada sebuah alasan yang tidak dapat di ceritakan kepada semuanya apalagi kalian yang membaca.

"Ra, elo mau eskrim?" tawar Cahyo kepada Ara. Mereka berdua sudah berada di tempat bermain Dufan.

"Ara mau deh," soraknya gembira.

Cahyo tersenyum kecil dan langsung segera membeli eskrim dengan cup yang sangat besar membuat Ara takjub dengan mata yang lebar.

"Wow!" Ara cekikikan sambil berlari ke arah Cahyo dengan langkah kecilnya. Cahyo yang memegang cup besar eskrim tersebut terkekeh, menahan debaran jantungnya.

"Makasih." Senyum Ara terbit sambil memakan super jumbo eskrim itu. Setelah sudah, mereka duduk sembari melihat orang-orang yang berlalu lalang.

"Cahyo enggak mau eskrim?"

Cahyo menggelengkan kepalanya. "Gue bisanya minum air putih aja."

"Minum teh? Minum es lainnya?"

"Enggak boleh,"

Ara yang super duper penasaran menoleh menatap wajah pucat laki-laki tampan itu. "Loh kenapa? Enggak hambar itu lidah? Kok bisa sih!" decak Ara karena jawaban Cahyo yang super super membuat dirinya mengaga.

"Karena udah dari sananya. "

Tring.

Kamu dimana Cahyo, hari ini hari Minggu. Kamu harus kerumah sakit buat cek up.

Cahyo hanya membaca pesan tersebut dan langsung menutup ponselnya enggan untuk membalas. Ya, dirinya ingin satu harian full bersama gadis pujaannya. Mau kapan lagi dirinya seperti ini? Setelah itu, Cahyo langsung mengambil obatnya dari saku celananya dan meminum di depan Ara.

Ara yang sedang memakan eskrim kembali menoleh. "Itu obat pusing?"

Cahyo tertawa kecil. "Bukan Ra,"

"Terus obat apa?"

"Kepo banget deh..." Tawa Cahyo sebisa mungkin dan mengajak gadis itu bermain kembali. Rasa sakit di badan Cahyo memang ada, tetapi entalah rasanya tidak sesakit biasanya jika dekat dengan Ara. Cahyo hanya ingin menjalankan sisa hidupnya kepada gadis yang selama ini ia cintai dari kelas sepuluh.

"Gue harap, elo bahagia sama Aryo..." gumamnya saat menatap Ara yang sudah berdiri disana. Cahyo tersenyum pasrah menatap gadis itu dengan tulus.

Sungguh, Cahyo benar-benar mencintai gadis berambut pendek itu.

"Ayok pulang, muka Cahyo tambah pucat!" ujar Ara saat berjalan kesana. Cahyo menoleh dan menggelengkan kepalanya.

"Mungkin efek obat aja,"

"Udah deh, ayok pulang..." tarik Ara mengajak pulang.

"Tapi—— Lo kan belum masuk kesana, masa pulang,"

Ara menghela nafasnya, "nanti kita bisa kapan-kapan lagi kesini kok. Minggu depan gimana?" Antusiasnya. Cahyo hanya tersenyum tulus merasakan sakit di dadanya saat mendengar ucapan Ara. Sungguh, perkataan Ara membuat dirinya ingin menangis dan memohon kepada tuhan untuk hidupnya lebih panjang lagi.

ICE BOY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang