23

5.2K 257 29
                                    

• berhati-hati lah dalam mengucapkan sebuah kata-kata. Jika salah kata, itu dapat mengakibatkan kelukaan di hati orang tersebut. Lebih baik diam dan tidak berkata apapun.

Tatapan mas Aryo tajem banget kaya silet ya gak sih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tatapan mas Aryo tajem banget kaya silet ya gak sih. Hiks..


Ruangan putih itu sudah bising karena adanya anak AXP yang sudah berkunjung menjenguk bosnya. Siapa lagi kalau bukan Aryo Pranama Alexandar, psikopat handal dan selalu menutupi dirinya dari kalangan orang yang penasaran. AXP memang tidak mengenali ketuanya. Alias misterius.

"Gara-gara ketua kita misterius. Elo tau? Gue masuk berita bahwa gue adalah ketua dari AXP!"  Wildan membuka suaranya yang sudah duduk di sofa panjang itu. Semuanya menolehkan kepalanya menatap Wildan dengan kasihan.

"Bener, kenapa elo gak keluar aja si Yo?" tanya Haris sambil memainkan ponselnya untuk memberikan pesan kepada pacarnya. Aryo yang berada di ranjang tidurnya langsung mendengus.

"Gue malas aja berurusan sama mereka. Gak jelas, biarin aja berita itu menyebar biar orang  gak penasaran lagi sama AXP," jawabnya.

Sanca menghela nafasnya. "Tapi gue takut suatu saat nanti kalo misalkan Wildan di culik dengan emeng-emeng bahwa dia adalah ketua AXP gimana. Elo tau sendiri kan sekarang musuh dimana-mana!"

"Gue yakin itu gak akan terjadi." Aryo yakin lalu  memejamkan matanya.

"Gue juga takut sebenernya anjir tapi, fans gue jadi banyak semenjak ada berita bahwa gue adalah ketua dari AXP. Padahal jelas-jelas, gue bunuh kelinci satu aja gak berani alias gak tega apalagi bunuh manusia dan mutilasi mereka. Gak kebayang," riuhnya sambil menatap teman-temannya yang sudah memutar bola matanya malas. Wildan selalu saja berceloteh membuat mereka pusing tujuh turunan.

"Hallo, iya sayang... Gimana? Kamu mau pergi?"  Haris tiba-tiba bersuara layaknya seperti menelfon. Wildan langsung menoleh dengan wajah yang jijik dan sangat jijik.

"Najis bucin banget kau!" gumam Mahesa yang sangat tidak suka terhadap bucin. Haris terkekeh dan langsung keluar dari ruangan itu.

"NAJIS PSIKOPAT BUCIN!" teriak Wildan bersama Sanca. Mahesa dan Aryo hanya tertawa kecil karena sikap keduanya memang terbilang hampir sama.

"Makanya cari pacar," sindir Aryo untuk Wildan. Wildan memutar bola matanya malas. "Ribet! Mending gue ngurusin elo aja!"

"Anjing." Sanca terkejut sambil tertawa puas. Otak Wildan itu memang setengah dan sangat gila.

"Elo gak gay kan?" Mahesa bertanya dengan tatapan memincing.

Wildan langsung menggelengkan kepalanya. "Enak aja elo gue dikata begitu. Gue normal, gue masih suka sama cewek contohnya ...." ucapnya dengan nada panjang agar mereka semua mati penasaran.

"Contohnya siapa?" Mereka menyahut dengan sangat serempak dan kompak.

"Aryo!" Suara nyaring bak ratu sudah terdengar di dalam ruangan. Seluruh orang yang berada di ruangan menoleh secara bersamaan dan melihat siapa gadis itu.

ICE BOY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang