6. Another Side

550 93 13
                                    

Bantu cek typo ya gaes

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bantu cek typo ya gaes. Happy reading.

***

Aku menikmati semangkuk mie instan pedas hangat bersama Shelin di kantin FH. Pagi-pagi mendung begini enak banget makan mie instan. Bergaul dan satu kost dengan Shelin membuat kami kompak dalam urusan pesta micin. Kami sama-sama penggemar mie instan kalau sudah tanggal tua seperti ini. Meski pun sarapan mie instan sering kali membuat kami mengantuk di tengah perkuliahan. Tak apalah, daripada kami pingsan di dalam kelas gara-gara kelaparan. Nggak lucu banget, kan.

"Lo nonton sama Kak Rama kemarin?" tanya Shelin.

"Iya, beneran. Apesnya gue nonton sama dia pas dandanan gue kayak gembel." Shelin malah ketawa waktu aku bilang gitu.

"Nggak apa-apa. Tenang. Kalau emang jodoh, pasti Kak Rama nggak akan mandang lo dari fisik."

"Fisik itu kayaknya hal sepele, tapi nggak bisa dipungkirin kita suka sama orang pasti lihat fisiknya juga. Gue aja suka terpesona lihat kegantengan Kak Rama yang mutlak."

Dulu aku memang cenderung cuek dengan penampilan. Namun, semenjak kuliah aku mulai belajar dandan. Apalagi waktu lihat Kak Carissa yang cantiknya kebangetan kayak bidadari surga Firdaus langsung bikin aku terinpirasi buat jadi cantik kayak dia. Aku belajar make up dari Youtube dan majalah fashion. Aku lebih suka daily make up yang tipis dan natural seperti make up ala Korean look.

"By the way, nanti Kapita Selekta Hukum pidana dosennya nggak bisa dateng. Yang ngisi nanti asdosnya."

"Oh, iya? Pasti dosennya ke luar negeri," terkaku.

"Iya, katanya ke US."

"Enak nih yang masuk asdos."

"Elo ya seneng banget kalau dosen nggak ada. Mahasiswa tempe elo emang."

"Tolong ya, Shelin Finaya yang paling bacot se-FH! Siapa yang nggak suka dosen killer nggak masuk? Lo nggak inget kelas kita pernah diusir?"

"Hehe, iya, sih."

Aku melanjutkan mengunyah mie yang kuahnya hampir dingin. Tadi aku minta ditambahin lima cabe rawit biar pedasnya nampol. Aku menyeruput kuah pedas itu sampai tetes terakhir. Namun, aku mendadak tersedak saat tiba-tiba Kak Rama menghampiri meja tempatku dan Shelin duduk. Aku langsung terbatuk. Sumpah, tersedak kuah mie yang pedasnya minta ampun itu bikin kerongkongan sama hidung panas banget. Kak Rama dan Shelin jadi bingung sendiri lihat aku yang batuk-batuk.

"Eh, minum dulu ini." Kak Rama memberiku botol air mineral yang dibawanya. Aku langsung menyambarnya, lalu meminumnya dengan rakus. Bodohnya kenapa tadi aku nggak sekalian pesan minuman?

"Elo kok bisa keselek sih, Nay?" Shelin menepuk-nepuk tengkukku pelan.

"Udah mendingan, kan?" tanya Kak Rama. Mimik mukanya terlihat khawatir. Aku hanya membalasnya dengan anggukan.

Carpe Diem (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang