Bantu cek typo ya teman-teman.
Buat yang merasa jadi silent reader. Tolong dong beri vote dan komennya. Saya update cerita ini risetnya susah lho. Update cerita ini juga menguras pikiran dan modal kuota. Jadi, tolong beri vote dan komen biar saya semangat nulis. Tolong apresiasi karya saya. Mau ngasih kritik dan saran tentu saya terima. Makasih.
Happy Reading.
***
"Ca ... Carissa ...."
Mendengar nama itu disebut aku rasanya ingin segera enyah dari tempat ini. Entah mengapa masih begitu sensitif mendengar nama wanita yang dulu berhasil memenangkan hati Kak Rama. Jujur saja aku masih merasa insecure meski wanita yang dulu kuanggap sebagai saingan itu telah tiada.
Setelah menghela napas pelan, akhirnya tekadku sudah bulat akan meninggalkan tempat ini. Namun, tanganku tiba-tiba ditahan Kak Rama saat hendak pergi. Aku merasakan dingin saat tangan Kak Rama yang lemah meraih pergelangan tanganku.
"Nayra, tolong," ucapnya lirih. Matanya membuka seidikit. "Tolong buatkan makanan buat Raisa."
"Tapi ...."
"Please! Dia belum makan dari kemarin malam," pinta Kak Rama memohon padaku dengan suara seraknya. Fokus mataku langsung tertuju pada Raisa yang kini menangis di karpet berbulu. Kak Rama pun mencoba bangkit dari sofa pelan-pelan. Aku refleks membantunya. "Tolong masakin makanan buat Raisa. Resep MPASI-nya aku tempel di dinding deket pantry. Sementara kamu masak, aku akan coba menenangkan Raisa."
Aku akhirnya mengangguk. Sebelum menuju pantry aku memperhatikan Kak Rama yang merangkak pelan mendekati Raisa. Setelah berhasil meraih tubuh gadis kecil itu, Kak Rama merengkuh tubuh Raisa. Ia mengapus air mata Raisa, lalu mencium pipi dan puncak kepala putri kecilnya. Sesekali wajah pucat Kak Rama juga terlihat meringis seperti menahan sakit. Tiba-tiba perasaanku menjadi campur aduk melihat adegan ayah dan anak itu. Antara terharu dan iba.
"Bahannya udah lengkap di kulkas," ucap Kak Rama membuyarkan lamunanku. Aku mengangguk dan langsung menuju pantry.
Mataku memindai bahan apa saja yang ada di kulkas Kak Rama. Ternyata lumayan lengkap juga. Setelah mengambil beberapa bahan, aku melihat menu MPASI apa yang sekiranya gampang untuk dibuat. Maklum ilmu memasakku dalam hal MPASI masih sangat amatiran. Di rumah lebih sering masak makanan untuk orang dewasa.
Aku akan membuatkan nasi tim ayam untuk Raisa. Aku memasak nasinya dulu sembari menyiapkan yang lainnya. Barusan kulihat tidak ada nasi di magicom Kak Rama. Setelah nasi matang kumasukkan wortel parut, potongan ayam, tomat, kuning telur dan sedikit garam sesuai resep yang tertulis di kertas yang ditempel di dinding. Dari kertas-kertas resep itu aku baru menyadari ternyata Kak Rama memasakkan sendiri makanan untuk putri kecilnya. Sebegitu besar perjuangan dia membesarkan Raisa seorang diri. Aku semakin merasa iba, tapi sekaligus salut dengan usahanya sebagai seorang orang tua tunggal. Kuakui dia hebat.
Selain memasakkan makanan untuk Raisa, aku juga membuatkan cream soup untuk makan Kak Rama sendiri. Setelah selesai semuanya aku membawakan makanan untuk Kak Rama dan Raisa di ruang tengah. Melihat Kak Rama yang lemah tak berdaya aku jadi tidak tega memintanya makan di sini. Jadi dengan senang hati kebawakan makanan mereka ke sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Carpe Diem (Sudah Terbit)
RomanceShanayra Indica, atau yang biasa dipanggil Nayra. Ia seorang pengacara muda yang cerdas dan sukses. Semasa kuliah ia pernah mengukir kisah indah bersama seorang pria yang sangat berharga di masa lalunya, tapi kisah indah itu berakhir begitu saja saa...