13. Remember : War of The Love

635 101 56
                                    

Bantu cek typo ya teman-teman

Happy reading.

***

Kemarin aku dicurhatin sepupuku yang namanya Vezia-Kakaknya Nico. Ceritanya dia udah pacaran selama 8 tahun. Namun, tiba-tiba si cowok mutusin dia gara-gara mau nikah sama cewek lain. Aku tahu perasaan dia. Aku tahu rasa sakit akibat nggak bisa memiliki pria yang kita cintai, tapi menurutku Vezia lebih beruntung daripada aku. Hubungan dia dan mantannya pernah ada kata 'cinta' yang saling terucap, status hubungan meraka jelas, dan berpisah dengan kata 'perpisahan'. Setidaknya Vezia lebih beruntung daripada aku yang pernah didekati tanpa kata 'cinta'.

Saat itu cara Kak Rama mendekatiku, membuatku berekpektasi terlalu tinggi. Dan berakhir dengan perpisahan tanpa ada kata 'selamat tinggal'. Hubungan kami tidak ada kejelasan dan titik temunya. Kak Rama menjatuhkan anganku yang sudah setinggi langit saking bapernya. Kami dulu dekat hanya dalam waktu singkat, lalu semuanya lenyap menjadi cerita tanpa ending. Aku merasa seperti mainan yang kapan saja bisa dibuang kalau nggak dibutuhin lagi. Dan sakarang ... orang yang menjatuhkan anganku berada di satu ruangan denganku.

Bertemu dengan Kak Rama lagi setelah bertahun-tahun berpisah membuatku mati gaya di persidangan. Sepanjang dia ngoceh baca dakwaan, aku hanya melongo kayak orang bego. Pria itu kini telah bermetamorfosis jadi jaksa beneran. Dia telah berhasil mewujudkan impiannya. Mataku sampai nggak berkedip lihat Kak Rama yang sekarang pakai toga jaksa dengan lugas menjelaskan tindak kriminal yang dilakukan oleh terdakwa.

"Terdakwa saudari Ima mengajak Yudhi ke rumahnya setelah mereka pergi ke pusat perbelajaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terdakwa saudari Ima mengajak Yudhi ke rumahnya setelah mereka pergi ke pusat perbelajaan. Ima mengajak Yudhi ke dalam ruang tamunya, lalu membuatkan teh hangat untuk Yudhi. Namun, setelah meminum teh itu Yudhi merasakan sesuatu yang aneh pada tubuhnya. Yudhi menjadi bergairah, dan selanjutnya mereka melakukan hubungan yang seharusnya tidak dilakukan oleh pasangan bukan suami-istri. Setelah Yudhi sadar sepenuhnya, terdakwa Ima memeras Yudhi dengan meminta sejumlah uang yang nominalnya besar. Yudhi menolak, tapi Ima mengancam akan menyebarkan video ....," Suara Kak Rama serasa menghipnotisku. Aku mematung dan sempat kehilangan fokus pada persidangan.

Sumpah, aku sampai gelagapan saat membacakan pasal di depan hakim ketua. Tenggorokanku rasanya kering dan lidahku kelu. Untungnya aku bisa mengendalikan diriku. Salah tingkah di tengah persidangan gara-gara ketemu cinta pertama kayak gini nggak lucu banget.

"Bagaimana, Penasehat Hukum?"

"Yang mulia, saya tidak yakin saudari Ima melakukan kejahatan yang disebutkan oleh Yudhi dan Saudara Penuntut Umum. Saat itu Ima tidak mencurigai apa pun karena Yudhi merupakan sahabatnya sendiri. Ketika sudah sampai di rumah, Ima memang memberikan teh kepada Yudhi. Namun, Ima tidak memberikan obat atau zat apa pun di minuman Yudhi. Justru Ima yang mendapat ancaman dari Yudhi agar mau melayani nafsu bejatnya. Dan obat yang ditemukan dalam sampel teh yang telah ditemukan oleh penyidik kemungkinan dimasukkan oleh Yudhi sendiri. Saya akan menunjukkan rekaman cctv di rumah saudari Ima ....," Aku berusaha sebaik mungkin membela klienku yang seharusnya malah jadi korban, bukan terdakwa.

Carpe Diem (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang