Bantu cek typo ya gaes.
***
[Malang, Februari 2021]
Kalau boleh jujur, terkadang aku merasa takut menghadapi hari esok. Alasanku karena takut keasalahan yang sama di masa lalu akan terulang di masa depan, takut harapanku tidak terwujud atau pun takut akan kehilangan seseorang yang sangat berarti. Dan sekarang aku berada di Kota Malang. Kota yang dulu pernah menjadi saksi bisu segala perjuanganku mengejar Kak Rama. Segalanya terjadi di Kota ini mulai dari dari perkenalanku dengan Kak Rama, kedekatan kami hingga keputusanku untuk menghilang. Perpisahan kami juga terjadi di Kota penuh kenangan ini. Semuanya masih tercatat lengkap di dalam memoriku.
Langkahku keluar dari Stasiun Kota Baru yang letaknya sangat dekat dengan gedung DPR dan SMA Tugu. Aku masuk ke dalam taksi online yang kupesan untuk mengantarkanku ke Hotel yang sudah aku booking sebelumnya. Mataku memindai suasana gedung DPR, SMA Tugu dan sekitarnya saat melewatinya. Di sinilah pertama kali aku mengenal Kak Rama setelah bertahun-tahun jadi secret admirer-nya. Lucu sekali kalau ingat tingkah konyolku dulu. aku sampai ingin tertawa mengingatnya. Namun, sekarang aku malah ingin menertawakan kebodohanku yang nyatanya nggak bisa membuang ingatan tentang Kak Rama. Aku mengingkari janji pada diriku sendiri.
Hotel Swiss Bellin tempatku menginap lokasinya di sebelah kampusku dulu dan di belakang Transmart. Dulunya Transmart ini adalah gedung MX Mall. Kota Malang yang sekarang banyak yang berubah. Lebih bagus menurutku. Ada beberapa gedung baru, ada juga gedung lama yang direnovasi, taman-taman kota yang semakin dirawat apik sampai tempat-tempat yang bisa dijadikan tempat nongkrong atau destinasi wisata baru. Mungkin usai dari acara resepsinya Kak Devan dan Kak Meidina aku bisa jalan-jalan sebentar sebelum kembali ke Jakarta.
Aku membayar ongkos taksi saat sudah sampai di hotel. Sekarang aku berjalan menuju kamarku setelah mengambil kunci dari resepsionis. Aku sengaja memilih hotel ini karena letaknya strategis di tengah kota. Intinya kalau nginep di hotel ini mau ke mana-mana dekat karena lokasinya diantara bangunan kampus, mall dan sarana publik lainnya yang. Aku langsung membersihkan diri ketika masuk kamar. Setelah selesai mandi aku merapikan baju-bajuku di walk in closet. Kubuka gorden dan jendela yang langsung menghadap ke arah luar. Kuhirup dalam-dalam udara malam Kota Malang yang masih sama segarnya seperti dulu. Sangat segar dan menenangkan.
Lamunanku di jendela buyar ketika mendengar bunyi HP yang berbunyi. Ada pesan dari Okta yang menanyakan aku sudah sampai aku atau belum. Aku langsung membalas pesan itu. Dan tak lama kemudian dia menghubungiku lewat video call. Seperti biasa Okta meneleponku dengan keadaan masih memakai setelan kerjanya. Tentu saja dia baru pulang dari kantor.
"Halo, Ta. Ada apa?"
"Halo, Yang. Cuma mau ngasih tahu kamu kalau aku udah nemu WO yang bagus. Kalau MUA masih cari referensi yang bagus."
"Oh, iya. Kok kamu gercep banget sih, Yang."
"Iya kan aku udah serius mau nikahin kamu, Yang. Emang kamu mau nunda lagi?" tanyanya. Sementara aku sendiri malah kebingungan mau menjawab apa. Aku ingin menikah tahun ini, tapi tiba-tiba ada sesuatu yang membuatku ragu. Entah itu apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Carpe Diem (Sudah Terbit)
RomanceShanayra Indica, atau yang biasa dipanggil Nayra. Ia seorang pengacara muda yang cerdas dan sukses. Semasa kuliah ia pernah mengukir kisah indah bersama seorang pria yang sangat berharga di masa lalunya, tapi kisah indah itu berakhir begitu saja saa...