II - Targaryen

34K 3.3K 81
                                    

Bianca menyesap teh hijau miliknya sambil bermanja - manja di lengan sang ayah. Sudah sejak seminggu yang lalu dia berbaikan dengan ayahnya. Sup rumput laut dan shouffle pancakes memang manjur sebagai sogokan, bahkan kedua kakaknya ikut meperebutkan potongan pancake terakhir. Namun tentu saja dengan syarat jangan sering keluar malam lagi.

Sore ini waktunya laporan kerja, telah menumpuk dokumen - dokumen negara di minggu sebelumnya di atas meja panjang yang di peruntukkan untuk rapat pejabat dan raja. Di dampingi Putri mahkota, Putri sienna, Sebastian, River, perdana menteri, dan semua menteri dari kementrian masing - masing.

Sebagai anak bungsu yang hanya dirawat oleh sang ayah, semua penghuni Vanfald memaklumi kelakuan manja Bianca pada baginda raja walaupun telah melewati masa debutante 2 tahun yang lalu.

Raja Arlo mengambil beberapa berkas laporan ekonomi dan keamanan milik Bianca kemudian membacanya. Beliau mengangguk - angguk puas melihat hasil kerja putri manjanya, Bianca sangat berbeda dari putri - putri bungsu kerajaan lain yang pernah dia liat. Walaupun anak terakhir dia ikut membantu banyak di kerajaan, bahkan anaknya bisa mengatur pertahanan militer dengan baik. Raja Arlo yakin istrinya sangat bahagia melihat perembangan anak - anaknya dari sana.

"Aku melihat jadwal kalian bertiga, kalian diundang ke pesta debutante putri Targaryen. Apakah kalian telah menyiapkan kebutuhan selama seminggu disana?" Raja Arlo menunjuk ketiga putrinya.

"Aku telah selesai menyiapkan kebutuhanku serta kereta kudanya sejak seminggu yang lalu, kau tak perlu khawatir ayah," Putri Colette memberikan senyum manis keibuan miliknya.

"Aku juga sudah siap ayah, semua barang - barangku telah lengkap dari gaun, aksesoris, perias wajah sampai parfum khusus buatan ahli parfum ternama kerajaan. Aku harus tampil sempurna, siapa tau banyak pangeran yang langsung melamarku! Aku sangat antusias! sudah lama tidak berkunjung ke pesta mewah Targaryen," Putri Sienna menggenggam kedua telapak tangannya sambil membayangkan adegan - adegan romantis dibenaknya.

Bianca tertawa. Kakaknya ini selalu berlebihan.

"Apa yang kau tertawakan adik kecil? Lihat saja aku yang akan duluan menikah daripada kak Colette, aku akan membawa pangeran tampan!" Sienna memandang adiknya kesal, dia mengambil kipas yang diletakkan di meja dan mengipasi dirinya.

"Ah jangan bilang kau mau menggaet putra mahkota Targaryen, kau akan kaya dengan cepat kak,"

Semua menteri terkesiap, begitu juga Raja Arlo. Jangan sampai mereka berbesan dengan Targaryen, jika mereka punya niat tidak baik Targaryen bisa saja mengendalikan Vanfald lewat haknya sebagai menantu.

"Anda benar - benar ingin menggaet putra mahkota mereka yang mulia?"

"Jangan yang mulia,"

"Tidak bisa dibiarkan yang mulia,"

"Pangeran yang lain saja yang mulia,"

"Atau anak - anak kami saja yang mulia,"

Semua menteri menyuarakan ketidaksetujuan, ruang rapat menjadi ramai. Sienna menatap tajam pada Bianca, adiknya benar - benar biang keladi yang meresahkan. Siapa juga yang mau dengan pangeran yang selalu mengurung diri sudah pasti karena dia terlalu jelek dan kejam!

"Cukup! Aku tidak ada niat ingin menggaet putra mahkota jelek dan kejam, yang ku katakan tadi pangeran tampan ditambah baik hati! Aku tidak ingin disiksa dan menjadi buruk rupa di Targaryen!" Sienna mencebikkan bibir tipisnya dan menarik napas panjang.

Para menteri terlihat lega. Bianca mengulum bibirnya menahan tawa. Awalnya dia hanya main - main mengatakannya, tak disangka respon para menteri sangat berlebihan.

The Crown PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang