"Cepat habiskan,"
Suara berat Felix menghentikan aktivitas saling mengomeli tanpa suara antara Jasper dan Bianca, keduanya kembali makan dengan serius. Saat ini mereka makan bersama atas usul Bianca dengan alasan agar lebih akrab, padahal sebenarnya agar tidak diomeli sendiri.
Felix tidak ikut makan karena topengnya, Perasaan Felix saat ini sedang campur aduk antara kesal dan lega karena istrinya keluar dari istana dengan pria yang dia kenal. Selain sebagai pemimpin guild paling terkenal dan ketua salah satu perserikatan dagang di Targaryen, mereka sempat akrab saat kecil dulu namun sekarang hanyalah hubungan bisnis.
Suasana yang awkward membuat Bianca menyesap wine-nya lagi, tidak ada satupun yang berani memulai pembicaraan. Begitu juga dengan Jasper, sebenarnya dia mau membuka mulut namun diurungkan karena mengingat perseteruannya dengan Felix dulu. Akhirnya yang mereka lakukan hanyalah meminum beberapa botol wine yang berada di meja diawasi oleh Felix.
"Ide siapa ini?" Tanya Felix memulai interogasi.
Hening sesaat, kedua pelaku meminum wine mereka hingga tuntas.
"Maaf, Den.. maksudnya yang mulia," Jasper refleks menundukkan kepala ketika Felix melotot saat dia menyebut nama kecilnya.
Felix menghela nafas panjang, sepertinya mereka mulai akrab sejak Bianca menjadi pelanggan guild. Walau penasaran apa pesanan istrinya, dia berusaha tak mencari tau agar Bianca tak merasa dikekang. Seperti kata Orion si pakar percintaan, wanita lebih suka diberi kebebasan jadi mereka akan semakin lengket pada kita.
"Tidak ada unsur pemaksaan?" Tanya Felix yang dibalas anggukan cepat keduanya.
"Baiklah, kalian kemana saja seharian ini?"
Jasper dan Bianca saling menatap, seakan saling telepathy agar jawaban mereka tak berbeda.
"Kami pergi ke pasar, berjalan - jalan dan membeli beberapa barang lucu," Bianca menunjuk kantong kecil berisi barang - barang yang tadi dibelinya, "aku membelikan sesuatu untukmu juga," lanjutnya merayu.
Felix mengangkat sebelah alisnya, "kemana lagi?"
Keduanya menatap satu sama lain dan menggerakkan mata sebagai kode.
"Terus kita ke toko buku, iya kan Jas?" Bianca memberikan senyum peringatan pada partner in crime-nya.
"Hahaha benar sekali!" Seru Jasper mengajak high five.
Bianca tertawa paksa dan menggerakkan tangan menyambut high five pria itu, namun Felix tiba - tiba berdehem keras ketika tangan mereka hampir bersentuhan. Keduanya pun langsung menarik tangan masing - masing, kemudian menunduk bersamaan meratapi nasib.
Sekali lagi Felix menatap tajam keduanya, "baiklah, aku percaya,"
Keduanya dengan heboh bangun dari duduknya, menampilkan wajah sangat bahagia dan menari - nari ceria. Hal itu tanpa sadar membuat Felix tersenyum dari balik topengnya.
Felix menjentikkan jari, seorang ksatria masuk memberi hormat, "Bian, kau bisa pergi ke kamar milikku,"
Bianca dengan cepat menghampiri Felix dan memeluknya, "Terima kasiiih!"
Felix sempat membeku di tempatnya, sepertinya pria itu belum biasa seintim ini dengan lawan jenis. Setelah itu Bianca menghampiri Jasper akan memeluknya juga, Jasper menyambut rentangan tangan Bianca dengan senang hati. Lumayan dipeluk wanita cantik.
"HEH!" Protes Felix yang langsung bangkit dari kursinya.
Pria itu menarik Bianca mendekat dan menatap tajam Jasper, sang korban tatapan maut berdehem sambil menggaruk lehernya yang tak gatal. Salah lagi.. salah lagi, batin Jasper meringis.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crown Princess
FantasyBianca Sabine Camille, putri bungsu dari kerajaan kecil nan makmur diujung barat bernama Vanfald. Kerajaan yang dipenuhi oleh para pengendali element air. Dia disebut sebagai putri kesayangan rakyat Vanfald, Cerdik dan terkenal berandal. Suatu ketik...