XXI - Up to you

19.1K 1.5K 52
                                    

Bianca mengecek jendela dan pintu menara, untung saja keduanya terbuat dari kayu. Jika melihat dari bahannya yang sudah lapuk, jendela lebih mudah dihancurkan. Gadis itu menyiapkan kuda - kuda, dia akan menghancurkan jendela dengan tendangan. Dia mulai mengayunkan kaki kanannya setinggi pundak, dimana sejajar dengan tinggi jendela.

BRUGGG!

Bianca tersenyum puas, jendelanya telah hancur. Sebelum memanjat naik, dia memasukkan berkas ke dalam pakaian dalamnya terlebih dahulu. Untung saja dia menggunakan pelindung tubuh dari kain yang lumayan tebal jadi menutupi bentuk dari dokumen. Tak lupa dia bersiul sebanyak 2 kali untuk memberitau tanda lokasi pada Ed, burung elang milik River. Dia yakin burung pintar itu akan mendengar siulannya.

Bianca mulai memanjat jendela, kemudian memasukkan badannya. Dia melompat dan mendarat sempurna di lantai bagian dalam menara, gadis itu melihat sekitar. Menara yang sangat kotor dan penuh debu, ruangan ini sepertinya pernah ditempati oleh orang jika dilihat dari berbagai macam perabotan yang ada disini.

Karena penasaran, Bianca mendekati sebuah meja panjang yang berisi bingkai - bingkai lukisan dan sketsa berukuran sedang. Gadis itu mengambil salah satu bingkai lukisan yang ukurannya paling besar dan berada di tengah - tengah meja, dia mengusap debu yang menutupi. Terlihat seorang wanita yang tersenyum haru menggendong seorang bayi, yang membuat Bianca terpesona adalah wanita itu sangat cantik dengan mata merah dan rambut hitam tergerai indah.

"Wow, sangat cantik,"

Bianca membalik lukisan itu, disana tertulis "FHR". Dia menaikkan bahu, tak ingin berpikir. Gadis itu menaruh lukisan itu kembali, namun karena bingkai yang sudah lapuk hampir saja lukisannya terjatuh. Bianca sedikit panik.

"Huuft~ hampir saja," ucapnya sambil menaruh lukisan dengan sangat hati - hati.

Bianca melihat - lihat lagi lukisan lainnya, kali ini tanpa disentuh. Lukisan - lukisan itu menggambarkan portrait kehidupan wanita itu dari masa remaja hingga menjadi seorang ibu. Bianca dapat melihat bahwa wanita itu salah satu alumni akademi dari seragam yang dipakai, bahkan dia memiliki banyak lencana di bagian dada yang menandakan bahwa wanita itu sangat berprestasi. Lukisan - lukisan itu membuat Bianca berwow ria karena takjub dan terkadang terkekeh melihat ekspresi konyol wanita itu.

Netra biru Bianca kemudian tiba di 2 buah lukisan yang terlihat bolong pada bagian kepala para partner wanita itu seperti sengaja disulut api agar tidak terlihat. Dimana pada lukisan pertama, wanita itu memakai gaun pernikahan digandeng oleh seseorang yang Bianca yakini adalah suaminya, entah kenapa Bianca merasa wanita itu terlihat tertekan dan satu - satunya lukisan tanpa senyum. Lukisan bagian kepala pria itu bolong disulut api.

Sedangkan pada lukisan - lukisan berikutnya berupa wanita itu bersama 6 orang yang Bianca asumsikan sebagai teman - temannya sedang bergandengan memakai seragam akademi. Wanita itu tersenyum lebar, dapat Bianca rasakan bagaimana cerianya suasana ketika dia bercanda bersama teman - temannya. Namun lagi lagi, lukisan pada bagian kepala 3 orang itu bolong disulut api.

Entahlah, apakah pemilik kamar punya dendam pada orang - orang sehingga pada bagian kepalanya dibolongi? Atau pemilik kamar ini mempunyai obsesi pada wanita yang dia lukis?

Bianca bergeser menuju bingkai - bingkai yang tersusun rapi di ruang antara meja dan tembok, lukisan - lukisan itu terlihat rusak dan ditutupi cat hitam abstrak.

"BIANCA!!

"YANG MULIA PUTRI MAHKOTA!!"

Gadis itu sontak mengalihkan atensinya pada sahutan - sahutan orang - orang dari bawah menara. Mereka sudah menemukan lokasinya, Bianca tau Ed tidak akan pernah mengecewakannya.

The Crown PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang