Akademi Domhnall
—27 tahun yang lalu
Seruan-seruan melengking memekakkan telinga tak membuat tidur seorang pria tampan berambut coklat khas Vanfald terusik. Tubuh tinggi nan atletis itu tertidur nyaman diatas batang pohon oak raksasa yang tumbuh dipinggir arena latihan akademi.
Tak perlu heran mengapa para gadis berkumpul di pinggir arena dan merelakan pita suara mereka berisiko terputus demi seorang pria tampan lainnya yang sedang sparing bersama seorang senior yang menantangnya duluan. Pria tampan kali ini berambut hitam dan bermata merah khas Targaryen, dia sedang menikmati bagaimana lawannya kesusahan mencari celah untuk mengenai seinci tubuhnya dengan pedang.
Pria itu terkekeh sembari menolehkan kepalanya ketika pedang besi itu melaju lurus hampir mengenai lehernya, beberapa detik kemudian dengan cepat dia menyerang ulu hati sang lawan dengan pedang kayu miliknya.
Bugh!
"ARGH! F*CK, BOCAH BAJINGAN!" Seru sang lawan memegang ulu hatinya yang perih.
Pria itu memutar bola matanya lelah, "ck membosankan, kapan ini selesai? Kau sangat lambat, apa susahnya mengenaiku?"
Para penonton yang mendengar keluhan sang putra mahkota Targaryen itu hanya bisa meringis. Ayolah, pria itu sejak tadi sangat pintar berkilah seakan - akan tau pedang lawannya akan terarah kemana. Dia terlihat bermain - main selama 30 menit pertandingan, sedangkan sang lawan sudah berusaha keras hingga terlihat kelelahan.
"Diam kau bajingan!" Sahut sang lawan dengan nafas terengah - engah.
Lagi lagi para penonton hanya bisa meringis. Banyak yang bertanya tentang bagaimana senior itu memiliki banyak keberanian untuk menantang dan berkata vulgar pada putra mahkota Targaryen yang terkenal dengan skill berpedangnya yang tak tertandingi, bahkan Master Declan, swordmaster yang mengajar di akademi mengakui kemampuan pangeran Targaryen itu.
Sang putra mahkota tertawa ketika lawannya terjatuh setelah pria itu berkilah dan memukul belakang lututnya. Lawannya jatuh dengan posisi memalukan, yaitu posisi bersimpuh dengan pedang terlepas dari tangan seperti orang yang telah menyatakan kekalahan. Melihat itu, para penonton pertandingan tertawa meledek.
"Putra mahkota Halley!"
"Putra mahkota Halley!"
Sorak sorai mereka menggema merayakan kemenangan remeh dari putra mahkota Targaryen itu, walau mereka tau sejak awal siapa pemenangnya.
Halley tertawa sombong, pria itu mengangkat tangannya sambil memutar tubuh. Tak lupa memberi flying kiss kepada gerombolan penggemarnya yang berseru melengking.
"Sialan," gumam kecil sang lawan yang tentunya tak didengar oleh Halley yang sedang sibuk.
"Kau pria bajingan menjijikkan. Menggoda semua gadis tak peduli dia sudah memiliki pasangan atau tidak dan gara-gara kau.. sialan! kekasihku memutuskanku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crown Princess
FantasyBianca Sabine Camille, putri bungsu dari kerajaan kecil nan makmur diujung barat bernama Vanfald. Kerajaan yang dipenuhi oleh para pengendali element air. Dia disebut sebagai putri kesayangan rakyat Vanfald, Cerdik dan terkenal berandal. Suatu ketik...