Beberapa hari setelah kejadian dimana Den datang membawakan Bianca seekor anjing kecil berbulu lebat dan seputih salju, gadis itu menjadi lebih ceria dan sering berjalan - jalan keluar.
Dia bahkan terkejut ketika salah satu pelayan dari Targaryen yang lumayan akrab denganya bernama Sahana mengajaknya menuju 2 air terjun cantik di pekarangan taman istana, selama ini dia hanya berada di kamar, perpustakaan untuk belajar dan berjalan di lorong.
Dia belum pernah berjalan jauh dari kediamannya karena belum terlalu hapal dengan denah istana dan sedikit takut tersesat. Banyak rumor di luar Targaryen yang mengatakan bahwa istana ini memiliki banyak ruangan rahasia di setiap sudut istananya sebagai tempat penyiksaan para penjahat.
Bianca tidak terlalu percaya karena dia tidak pernah mendengar suara mengerikan seperti teriakan atau apapun yang berhubungan dengan penjara, namun sebelum datang kesini ayahnya berpesan untuk berhati - hati terhadap rumor itu.
Karena dia mempercayai ayahnya, Bianca menjadi waspada terus selama di Targaryen walaupun semua orang disini terlihat baik dan ramah, kecuali Sylvie dan para pencemburu yang punya sifat mengerikan.
"Yang mulia putri, Yuki sepertinya menyukai tamannya. Dia sangat antusias," Sahana menyahut dari belakang membuat Bianca tertawa.
Setelah memikirkannya semalaman akhirnya dia mendapatkan nama untuk anjing kecil pemberian Den dengan nama Yuki. Melihat bulu putih lebatnya mengingatkan Bianca pada salju sehingga gadis itu menamainya dengan Yuki.
Bulu seputih salju dan mata bulat biru, Yuki benar - benar mengingatkannya pada suasana Vanfald.
Bianca tersenyum lebar. Den, si pria bertopeng misterius yang selalu datang ketika dia butuh teman. Pria itu selalu datang dengan cara dan hal yang tak terduga, dari apel yang tidak pernah absen di sakunya dan sekarang Yuki. Pria itu seperti tau dia butuh apa.
"Astaga! Yang mulia putri, kelopak bunganya menjadi berantakan," teriakan Lyra menyadarkan Bianca.
Gadis itu menatap kelopak bunga yanh tinggal putiknya saja, seharusnya bunga ini dia petik untuk merangkai bouquet pada pelajaran merangkai besok. Gadis itu mendesah panjang, gara - gara Den dia jadi tidak fokus.
Tangan Bianca menepuk kedua pipinya, mata bulatnya melebar. Gadis itu meyakinkan diri dengan mantap. Sadar Bianca! Kau tunangan orang, jangan suka memberi cinta ke lain hati! Ingat putra mahkota yang berjuang demi negara di wilayah perang sana, ingat dia tunanganmu!
"Yang mulia putri, anda tidak apa - apa?" Marley berinisiatif menanyai tuannya yang sejak tadi melamun terus.
Bianca berbalik dengan senyum, "aku tidak apa - apa, sepertinya kita harus menjelajah kebun bunga ini untuk mengumpulkan bunga yang cantik. Kita akan membuat bouquet tercantik yang akan membuat kepala pelayan menjadi terkagum - kagum,"
Lyra, Marley dan Sahana mengangguk - angguk mengerti. Mereka berpencar dengan keranjang masing - masing. Bianca tersenyum lebar, mereka memang cepat sekali mengerti. Gadis itu berlari - lari kecil mengejar Yuki yang sangat antusias dari tadi menggonggongi kupu - kupu cantik yang berterbangan di antara bunga - bunga.
Sesekali gadis itu tertawa melihat tingkah Yuki yang berguling - guling gemas mengejar kupu - kupu.
"Haha Yuki kau lucu sekali, kupu-- AARGH!"
Tiba - tiba dari arah langit sesuatu yang bulat jatuh di depan Bianca, membuat gadis itu terkejut dan terpeleset sehingga keranjang bunganya menjadi jatuh bertebaran. Sekarang dia terlihat seperti mayat yang akan dimakamkan dengan bunga - bunga yang menyelimutinya.
"Aduuh," Bianca mengeluh.
Untung saja dia melindungi kepala belakangnya sehingga tidak terlalu pusing, walaupun seluruh badannya menjadi pegal - pegal gara- gara jatuh dengan spontan di tanah yang banyak kerikil ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crown Princess
FantasíaBianca Sabine Camille, putri bungsu dari kerajaan kecil nan makmur diujung barat bernama Vanfald. Kerajaan yang dipenuhi oleh para pengendali element air. Dia disebut sebagai putri kesayangan rakyat Vanfald, Cerdik dan terkenal berandal. Suatu ketik...