XIX - Damn it

20K 1.8K 68
                                    

Musim dingin akan segera tiba. Menurut perkiraan musim dingin kali ini akan lebih dingin dari sebelumnya karena diperkirakan akan datang badai salju. Karena itulah pada pagi hari ini Felix dan Orion berkumpul di gazebo taman untuk mendiskusikan kesiapan menghadapi musim dingin.

Orion menepuk bahu Felix yang sedang serius menghitung penyimpanan lumbung di setiap duchy, "Kalian bekerja terlalu keras, cepat berikan aku keponakan,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Orion menepuk bahu Felix yang sedang serius menghitung penyimpanan lumbung di setiap duchy, "Kalian bekerja terlalu keras, cepat berikan aku keponakan,"

Felix memutar matanya melihat sang asisten yang sejak tadi selonjoran menatap malas kertas - kertas penuh tulisan itu. Karena persahabatan mereka yang sudah terjalin sejak balita, Orion adalah satu - satunya orang -sekarang ditambah Bianca- yang bisa seberani ini menggunakan bahasa non-baku dan bertingkah seenaknya pada Felix.

"Kau saja yang menikah sana!" Ujar Felix mendorong telapak kaki Orion yang bertengger dipahanya.

Orion tertawa, "ini semua karenamu, aku tak pernah punya waktu liburan,"

Felix mendengus, "padahal kau selalu menggoda para wanita dan pelayan istana, kau bahkan lebih senior dariku soal percintaan. Kemaren wanita mana yang mendesah di kamarmu?"

Orion nyengir tanpa dosa. Ketika ingin menjawab, tiba - tiba matanya menangkap sesuatu yang tak asing. Seseorang sedang mengintipi mereka dari balik pilar istana, dilihat dari kain yang mencuat pelakunya pasti wanita.

"Fel-"

Seruan Orion terpotong oleh tangan Felix yang mendorong pipinya menatap dokumen, Orion tau pria di depannya menyadari tatapan penguntit namun pura - pura tidak tau. Hanya 1 orang yang berhasil membuat Felix seperti ini.

"Apa itu Bian-"

"Yang mulia putri mahkota," potong Felix mengoreksi.

Orion mengerutkan dahi heran, "apa kalian sedang main permainan anak kecil?"

"Diam dan perhatikan," Felix mengabaikan pertanyaan Orion dan melanjutkan pekerjaannya. Namun tetap saja matanya tak bisa fokus ke dokumen, sudut mata pria itu mengikuti arah gaun putih yang sedang berlari kecil kemudian bersembunyi sambil melihat ke arah mereka.

Dia tau gadis itu sedang menghindarinya sejak kejadian di kamar 2 hari yang lalu ketika dia mengobati Bianca, Felix tau gadis itu masih malu padahal dia hanya menganggapnya sebagai lelucon.

Bianca sudah pergi dari lorong. Sontak kedua pria tampan itu saling menatap dan tertawa geli sampai perut mereka sakit. Bianca sangat lucu. Orion menggelengkan kepala tak mengerti masalah asmara sepasang anak muda ini

"Hahaha kau lihat tadi bagaimana dia berlari dengan waspada dari pohon satu ke pohon lainnya? Dia terlihat seperti tupai terbang hahaha," ucap Felix tak henti - hentinya tertawa sambil memukul lengan Orion.

"Hahahaha kurang ajar, kau menghina istrimu. Dasar pasangan gila hahaha," Orion menyeka air matanya yang keluar dari sudut mata, melanjutkan sisa tawa.

Perkataan Orion membuat Felix menghentikan tawanya dan kembali memberikan ekspresi serius, pria itu berpikir. Entah apa isi pikiran tuannya, Orion memprediksikan pria itu punya niat tidak baik. Felix tiba - tiba tersenyum licik, membuat hipotesa Orion benar - benar akan terjadi.

The Crown PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang