"Yang mulia putri mahkota, berikut data diri dayang - dayang yang direkomendasikan yang mulia ratu," ucap Sage dengan sopan, walaupun senyum di wajahnya terlihat terpaksa.
Wanita paruh baya itu menyerahkan 5 tumpukan dokumen berisi data diri lengkap semua dayang pribadi yang direkomendasikan ratu Saia kepada Bianca. Sejak Bianca sering membuatkan berbagai makanan lezat untuk ratu Saia, wanita paruh baya itu menjadi lebih bersahabat padanya walaupun kata - katanya tetap tajam dan menguji kesabaran.
Karena sang majikan semakin meleleh dengan sogokan demi sogokan Bianca, para dayang dan pelayan pun menjadi ikut baik pada Bianca, Lyra, Marley dan juga
Bianca membalik halaman per halaman, yang dia cari adalah dayang yang pintar dalam mengurus administrasi dan pemerintahan karena sekarang sebagai putri mahkota yang sibuk dia perlu orang pintar dalam bidang itu untuk mengatur keuangan, masalah istana dan teman diskusi dalam politik.
Bianca sudah memilah dan mendapatkan 2 kandidat yang menurutnya cocok untuknya. Setelah membaca latar belakang dan esai dari calon kandidat, dia akhirnya menemukan 2 orang yang menurutnya cocok menjadi dayang pribadinya.
"Aku memilih 2 orang ini, berikan surat penerimaan pada mereka,"
Sage mengangguk mengerti, "baik yang mulia putri mahkota, perintah anda segera saya laksanakan,"
Bianca tersenyum kaku, sikap penurut Sage membuatnya sedikit tidak nyaman karena sebelumnya wanita itu selalu bersikap seperti melihat serangga setiap kali melihat Bianca.
Sage dan pelayan lainnya meminta izin untuk mengundurkan diri yang diberikan anggukan setuju oleh Bianca, tak lupa senyum kaku dari Bianca, Lyra dan Marley. Namun sebelum menutup pintu, Sage membalikkan badan menatap Bianca dengan senyum lebar sambil mengeluarkan sebuah kertas berwarna merah dari sakunya.
Bianca mendengus pelan, dia tau kertas merah itu dari siapa dan isinya apa.
"Yang mulia baginda ratu memesan dessert yang dapat mencegah penuaan dini, beliau harap hal itu sudah tersedia untuk makan siang besok," Sage tersenyum dan mengembalikan kertas merah itu ke sakunya.
"Terima kasih, sampai jumpa saat makan malam yang mulia putri mahkota yang kami sayangi," lanjutnya sambil menutup pintu dengan senyum selebar mungkin.
Sial, pekerjaannya bertambah.
]|I{•------» «------•}I|[
"Yang mulia, anda sudah sangat lelah mengurus masalah pemerintahan. Bukankah yang mulia sendiri yang mengatakan bahwa pekerjaan anda bertambah banyak? Anda harus menolak, baginda ratu bahkan tidak memperlakukan suami anda dengan baik. Beliau tidak bisa dibilang ibu mertua," sekarang giliran Marley yang mengomeli Bianca.
Bianca tertawa kecil. Kedua gadis itu benar - benar selalu kompak ya, apalagi masalah seperti ini. Seandainya saja Sahana masih bekerja sebagai pelayannya, mereka bertiga pasti akan bersahut - sahutan mengomeli Bianca dengan kata - kata yang lebih pedas.
Sayangnya, Sahana yang baru bekerja 2 bulan menjadi pelayannya itu harus berhenti karena harus merawat ibunya yang menderita penyakit jantung. Sepertinya penyakit ibunya bertambah sangat parah sampai - sampai gadis itu terlihat sangat pucat dan ingin menangis saat meminta izin untuk berhenti.
Walaupun tak rela karena kinerja Sahana selama ini bagus dan mereka juga cukup akrab, namun karena Bianca punya hati nurani dia merelakan gadis penakut itu pulang ke desanya. Tentu saja dengan memberikan beberapa kantong koin untuk membantu biaya berobat ibunya.
Namun ada satu hal yang mengganggu Bianca, intonasi suara serius Sahana yang tak pernah tunjukkan sebelumnya. Gadis itu membisikkan sebuah kalimat saat Bianca memeluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crown Princess
FantasyBianca Sabine Camille, putri bungsu dari kerajaan kecil nan makmur diujung barat bernama Vanfald. Kerajaan yang dipenuhi oleh para pengendali element air. Dia disebut sebagai putri kesayangan rakyat Vanfald, Cerdik dan terkenal berandal. Suatu ketik...