Waktu telah cepat berlalu, tak terasa hari pernikahan Bianca tinggal menghitung jam. Besok pagi statusnya akan benar - benar berubah, dari tunangan putri mahkota Targaryen yang berasal dari Vanfald menjadi putri mahkota Targaryen.
Bianca menopang dagu sambil menyilangkan kaki di pinggir kolam pemandian, jadi dia benar - benar akan menjadi warga Targaryen yang seutuhnya.
"Yang mulia putri, pewangi apa yang anda inginkan untuk air mandi anda?" Pertanyaan seorang pelayan membiat Bianca membuka mata dan menegakkan tubuhnya.
Sekarang seluruh pelayan di istana barat, kediaman Bianca selama di Targaryen sedang berkumpul. Mereka mempersiapkan semua peralatan dan kebutuhan untuk perawatan tubuhnya. Saat ini Bianca sedang dimandikan di bathtub besar, tadi dia sudah selesai di spa dan dipijat.
"Seperti biasa saja, yang vanila,"
Pelayan itu mengangguk dan meneteskan ekstrak Vanila ke dalam kolam pemandian untuk perawatannya. Sejak dulu Bianca memang menyukai aroma Vanila, bahkan warga Vanfald hafal dengan bau tubuhnya sehingga kadang dia tertangkap saat mencoba menyamar mencuri buah di pasar dengan Tian dan River.
Pagi ini Bianca (dipaksa) bangun lebih awal. Biasanya dia bangun jam 8 kemudian menggeliat dan mengumpulkan nyawa hingga jam 9, setelah itu baru bersiap - siap untuk beraktivitas. Dia termasuk putri yang pemalas jika masalah bangun pagi. Sahana bahkan sampai tidak habis pikir, katanya wanita - wanita di istana termasuk ratu bangun jam 7 pagi.
Mendengar itu Bianca juga jadi tak habis pikir, orang - orang disini sangat serius padahal Bianca tau pekerjaan perempuan di kerajaan ini tidak sesibuk pekerjaannya selama di Vanfald karena memiliki banyak pekerja laki - laki.
Tidak di seperti tempat asalnya dimana pekerja kebanyakan perempuan bahkan beberapa menteri di Vanfald adalah perempuan karena ayahnya tidak memusingkan jenis kelamin yang penting pekerjaannya bagus dan selesai dengan baik, sedangkan di Targaryen jiwa patriarki dan seksisme sangat melekat disini. Dimana para perempuan lebih didikte untuk bekerja sebagai perempuan harus bisa memasak, menyulam dan sebagainya.
Hal itu membuatnya berdecak, sepertinya hidup disini akan membuatnya terkekang. Tidak ada memanjat pohon, berenang di sungai ataupun mencuri buah di pasar lagi. Jika tau begini seharusnya sebelum berangkat ke Targaryen dia memuaskan diri berperilaku barbar ke seluruh penjuru Vanfald.
"Yang mulia putri, kulit anda sangat lembut. Saya yakin yang mulia putra mahkota akan semakin mencintai anda saat pertama kali menyentuh anda," celetuk seorang pelayan saat dia mengusapkan cairan sabun di lengan Bianca.
Sontak Bianca melebarkan matanya menatap pelayan itu horor, sedangkan Lyra, Marley dan Sahana yang sedang menyiapkan cairan sabun terbatuk - batuk karena terkejut. Dengan ragu - ragu ketiganya menatap Bianca dan meringis ketika melihat ekspresi terkejut tuan mereka.
Berbeda dari ekpresi ke empat wanita itu, semua wanita yang berada disana tersipu malu. Bianca memutar mata, apa yang mereka pikirkan?
"Jangan mengatakan hal itu, kami bahkan tidak pernah bertemu. Sepertinya aku akan menikah sendiri besok," Bianca memajukan bibirnya kesal.
Dia datang jauh - jauh untuk menikah dengan manusia, bukan dengan makhluk tak kasat mata. Bianca sudah bertekad, setelah makan malam bersama dia akan datang protes pada mertuanya. Seperti janjinya di malam pertunangan, dia akan menyeret sendiri calon suaminya agar menampakkan diri.
Bianca berdecak. Isi kerajaan ini seperti mempermainkannya, sudah cukup dia disebut sebagai tunangan yang tidak diinginkan seperti rumor - rumor yang beredar.
"Yang mulia putri, tolong jangan bersedih. Kami yakin yang mulia putra mahkota tiba besok," semua pelayan menatap Bianca dengan yakin.
Bianca terkekeh. Jawaban mereka sangat yakin, membuat perasaannya menjadi lebih baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crown Princess
FantasyBianca Sabine Camille, putri bungsu dari kerajaan kecil nan makmur diujung barat bernama Vanfald. Kerajaan yang dipenuhi oleh para pengendali element air. Dia disebut sebagai putri kesayangan rakyat Vanfald, Cerdik dan terkenal berandal. Suatu ketik...