XV - Actually why?

23.2K 2.2K 86
                                    

Setelah rapat itu, pekerjaan Bianca menjadi lebih banyak dari sebelumnya. Biasanya sebagai putri mahkota, dia hanya akan mengurus masalah istana namun sekarang dia juga harus ikut membantu permasalahan negara. Beberapa pejabat yang lepas tangan melemparkan pekerjaan mereka padanya dengan alasan sebagai pelatihan dan sialnya Bianca tak bisa menolak.

Pelatihan apanya?! Bilang saja mereka mau enak - enakan mabuk - mabukan di kasino. Bianca harap tempat terkutuk itu tidak bisa memenuhi target dan ditutup secepat mungkin.

Gadis itu meminum teh chamomile miliknya yang entah sudah gelas ke berapa, sepertinya sebentar lagi perutnya akan menggembung. Tangan yang semula lentik sudah semakin kaku sejak berjam - jam lalu. Laporan datang silih berganti sejak pagi, untung saja River membantunya disini. Ditambah dengan ruang kerja yang dia pinjam dari Felix memudahkan pekerjaan, terutama jika ingin mencari buku sumber bacaan untuk memperjelas isi berkas - berkas.

 Ditambah dengan ruang kerja yang dia pinjam dari Felix memudahkan pekerjaan, terutama jika ingin mencari buku sumber bacaan untuk memperjelas isi berkas - berkas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Riv, tinggal berapa lagi?" Bianca menatap lemas pada River yang duduk di depannya memilah tumpukan laporan dengan serius.

River tersenyum kecil, kemudian menyingkirkan anak rambut Bianca yang terbebas dari cepolannya, "10 laporan lagi, hanya tinggal di tanda tangan,"

Bianca menghela napas panjang, bibirnya dimajukan dengan kesal. Walaupun begitu tangannya tetap bergerak menandatangani satu per satu laporan, dengan River menjelaskan inti dari setiap tumpukan berkas.

Sesekali Bianca membuka mulut lebar - lebar sebagai tanda River harus menyuapinya cookies dan coklat yang telah disediakan di troli oleh ketiga pelayannya. Lyra, Marley dan Sahana sejak pagi selalu bolak - balik mengambil camilan dari dapur, kadang juga membantu membawa laporan yang telah selesai.

"Tambah sepotong lagi coklatnya," Bianca menganga lebar dengan mata dan tangan fokus pada kertas - kertas berkas.

River tertawa, jarinya sudah membawa sepotong coklat di depan mulut Bianca, "ini gigit,"

Dengan sigap gadis itu mengunyahnya. River benar - benar seperti pengasuh pribadi gadis itu.

Beberapa jam berlalu, Bianca bersorak ketika berkas terakhir sudah selesai dia tanda tangani, "AKHIRNYA SUDAH SELESAI SEMUA!"

River dan ketiga pelayan Bianca tertawa bahagia sambil menepuk tangan. Bianca dengan kepercayaan diri tinggi berjalan menuju ke depan meja, kemudian menunduk anggun sebagai tanda penghormatan.

"Terima kasih, terima kasih semua," Gadis itu tersenyum lebar, "mulai detik ini kalian akan libur sejenak sampai besok pagi, kalian bebas melakukan apa saja tanpa mengurusku! Aku akan istirahat sampai malam,"

Lyra, Marley dan Sahana menatap Bianca ingin protes, namun gadis itu sudah mengangkat tangan duluan, "jangan ada yang membantah atau gaji kalian akan di potong," ketiga pelayannya langsung menutup mulut, membuat Bianca puas.

"Sini - sini biar aku beri hadiah kalian semua," Bianca berjalan mendatangi satu persatu pelayannya dan memeluk mereka.

River berdiri menyaksikan itu semua sambil geleng - geleng kepala.

The Crown PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang