R. A. 74

1.7K 114 26
                                    

Mohon maaf aku telat upnya🙏

Aku sibuk banget belakangan ini😂

Ada yg kangen Radyan Arjuna?

Gak ada ya?

****

Akhir dari perjuangan adalah sebuah hasil. Setelah berpikir keras mengerjakan ujian akhir di kelas dua belas ini, akhirnya mereka dapat sedikit bersantai sebelum kelulusan tiba. Tak terkecuali tiga orang most wanted sekolah yang sedang bersantai di rooftop.

Masing-masing dijari mereka tersemat sebatang nikotin. Sudah lama mereka tidak merokok di tempat ini. Ralat! Mungkin hanya mereka berdua saja, sedangkan visual dari geng mereka sudah berkali-kali bahkan sering merokok disini.

Semilir angin siang ini memberi kenyamanan pada mereka dan seakan tidak rela mereka pergi dari tempat ini. Ketiganya fokus pada pikiran masing-masing, sejak mereka menginjakan kakinya disini mereka hanya sekali terjadi interaksi. Yakni merebutkan korek.

Hingga saat ini hanya satu hal yang mengganggu pikiran cowok bermata agak sipit ini. Pembicaraan mereka tempo hari masih teringat dengan jelas. Ia merasa bersalah karena sebagai sahabat dirinya malah menjauhkan dua insan ini. Ia juga merasa selama ini terlalu mencampuri urusan mereka.

Ia menatap cowok berwajah sangar itu dengan perasaan campur aduk. Meski mereka semua melakukan ini untuk kebaikan cowok itu tapi entah mengapa ucapannya saat itu benar. Posisi cowok berwajah sangar ini telah bergeser bukan lagi melindungi tapi dilindungi.

"Bos, gue mau ngomong serius sama lo," ujarnya menatap serius lawan bicaranya.

"Sok-sokan serius," cibir cowok di sampingnya.

"Diem lo bangsat!" umpatnya.

"Iye gue diem biar lo puas,"

"Gue udah gak bisa nyembunyiin semuanya dari lo," ujarnya.

"Buset! Lo demen sama Arjuna?" ujar Guntur heboh.

"Eh! Dugong! Lo ngajak baku hantam?!" ujar Bima saking emosinya dengan Guntur.

"Baperan lo, makanya kalau cerita jangan setengah-setengah!" ujar Guntur.

Bima tidak menghiraukan Guntur, Ia kembali menatap Arjuna yang ternyata menatap tajam dirinya. Bima mengelus dadanya berkali-kali untuk menetralkan rasa terkejutnya. Ia tidak ingin berdebat dengan Arjuna maupun Guntur lagi. Ia akan memaafkan atas ketidaksengajaan Arjuna.

"Gak penting gue pastiin nyawa lo melayang," ujar Arjuna dingin.

"Ngomong aja belum main ngancem aje lu," ujar Bima tidak habis pikir dengan Arjuna.

"Apa gak ada kesempatan buat Litha, Ar?" tanya Bima.

Arjuna tersenyum sinis. Untuk apa Bima bertanya jika Bima sendiri tahu jawabannya? Mereka sudah lama saling mengenal satu sama lain. Apa kurang jelas?

"Gue nanya sama hati lo bukan mulut lo," lanjut Bima.

"Kenapa?" tanya Arjuna lalu menghisap rokoknya.

"Gue gak tega sama Litha," jawab Bima.

Arjuna terkekeh mendengar jawaban Bima. Tidak tega? Yang benar saja! Jika Bima tidak tega untuk apa Ia ikut ambil adil bersama anak Deforters lainnya. Arjuna tidak suka? Jelas! Tapi Arjuna cukup diam dan menghargai kepedulian mereka. Pertanyaannya adalah mengapa baru sekarang Bima menanyakan hal itu?

Radyan Arjuna ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang